Distance | 1.4

84.4K 4.6K 61
                                    

⚠️Warning : Adult Content⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️Warning : Adult Content⚠️

Happy reading!

"Diam, Olivia."

Demi Tuhan, baru kali ini Aiden takut untuk berbicara pada wanita. Ia benar-benar takut melihat tatapan Olivia yang terlihat meredup dari biasanya.

"Kau tidak mengerti maksud ku, dan jangan berasumsi aneh-aneh. Aku mempertaruhkan kau, karena aku yakin aku pasti akan muncul sebagai pemenang. Agar Dylan sialan itu tau bahwa kau adalah milik ku."

Meremas rambutnya frustasi, Aiden menatap ke arah Olivia yang justru masih betah dengen keterdiamannya.

"Olivia?"

Olivia tersenyum tipis, "Aku mengerti, Aiden."

Aiden menghela nafas lega namun detik berikutnya pria itu kembali panik ketika Olivia beranjak dari duduknya, "Kau mau kemana?"

"Aku harus pulang. Daddy dan Mommy ada di rumah hari ini."

Dan setelah mengatakan hal itu Olivia langsung meninggalkan apartment Aiden. Wanita itu bahkan tidak melirik teman-teman Aiden yang menggodanya soal sex kilat.

- - -

Entah siapa yang membentang jarak lebih dulu antara Aiden dan Olivia, yang pasti keduanya terlihat sedang sibuk dengan urusan masing-masing hingga jarang terlihat bersama. Atau justru sengaja menyibukkan diri? Entahlah.

"Jangan terus memikirkan pria itu, Olivia. Kau harus ingat bahwa sebentar lagi kita akan kelas tiga, waktunya untuk serius."

Jika dalam kondisi baik-baik saja mungkin Olivia akan tertawa lebar mendengar ucapan Lily barusan yang sangat berbeda dari biasanya. Namun kali ini ia hanya bisa berdehem singkat sebagai respon.

Lupakan soal Lily yang menyuruh Olivia untuk serius soal masa depan. Di lain tempat Aiden justru tengah sibuk dengan seorang wanita dengan rambut panjang yang terikat tinggi, Hannah.

Hampir seluruh sekolah mungkin sudah tau soal Hannah, wanita dengan surai hitam legam itu di katakan adalah Aiden versi wanita karena kepintarannya yang sebelas dua belas dengan Aiden, konyol memang.

Keduanya kini tengah berada di bangku pojok perpustakaan dengan buku tebal yang berada di hadapan keduanya, sebentar lagi Hannah dan Aiden akan mewakili sekolah dalam lomba OSN.

Ini bukan kali pertama mereka menjadi pasangan dalam perlombaan semacam itu, jadi keduanya terlihat akrab membahas hal yang tengah mereka pelajari.

"Kau ingin melanjutkan kuliah mu dimana?" tanya Aiden melonggarkan dasinya yang terasa mencekik lehernya. "Entah lah, mungkin tidak jauh-jauh dari sini." ucap Hannah dengan suara yang teramat lembut.

Parasnya yang enak di lihat, suaranya lembut, dan otak pintar. Bagi kaum adam sosok Hannah adalah paket komplit tanpa minus. Karena memang begitu lah orang-orang melihatnya selama ini.

"Memangnya kau tidak bosan di LA?" tanya Aiden mengerutkan alisnya, "Berhenti bertanya, Aiden. Kita hanya memiliki waktu empat hari untuk belajar." ujar Hannah kembali fokus dengan bukunya.

Hannah mungkin terlihat tenang dan biasa saja berada di sebelah seorang Aiden Deverson, namun dalam hati wanita itu tengah mati-matian menenangkan degub jantungnya yang menggila. Hal ini sudah berlangsung sejak Hannah paham soal cinta.

Tanpa mereka sadari, Olivia menatap keduanya dengan pandangan sulit di artikan ketika wanita itu akan melangkah menuju kantin.

Olivia kira Aiden akan mencarinya dan meminta maaf karena menjadikannya bahan taruhan saat itu.

Olivia kira Aiden sudah berakhir jatuh cinta pada dirinya seperti ending dalam novel yang biasanya ia baca.

Namun ternyata hidupnya tak seindah ending dalam novel. Aiden bahkan tidak mencarinya dan memilih mencari wanita lain.

"Olivia aku tidak mau tau, kau harus ikut camping minggu depan." ucap Natalie tak terbantahkan, Lily mengangguk setuju mendengar ucapan sahabatnya itu. Olivia mendengus sambil mengaduk jus miliknya asal,

"Kau cantik, Olivia. Memangnya tidak ada pria selain Aiden yang menarik perhatian mu?"

Rasanya Olivia ingin sekali menarik wajah Lily agar menatapnya kemudian berteriak keras mengatakan TIDAK sebagai jawaban agar sahabatnya itu bungkam. Lagi pulang memangnya Lily lupa Olivia sudah menjadi secret admirer Aiden sejak kelas X ?

"Aku akan menyuruh Benjamin mengenalkan mu dengan teman-temannya yang tak kalah tampan dari Aiden, Olivia. Kau tenang saja." ujar Natalie berusaha menghibur

"Kau tidak perlu melakukan hal itu, Natalie. Aku akan ikut camping minggu depan."

Natalie dan Lily langsung bersorak heboh mendengar ucapan Olivia barusan. Rasanya Natalie sudah tidak sabar akan menghabiskan waktunya dengan Benjamin di camping nanti sebelum kekasihnya itu akan sibuk dengan ujian.

- - -

Saya berniat publish oneshoot story sebentar lagi, ada yang tertarik?

65+ votes for the next chapter
see you!💗

Distance [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang