Distance | 0.3

137K 5.8K 217
                                    

⚠️Warning : Adult Content⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️Warning : Adult Content⚠️

Happy reading!

Olivia langsung berbalik dengan wajah tegang ke arah sumber suara. Beberapa detik setelahnya, wanita itu menghembuskan nafas lega. Setidaknya bukan Aiden yang mendapatinya meletakkan sarapan di loker pria itu. Jika itu terjadi, Olivia bisa langsung menenggelamkan dirinya sendiri di laut karena merasa malu.

"Jadi kau menyukai Aiden?" tembak Benjamin tanpa meleset sedikitpun, "Kau terlalu ingin tau." ucap Olivia menatap datar pria yang di puja oleh Natalie ini.

"Cukup menarik. Aku kira kau selama ini menyukai Natalie, tapi ternyata kau menyukai--"

"Tutup mulut mu, Ben. Sebelum aku menjauhkan Natalie dari mu." ancam Olivia dengan raut wajah serius, untungnya si Benjamin bodoh ini langsung terdiam seolah percaya dengan perkatannya.

Demi Tuhan, Natalie bahkan sudah sangat tergila-gila pada pria di hadapannya ini. Memangnya Natalie mau menjauhi Ben karena permintaan konyolnya? lagi pula Olivia itu wanita normal.

"Calm down, Olivia." ucap Benjamin menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Kau jaga rahasia ini dan aku akan mendekatkan Natalie pada mu. Deal?"

"Tentu saja!" sahut Benjamin semangat kemudian menjabat tangan Olivia paksa dengan senyum lebarnya yang terlihat bodoh. Sialan, apa Natalie benar-benar menyukai pria ini?

"Aku juga akan membantu mu dekat dengan sahabat ku, Olivia. Aiden--"

"Tidak. Aku tidak mau."

"Kau hanya perlu diam, Ben." lanjut Olivia menatap tajam Benjamin kemudian berlalu dari hadapan pria itu. Benjamin tersenyum miring melihat punggung Olivia yang mengecil kemudian membuka loker milik Aiden,

Benjamin terkekeh pelan dan mengambilnya. Roti tawar dan yogurt tanpa rasa. Kesukaan Aiden. Temannya itu memang sedikit aneh karena tidak begitu menyukai makanan dengan rasa dan ternyata Olivia mengetahui hal kecil tentang Aiden yang menurutnya tidak penting, tapi..

"Jadi kau yang selama ini meletakkan itu di loker ku?"

- - -

Olivia meremas rok pendek miliknya dengan mata memanas melihat pemandangan di hadapannya. Aiden yang tengah mencium seorang wanita dengan menggebu-gebu di ruang olahraga sekolahnya.

Sebenarnya ini bukan pertama kalinya ia melihat Aiden melakukan hal ini, sering malah. Namun rasanya tetap sama, menyakitkan. Aiden memang bukan pria baik-baik, Olivia mengatahui hal itu. Dan ia tetap menyukai Aiden.

"Olivia, apa yang kau lakukan disini?"

Olivia melempar senyum tipis ke arah pria yang saat itu mengajaknya berkenalan di bar, Logan. Untung saja ia sudah beranjak dari kegiatannya mengintip Aiden dengan wanita tadi.

"Hmm, aku mencari Natalie dan Benjamin." ucap Olivia tanpa ragu, karena pasangan itu juga sedang menunggunya saat ini. Tapi demi mengintip Aiden, Olivia memilih membuat pasangan itu menunggunya di parkiran sebelum menghabiskan waktu di mall.

"Mereka sudah menunggu mu di parkiran sejak tadi. Ayo."

Olivia mengernyit bingung melihat Logan yang kini menarik tangannya lembut menuju parkiran padahal keduanya tidak dekat. Menurut Olivia. Entah lah mungkin Logan memang orang yang supel pada siapa saja.

"Kak Logan, kau tertarik dengan teman ku hm?" tanya Natalie menggoda Logan itu dengan menaik turunkan alisnya, "Tidak, Nat. Kami tidak sengaja berpapasan tadi." ucap Olivia cepat sebelum Natalie melanjutkan omongan tidak jelasnya itu.

"Dan aku bukan kakak mu." ucap Logan sinis pada Natalie kemudian berjalan begitu saja menuju motornya, sedangkan Olivia dengan acuh memilih langsung menjalankan mobilnya menuju mall yang mereka sepakati tadi.

Adegan panas Aiden dengan wanita tadi masih membekas di otaknya, Aiden sialan.

- - -

Dugaan Olivia benar, dua hari setelah mengirimkan gambar mobil yang ia inginkan, saat ini benda dalam gambar itu sudah terparkir cantik di halaman rumahnya.

Dugaan Olivia benar, dua hari setelah mengirimkan gambar mobil yang ia inginkan, saat ini benda dalam gambar itu sudah terparkir cantik di halaman rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

OliviaKennedy i love you, dad!

Olivia terkekeh pelan membaca komentar yang di tulis Lily dalam postingannya, tentu saja sumpah serapah karena Olivia terlalu beruntung karena menjadi anak tunggal dari keluarga kaya raya. Dan juga ratusan komentar orang yang bahkan tidak di kenalnya mengenai postingannya itu.

"Daddy, i love you." ucap Olivia masih dengan senyum manis yang ada di wajahnya. Jacob turut senang melihat Olivia yang senang dengan apa yang ia berikan barusan, sedangkan istri dari pria itu hanya menggelengkan kepalanya melihat Jacob yang selalu memanjakan Olivia.

"I love you too, princess. Kau suka?" tanya Jacob lembut, "Tentu saja, Dad."

Jacob meletakkan gelas air mineral miliknya kemudian menatap Olivia yang juga baru saja menyelesaikan makan malamnya, moment seperti ini lumayan jarang terjadi di rumahnya.

"Sayang, bisa kosongkan kegiatan mu besok malam?"

- - -

Gimana sejauh ini? pada suka sama ceritanya?

Distance [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang