Part 33

4.1K 239 4
                                    

Assalamu' alaikum warahmatullahi wabarokatuh


Ilyas menatap orang yang menabraknya tanpa berkedip. Dunia seakan berputar ke masa lalunya, masa di mana Ilyas kecil bermain dengan wanita cantik dengan balutan jilbab panjangnya.

Waktu seakan berhenti berputar. Detik ini, detik di mana ia tak ingin bertemu masalalunya kini, gagal sudah. Semuanya terlambat, mungkin kita memang tak mau untuk bertemu, tetapi ini semua sudah ketentuan dari sang maha kuasa kita bisa apa?

"I--yas?" tanya wanita itu, Azzara Aleya Syalsabila wanita cantik dengan pipi cubby, bibir pinknya dan mata belok hitam dengan bulu mata yang lentik (cantikkan?).

Ilyas tertegun, ia tak mampu mengucapkan satu kata pun di bibirny. Lidahnya kelu, ntah apa itu yang ia pikirkan.

"Iyas! Azza kangen," lirih Azza menatap Ilyas yang hanya diam menatapnya.

Tak jauh dari mereka, Key menatapnya dengan raut yang sedang kebingungan. Tak paham dengan apa yang terjadi, karena rasa penasarannya Key mulai mendekatkan dirinya pada dua orang yang sedang berjongkok saling menatap kerinduan.

"Iyas, kok diem aja?" ucap Azza dengan nada lirih siap meluncurkan air matanya.

Siapa sih, yang tidak merasa sakit saat, orang yang kita tunggu sudah berubah? itulah yang kini Azza rasakan, ditinggalkan saat dirinya sedang dalam keterpurukan yang paling dalam, dialah wanita yang tegar selama menunggu kehadiran Ilyasnya datang.

"A--aku ...."

Sungguh Ilyas tak bisa berkata apa-apa lagi, lidahnya sangat kelu seakan ada yang mengikatnya. Matanya tak lepas dari wajah cantik Azza.

"Aku apa, Yas?" tanya Azza mulai penasaran.

Ilyas diam, dia tersadar dari keterkejutannya dan langsung memutuskan kontak matanya dengan Azza.

"Astagfirullah, sadar Ilyas," gumam Ilyas pelan.

"Iyas! mau nepatin janji Ilyas'kan?" tanya Azza dengan mata penuh binarnya.

Janji? janji apa? pikiran Ilyas terus berputar, mengingat- ingat janji apa yang telah iya lontarkan.

"Janji?" tanya Ilyas dengan raut wajah sangat bingung.

" Iya, masa kamu lupa?" ucap Azza.

"Tapi ... aku gak ngerasa punya janji," jawab Ilyas datar.

Mata binar Azza hilang, kini digantikan dengan mata sendu yang sudah mulai berair.

"Kok, Iyas gak inget," ucap pelan.

"Za! kita emang baru ketemu, tapi aku gak ngerasa punya janji sama kamu."

Mata Azza sudah mengalirkan airnya, dia tak menyangka Iyasnya sudah berubah. Iyas yang dulu selalu sigap menghapus air matanya Kini, Iyasnya yang alasan air matanya turun.

"Padahal, dulu Iyas yang menjanjikan akan menikah dengan Azza," ucap Azza lirih.

Mata Ilyas melotot sempurna, sungguh ini di luar nalarnya. Itu dulu, janjinya sewaktu masih bocah dua belas tahun yang masih polos. Namun, ternyata hal ini masih diingat oleh Azzanya.

"Gak mungkin!" tekan seseorang tepat di samping Ilyas.

Ilyas kembali di kejutkan dengan teriakan orang itu yang tak lain adalah Key. Mata Key mulai memanas siap meluncurkan air matanya.

"Ini gak mungkin'kan, Bang?" Tanya Key pelan.

"Abang, bisa jela---"

"Ini siapa, Yas?" tanya Azza memotong ucapan Ilyas.

"Em ... ini ... dia ... santri di sini. Ya, santri aku yang ikut olimpiade," ucap Ilyas datar dan gugup.

Jleb!

Sungguh jauh dari nalarnya, dia Ilyas menganggapnya hanya seorang santri. Santri? pikir Key menatap Ilyas sendu.

"Oh, iya. Aku Keyra, santrinya Gus Ilyas," ucap Key sok tegar.

Ilyas menatap Key tak percaya, bukan maksud dia buat tak menganggap Key sebagai isterinya. Tetapi, ini demi kebaikannya.

"Hai, aku Azza. Calon isteri Ilyas."

"Apa!" teriak Ilyas dan Key bersamaan.

Key menggelengkan kepalanya tak percaya. Jadi, ini alasannya Ilyas tak menganggap Key sebagai isterinya karena adanya wanita yang sangat cantik melebihi dirinya.

"Oh! Selamat," ucap Key dengan senyum manis yang ia paksakan dan langsung berlari pergi meninggalkan Ilyas yang memantung.

Air mata Key terus mengalir deras, sungguh ia tak percaya dengan semua kejadian ini. Pernikahannya baru seumur jagung sudah akan berakhir.

Sakit? tentu saja, suami sendiri tak menganggap dirinya dan sudah mempunyai calon isteri barunya yang bearti madunya.

Gusku_Imamku(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang