Distance | 1.7

81.1K 4.7K 165
                                    

⚠️Warning : Mature Content⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️Warning : Mature Content⚠️

Happy reading!

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

– Hannah –

"Aww!" desis Olivia ketika seseorang menabrak bahunya keras dengan sengaja, "Sorry. Kau menghalangi jalanku." ucap wanita yang menabraknya sambil tersenyum kecil. Tapi Olivia bisa melihat ejekan dari senyum dan mata wanita itu.

"Kau baik-baik saja 'kan?" tanya Lily menyentuh tangan Olivia, wanita itu mengangguk pelan kemudian membersihkan lengannya yang tadi bersentuhan dengan wanita itu.

Kesan pertama yang cukup buruk bagi Olivia.

"Siapa dia?" tanya Olivia menatap punggung wanita itu yang bergerak mendekati sekumpulan teman-teman Aiden. "Hannah. Kau sudah menanyakan hal yang sama Olivia! Tadi kau—"

"Hannah yang itu adalah partner lomba Aiden?" potong Olivia dengan mata yang tidak terlepas dari setiap pergerakan wanita tadi.

"Ya. Memangnya kau pikir ada berapa Hannah pintar di sekolah kita?" balas Lily melangkah mengikuti Olivia yang berjalan mengikuti rombongan sekolah mereka menuju air terjun. Menghela nafas kasar kemudian Olivia mengidikkan bahunya acuh.

Ia kira partner lomba Aiden yang katanya cerdas itu, Hannah, memiliki wajah yang cantik dan sikap lemah lembut seperti gadis polos yang pintar pada umumnya.

Harus ia akui bahwa Hannah memang memiliki wajah yang cantik yang terlihat misterius dengan kacamata hitam model cat eyes miliknya. Tapi sikapnya, berhasil membuat Olivia terusik dan ingin melawan.

Masih ingat jika Olivia tidak akan menyerang jika tidak di usik? mungkin wanita bernama Hannah itu memang ingin melihat bagaimana Olivia ketika membalas perlakukan buruk seseorang padanya.

Setelah hampir satu jam berjalan di tengah hutan menuju air terjun yang menjadi tujuannya, akhirnya Olivia bisa mendengar suara gemercik air yang pasti berasal dari air terjun itu.

Suasana di sekitarnya juga sangat sejuk dan lumayan dingin meski sinar matahari sedikit menyorot wajahnya saat ini. Wajah Olivia sendiri terlihat tak bersahabat sejak kejadian Hannah yang sengaja menabraknya tadi. Entahlah tapi ia memang tidak begitu excited dengan kegiatan hutan ini sebenarnya.

"Omg! Disini sangat indah, girls!" pekik Natalie heboh sedangkan Lily langsung memutar bola matanya malas, Olivia sendiri sudah bergerak menyentuh air jernih di hadapannya perlahan kemudian tersenyum tipis merasakannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Omg! Disini sangat indah, girls!" pekik Natalie heboh sedangkan Lily langsung memutar bola matanya malas, Olivia sendiri sudah bergerak menyentuh air jernih di hadapannya perlahan kemudian tersenyum tipis merasakannya.

Dingin dan segar sekali.

Jauh berbeda dengan air yang keluar dari shower di kamar mandinya. Tentu saja, Olivia bodoh!

Olivia berjalan agak jauh menuju bagian air yang terlihat sangat tenang dengan langkah pelan, ia bahkan mengabaikan teriakan Natalie yang memaksanya untuk foto bersama.

"Kau terlihat cantik."

Tersentak kaget mendengar suara berat seseorang yang terdengar sangat dekat dengannya, Olivia langsung menoleh dan mendapati Carter yang terkekeh melihatnya dengan sebuah kamera yang menggantung di leher pria itu.

"Aku memang cantik, berhenti memuji ku." balas Olivia besar kepala dengan nada malasnya. Padahal itu pujian pertama yang dilayangkan Carter tapi ia bersikap seolah sudah mendapatkan jutaan pujian hari ini.

"Kau benar. Kamera mahal sekalipun tidak bisa menghasilkan gambarmu yang lebih cantik dibandingkan aslinya."  ujar Carter santai kemudian memperlihatkan hasil jepretan fotonya pada Olivia,

"  ujar Carter santai kemudian memperlihatkan hasil jepretan fotonya pada Olivia,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Thanks, fan. Kirimkan hasilnya padaku nanti." ucap Olivia tersenyum tipis kemudian berjalan ke arah teman-temannya.

BRUK!

"Oh shit!" pekik Olivia keras ketika tubuhnya oleng dan terjatuh di atas bebatuan basah karena dorongan seseorang.

Hannah.

Wanita itu lagi. Ada masalah apa sebenarnya wanita itu dengan dirinya? sialan. Pergelangan kaki dan tangannya kini terasa ngilu karena mendarat di tempat yang tidak seharusnya. Bebatuan besar dengan permukaan yang kasar dan sangat licin.

"Olivia! Kau baik-baik saja?" tanya Carter bergerak cepat ketika mendengar pekikan keras wanita itu. Bahkan beberapa siswa mulai mendekati dirinya ingin tau.

"Apa maksudmu, sialan?!" pekik Olivia langsung ketika berhasil berdiri dengan bantuan Carter yang kini memeluk pinggangnya. Sial kakinya semakin terasa sakit sekarang.

"Aku tidak melakukan apapun. Kau saja yang tidak bisa berjalan dengan benar." bantah Hannah tanpa merasa bersalah sedangkan Olivia langsung mengepalkan tangannya marah,

"Kau pikir siapa diri mu?" balas Olivia sinis,

"Wanita aneh! Dasar—"

"Olivia!" bentak Aiden menatap wanita itu tajam kemudian menggengam tangan dingin Hannah erat seolah ia akan melindungi Hannah dari terkaman Olivia secara terang-terangan. "Jaga ucapanmu."

"Kau yang tidak bisa berjalan dengan benar."

- - -

Aku ketawa sendiri baca komentar kalian yang pada ngehate Aiden guys🤣😭

Silahkan ditulis semua hujatannya yah! aku dukung penuh😎

see you!💗

Distance [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang