Distance | 0.4

131K 5.9K 113
                                    

⚠️Warning : Adult Content⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️Warning : Adult Content⚠️

Happy reading!

Jika boleh jujur, sebenarnya Olivia tidak suka berada di tengah-tengah sebuah pesta para kolega bisnis semacam ini. Olivia tidak bodoh, pesta ini hanya wadah untuk memamerkan kekayaan mereka dan kedok untuk saling menjilat.

Terdengar kasar memang, namun menurutnya itu adalah sebuah fakta. Dan Layla tidak menampik hal itu ketika Olivia mengatakannya tadi. Mommynya itu hanya terkekeh kemudian mengatakan bahwa Olivia akan mengerti pada waktunya nanti.

Olivia kembali menyesap minuman yang berada di tangannya sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling pesta. Ya semua orang nampak memainkan peran masing-masing dengan apik.

Olivia terdiam cukup lama sambil menatap ke arah seorang pria yang tak asing baginya, Aiden. Dan sialnya, pria itu juga balas menatapnya saat ini. Demi Tuhan, Olivia ingin menenggelamkan dirinya sendiri saat ini.

Bayangkan saja, Aiden, orang yang begitu ia puja-puja mengetahui bahwa sejak tadi Olivia memperhatikan dirinya. Sialan. Apa riasan wajahnya ada yang rusak?

Olivia meneguk ludahnya kasar ketika melihat Aiden yang terlihat berbicara dengan seorang pria seumuran Daddynya kemudian berjalan ke arahnya dengan gagah. Tunggu, Aiden benar berjalan ke arahnya? Sungguh, Olivia sulit mempercayai penglihatannya sendiri sekarang.

"Kau kekasihnya Benjamin 'kan?"

Sakit. Rasanya hati Olivia sakit sekali mendengar sederet kalimat yang di katakan oleh Aiden barusan. Sejak kelas X ia sudah menyukai Aiden, dan apa? pria itu bahkan mengira bahwa dirinya adalah Natalie.

Olivia tersenyum paksa, "Itu sahabat ku, Natalie."

"Maaf. Aiden," ucap Aiden mengulurkan tangan kanannya hendak menjabat tangan wanita di hadapannya.

Demi Tuhan, hanya manusia tolol yang tidak mengetahui nama seorang Aiden. Dan Olivia tidak termasuk ke dalam jajaran manusia tolol itu. "Olivia." balasnya memainkan peran sebagai orang tolol yang tidak mengenal Aiden.

"Kau sendirian?"

"Tidak, dengan Daddy dan Mommy, tapi sepertinya mereka sudah melupakan keberadaan ku." Aiden terkekeh mendengar penyataan yang menurutnya sendiri sangat bodoh. Sialan, Olivia salah tingkah berada sedekat ini dengan Aiden.

"Pesta yang membosankan." ucap Olivia dengan suara pelan sambil menghembuskan nafas panjang, Aiden menatapnya dengan satu alis terangkat "Ayo kita pergi dari sini."

Gila. Entah sudah berapa kali Olivia berusaha menenangkan detak jantungnya yang menggila karena ulah Aiden. Apa lagi saat ini ia tengah berada di dalam mobil pria itu. Ya, kalian tidak salah baca. Olivia berada di dalam mobil Aiden saat ini.

Aromanya saja sudah membuat Olivia ingin pingsan rasanya. Sangat maskulin dan Olivia langsung menyukainya. Sangat cocok dengan seorang penakluk wanita seperti Aiden, wangi mobilnya saja sudah memabukkan seperti ini.

"Seat-belt mu." ucap Aiden mendekatkan tubuhnya ke arah Olivia kemudian memangsangkan wanita itu seat-belt, tanpa ia sadari Olivia menahan nafasnya selama beberapa detik.

Olivia berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan membeli parfume dengan wangi yang persis seperti milik Aiden. Berhasil membuatnya basah. Sial. Olivia terdengar murahan saat ini.

"Yes, Mom?"

Olivia mengangkat teleponnya persis ketika mobil Aiden baru saja berhenti di depan sebuah restaurant perancis.

Olivia menggigit bibir bawahnya gugup. Bukan karena pertanyaan basic Mommynya, tapi tatapan intens Aiden yang memiringkan tubuhnya demi menatap Olivia yang tengah menjawab teleponnya.

Tubuh keduanya bahkan sangat dekat karena Aiden yang membuka seat-beltnya tadi,

"Maaf membuat mu menunggu, Aiden." ucap Olivia tersenyum merasa bersalah, Aiden menggeleng pelan "Bukan masalah."

Jemari Aiden bergerak menyentuh bibir merah Olivia kemudian mengusapnya dengan gerakan pelan, entah sejak kapan tapi dahi keduanya sudah menyatu saat ini.

"Kau sangat cantik, Olivia."

Olivia menegang mendengar suara Aiden yang baru pertama kali ia dengar menyebutkan namanya, dan detik berikutnya benda kenyal sudah mengecup bibirnya lembut dan melumatnya sensual.

- - -

Okay di part ini Aiden dan Olivia udah saling kenal, jadi mereka bakal sering bareng di part selanjutnya🤗

Btw, di setiap awal part aku ingetin kalau ini cerita mature content. Dan part selanjutnya akan menjelaskan maksud dari kata "mature content" itu.
So, mind your age, kiddos❤️

Distance [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang