Distance | 2.9

77.7K 4.3K 75
                                    

⚠️Warning : Mature Content⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️Warning : Mature Content⚠️

Happy reading!

Olivia merindukan Aiden. Tentu saja. Itu terjadi setiap hari sejak kepergian pria itu satu tahun lalu ke London karena harus melanjutkan pendidikannya di sana .

Olivia merindukan Aiden.

Merindukan pelukan, ciuman, dan sentuhan pria itu di tubuhnya. Mereka memang selalu saling mengirim kabar dan bertatap muka lewat skype setiap harinya, tapi itu saja tidak cukup untuk. Olivia ingin Aiden berada di hadapannya.

Menenangkan dirinya ketika ia memiliki masalah dengan cara memeluknya kemudian memberikannya banyak kalimat yang akan menumpas habis semua permasalahannya.

Seperti saat ini misalnya, Olivia tengah menangis karena Jacob yang memaksa Olivia agar melanjutkan pendidikannya Jepang.

"Sayang, berhenti menangis."

Olivia semakin terisak mendengar suara berat Aiden yang kembali terdengar. Di seberang sana Aiden pusing sendiri melihat kekasihnya yang justru semakin menangis. Ya, Olivia sudah menjadi kekasihnya. Akhirnya Aiden meresmikan hubungan mereka sebelum berangkat menuju London tahun lalu.

"Aku tidak ingin meninggalkan LA!" ucap Olivia dengan hidung memerah karena terus menangis. Sudah di tinggal Aiden, setidaknya ia memiliki Natalie dan Lily yang terus berada di sampingnya.

Tapi entah karena angin apa tiba-tiba Jacob memaksanya untuk kuliah Fashion Design di Jepang. Atau jika ia menolak, Jacob akan memaksanya mempelajari soal bisnis. Olivia benci bisnis. Biar saja Daddy dan anak buahnya yang mengurus perusahaannya itu hingga tua. Olivia tidak ingin ikut campur.

"Berhenti menangis, Olivia. Atau aku akan langsung terbang menuju LA sekarang juga."

ucapan datar Aiden langsung membuat Olivia menghentikan tangisannya. Ucapan Aiden itu tidak bisa dianggap main-main. Pria itu selalu berhasil membungkamnya dengan kata-kata dari dulu hingga sekarang meski hanya lewat sambungan video.

Semakin sering Aiden pulang ke LA, maka semakin lama pria itu menyelesaikan pendidikannya di London. Begitu sih kata sahabat bodoh pria itu, alias Benjamin.

"Apa salahnya dengan Jepang?"

"Aku merindukanmu, Aiden." lirih Olivia dengan mata berkaca-kaca, pria pada layar di hadapannya terlihat menghela nafas panjang. Luluh dengan ungkapan jujur kekasihnya. Aiden juga merindukan wanita itu, sangat.

Tapi memberikan Olivia pengertian soal kuliahnya jauh lebih penting dibandingkan membalas pernyataan wanita itu tadi dan mengacaukan pembicaraan serius mereka kali ini.

"Olivia, persiapkan semua keperluanmu untuk tinggal di Jepang. Jangan manja."

Olivia menatap nanar layar hitam di depannya. Aiden mematikan sambungan skype mereka satu detik setelah ucapan pria itu masuk ke gendang telinganya.

Jangan manja.

Jangan manja.

Jangan manja.

Ucapan Aiden barusan terus terngiang-ngiang di telinganya membuat Olivia melempar laptop miliknya ke tembok kemudian kembali menangis karena tingkah kekasihnya itu. Aiden sialan.

- - -

"Kami pasti akan merindukanmu, Olivia." ucap Natalie yang sudah menangis sejak tadi. Ketiganya langsung berpelukan di tengah peliknya lalu lalang orang lain yang terlihat sibuk di bandara pagi ini.

Olivia membalas pelukan terakhir Natalie dan Lily kemudian mengikuti langkah kedua orangtuanya yang akan ikut ke Jepang.

Jacob dan Layla tengah mengembangkan cabang perusahaan mereka di Jepang. Itu alasan utama Olivia di paksa kuliah di Jepang sebenarnya, agar wanita itu tidak sendirian lagi nantinya. Mereka akan tinggal bersama di sana, setidaknya hingga perusahaan Jacob sudah cukup besar dengan stabil.

Aiden mengetahuinya? Tentu saja. Jacob sudah memberitahunya beberapa hari bahkan sebelum Olivia mengetahui hal itu. Jadi ia tidak masalah, justru menurutnya lebih baik karena akan ada yang mengawasi Olivia nantinya disana.

Jangan kira Aiden tidak tau semua kegiatan malam Olivia selama dirinya di London. Wanita itu semakin sering mengunjungi club malam dan berbohong pada Aiden, mengatakan dirinya ingin tidur lebih cepat karena kelelahan atau alasan lainnya.

Tapi Aiden tetap lah Aiden, pria itu selalu bisa mengetahui segala informasi tentang kekasihnya. Penting maupun tidak penting. Entah dari mana asalnya. Ia harus tetap memantau Olivia meski tidak secara langsung.

Tersisa 2 tahun lagi sebelum kuliahnya selesai, ia akan kembali dan memberikan hukuman yang tepat untuk kekasih nakalnya itu.

- - -

175+ votes less than a day!😭❤️
thankyou buat yang udah ingetin aku yah.
setiap hari ada ratusan notifikasi yang masuk dari 4 karya aku guys, jadi suka gak sadar distance secepat ini votesnya🥺

akhirnya selesai revisi + re-read part ini, aku langsung publish loh!🥰 berbarengan juga sama Arga's yang aku update hari ini. Jangan lupa di cek di work aku!😁

185+ votes for the next chapter!
yuk bisa yukkk

see you!💗

Distance [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang