Distance | 1.5

85.1K 5K 115
                                    

⚠️Warning : Adult Content⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️Warning : Adult Content⚠️

Happy reading!

"Jadi, kau putus dengan Aiden?" Olivia mendengus mendengar pertanyaan dari Benjamin barusan. Natalie dan Benjamin sama saja!

"Aku tidak pernah berpacaran dengannya." jawab Olivia malas

"Maksud ku, kalian sudah tidak dekat lagi?" ralat Benjamin masih ingin tau, Lily terkekeh melihat kakak kelasnya yang terlihat sibuk mengintrogasi sahabatnya itu. Sedangkan Natalie bersikap seolah-olah tidak mendengarnya.

"Kau tau jawabannya, Ben." ucap Olivia kemudian memasukkan potongan daging ke dalam mulutnya.

Kini mereka berlima, dengan Leon yang sedang mendekati Lily, tengah berada di salah satu restaurant setelah mengelilingi mall membeli kebutuhan mereka untuk camping nanti. Ralat, kebutuhan Natalie dan Lily maksudnya.

Entah lah, tapi kedua wanita itu nampak bersemangat untuk pergi camping yang akan di laksanakan dua hari lagi. Berbanding terbalik dengan Olivia yang terlihat ogah-ogahan. Ia bahkan hanya menurut ketika Natalie atau Lily memaksanya membeli sesuatu.

"Kenapa? Captain ku memangnya kurang tampan?" tanya Leon ikut-ikutan.

Seandainya Leon tau bagaimana dulu Olivia sangat memuja Aiden, pertanyaan bodoh itu tidak akan keluar dari mulutnya saat ini. Olivia yakin itu.

"Hanya tidak cocok." jawaban singkat Olivia berhasil mengundang cibiran dari Benjamin dan Leon yang seolah tidak puas dengan jawabannya.

"Apanya yang tidak cocok? kalian terlihat serasi kok." bantah Benjamin yang di balas anggukan setuju Leon dan Natalie kompak. "Kau terlalu ingin tau, Ben. Urus saja daging gosong mu itu." sinis Olivia dengan wajah tak bersahabat.

Natalie terkekeh pelan, "Sudahlah, sayang. Kau tanyakan saja pada sahabat mu itu alasannya. Olivia tidak mungkin menjauh tanpa sebab 'kan?"

Benjamin terlihat mengangguk dengan wajah yang nampak berpikir keras. Kini mereka kembali di sibukkan dengan daging masing-masing dan obrolan singkat soal camping yang akan di laksanakan besok sampai dua hari kedepan.

Semoga saja camping sekolahnya tidak membosankan, doa Olivia dalam hati.

"Jangan bilang kau menjauhi Aiden karena balapan itu?"

Sialan. Olivia kira Benjamin terdiam karena merasa tidak tertarik lagi dengan kelanjutan hubungannya dan Aiden, ternyata pria bodoh itu tengah berpikir keras.

"Tanyakan saja pada sahabat mu itu." sinis Lily yang sejak tadi diam. Benjamin sudah bersiap akan membela Aiden namun urung karena Natalie yang menatapnya sambil menggeleng pelan.

- - -

"Olivia!"

Suara teriakan Natalie yang terdengar nyaring berhasil membuat banyak orang menatapnya, termasuk Olivia yang baru saja turun dari mobil milik Daddynya. Wanita itu tidak terlihat bersemangat sama sekali pagi ini.

Olivia menahan nafasnya selama beberapa detik ketika ia tak sengaja menatap Aiden yang juga tengah menatapnya. Pria itu terlihat sangat tampan berada di antara teman-temannya. Tunggu, memangnya Aiden pernah jelek di mata Olivia?

Olivia pikir Aiden tidak akan ikut camping hari ini, karena kata Benjamin pria itu baru memasuki babak final OSNnya kemarin malam. Dan ya, Aiden muncul sebagai pemenang dengan pasangannya yang entah siapa.

Kontak mata keduanya terputus ketika Olivia memilih kembali melangkah ke arah Natalie dan Lily yang tengah melambaikan tangannya heboh.

Bahkan ketika sudah duduk di dalam bus, jantung Olivia masih berdegup kencang karena tatapan Aiden tadi.

"Kau mau?" tanya Lily menyodorkan sebuah keripik kentang ke arah Olivia, wanita itu menggeleng kemudian mulai memasang airpods miliknya dengan lagu santai.

"Kenapa tidak duduk dengan Leon?" tanya Olivia ingin tau, "Lalu membiarkan mu duduk sendiri? Tidak terima kasih." sahut Lily mengidikkan bahunya cuek.

Kekehan kecil Olivia terhenti ketika melihat sosok Aiden. Bukan, bukan karena Aiden yang ternyata satu bus dengannya, tapi tangan pria itu yang terlihat menggandeng tangan seorang wanita yang saat itu ia lihat bersama Aiden di perpustakaan.

Apa cemburu memang sesakit ini? sial. Olivia benci hal bernama cemburu itu.

"Kau baik-baik saja?" tanya Natalie menoleh ke arah belakang menatap Olivia. Rugi sekali rasanya memperingati Benjamin saat Olivia dan Aiden baru dekat saat itu. Ingat kejadian Logan yang menambahkan bumbu pedas pada ramen Olivia? ya saat itu Natalie sudah memperingati Benjamin agar mengingatkan Aiden soal batasannya.

"Tentu saja." sahut Olivia tersenyum tipis kemudian memilih memejamkan matanya. Tidur lebih baik dari pada melihat Aiden dengan wanita lain, bukan?

"Jangan lemah karena wanita itu, Olivia. Kau berada jauh di atasnya." bisik Lily sangat pelan berhasil membuat Olivia tersenyum kecil kemudian mengangguk.

"Apa sudah sampai?" tanya Olivia meringis ketika punggungnya terasa sakit karena posisi tidurnya beberapa jam tadi. "Sebentar lagi. Kau tertidur lama sekali," ucap Lily merenggut sedangkan Olivia hanya menyengir.

"Tapi tak apa, cemburu memang membutuhkan banyak tenaga."

Olivia mendelik ke arah Lily karena ucapan wanita itu sedangkan sahabatnya itu hanya tertawa heboh.

Tanpa Olivia sadari, sejak tadi Aiden menatapnya dalam bahkan ketika wanita itu tersenyum.

"Jangan buat dia menunggu terlalu lama, Aiden." ucap Carter yang sejak tadi sibuk dengan gitar di pangkuannya dan suara cempreng Logan yang dengan pede bernyanyi.

"Tentu saja, man. Dia di takdirkan menjadi milik ku."

- - -

Maaf kemaleman ya, kebanyakan revisi part ini sampe gak lirik jam🤣😭

btw, ada yang mau dukung Aiden lagi?

70+ votes for the next chapter
see you!💗

Distance [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang