Distance | 1.0

100K 5.1K 75
                                    

⚠️Warning : Adult Content⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️Warning : Adult Content⚠️

Happy reading!

Olivia memainkan jarinya ragu memulai percakapan dengan Aiden yang tengah menikmati pendingin di mobilnya dengan mata terpejam lelah, akhirnya kerja keras tim nya terbayar dengan kemenangannya.

"Aiden?"

"Aku sudah berniat datang tepat waktu tadi," Olivia berujar pelan tak berani menatap ke arah Aiden yang kini sudah menatapnya dalam, "Lalu apa?"

"Hm, maaf karena tidak menonton pertandingan mu tadi." Aiden menghela nafas panjang kemudian menarik wajah Olivia agar menatapnya, pria itu tersenyum kecil kemudian melumat bibir tipis Olivia yang menarik perhatiannya sejak tadi.

"Mmhhh.." lenguh Olivia mengalungkan tangannya pada leher Aiden untuk memperdalam ciuman mereka. "Aahhh.." desahnya pelan ketika bibir Aiden mengulum daun telinganya sensual.

"Enoughh.." ucap Olivia mendorong dada Aiden pelan agar ciuman keduanya terlepas. Jemari Olivia mengelus rahang tegas Aiden lembut kemudian mengecup bibir pria itu tak kalah lembut dengan kedua mata terpejam.

"Selamat atas kemenangan mu."

Aiden memeluk tubuh Olivia erat sambil menghirup wangi Olivia dalam-dalam dengan mata terpejam. Mana mungkin ia bisa marah pada wanita ini.

"Aku minta maaf, ya? seharusnya--"

"Jangan membahasnya lagi, Olivia. Pertandingan sudah di menangkan oleh tim ku, bukan?" potong Aiden mengusap bibir bawah Olivia lembut,

"Aku tau. Aku hanya merasa bersalah karena--"

"Sssttt.. sebagai gantinya kau harus datang ke perayaan kami nanti malam. Bagaimana?" ajak Aiden menatap Olivia dengan tatapan menggoda dengan tangan besarnya yang mengelus pinggang ramping Olivia dengan sensual.

Olivia mengecup leher Aiden selama beberapa detik kemudian menatap iris pria itu dalam, "Apa yang harus aku siapkan untuk merayakannya dengan mu?"

Aiden tersenyum miring mendengar ucapan nakal Olivia kemudian membalasnya, "Tenaga mu, Olivia. Hanya itu."

- - -

"Kau pikir aku akan membiarkan mu pergi ke X2O dengan pakaian seperti itu?" ucap Aiden menatap tajam Olivia yang baru saja masuk ke dalam mobilnya. Apa Olivia lupa jika mereka akan pergi ke private club yang akan di dominasi oleh teman-teman basketnya yang adalah seorang pria?

"Aiden,"

"Ganti." ucap Aiden final tanpa mau menoleh ke arah Olivia yang menatapnya dengan memelas, "Atau kita tidak akan pergi."

"Kita akan terlambat, Aiden!" pekik Olivia pelan tak bisa mengerti dengan jalan pikir Aiden. "I'm the captain, mereka akan menunggu ku. Ganti sekarang."

Olivia menatapnya selama beberapa detik kemudian membanting pintu mobil Aiden keras dengan langkah yang menghentak-hentak kesal. Aiden saja sudah menahan nafasnya melihat penampilan Olivia tadi, bagaimana dengan teman-temannya nanti?

"Jalan atau aku tidak akan ikut."

Ucapan yang tadi akan di lontarkan Aiden harus pria itu telan mentah-mentah karena ucapan Olivia barusan. Tidak kah Aiden mengerti bahwa ia sudah menyiapkan dress tadi selama beberapa jam?

Aiden menghela nafas panjang kemudian mengelus bahu terbuka Olivia dengan lembut, "Aku hanya tidak ingin ada yang mengganggu mu nanti."

Olivia berdecih pelan, "Lalu apa gunanya kau?"

Aiden kembali menghela nafas panjang kemudian meraih wajah Olivia agar menatapnya, bibir tebal pria itu mulai mencium bibir tipis Olivia lembut dengan kedua mata terpejam tanpa gairah. "Jangan marah pada ku, Olivia."

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan dress yang di gunakan Olivia kali ini, di club akan banyak wanita pasangan teman-temannya yang sudah pasti akan memakai baju terbuka. Hanya saja Aiden tidak rela orang lain menatap bagian tubuh Olivia dengan bebas.

- - -

"Kenapa lama sekali?" tanya Logan dengan rokok yang terselip di bibirnya. Mata pria itu nampak sudah memerah, padahal pesta sesungguhnya belum di mulai.

"Ada yang harus aku urus tadi." kata Aiden singkat sambil melirik ke arah Olivia dan Logan langsung mengangguk mengerti dengan kode sahabatnya tadi.

"Untuk kemenangan kita!" ucap Aiden keras mengalahkan suara dentuman musik sambil mengangkat sebotol minuman keras yang langsung di susul oleh teman-temannya.

"Cheers!"

Hembusan asap rokok kembali menerpa wajah Olivia yang berasal dari Logan yang tengah berada di sebelahnya saat ini. Olivia tidak terganggu karena asap itu, tapi hasrat ingin juga menghisap nikotin itu benar-benar mengganggu dirinya saat ini.

"Jauhkan rokok mu dari Olivia, Logan." ucap Aiden menatap tak suka ke arah Logan yang di balas cengiran tak bersalah pria itu. Aiden menyodorkan sebuah gelas berisi minuman bening ke arah bibir Olivia, menyuruh wanita itu meneguknya.

"Kenapa kemari?" tanya Olivia berbisik di telinga Aiden sedangkan tangan pria itu memeluk pinggangnya posessive. "Lalu aku membiarkan mu sendirian disini?"

Memutar bola matanya malas adalah yang di lakukan Olivia ketika mendengar kalimat Aiden barusan. Ia tidak sendirian, ada Lily dan Natalie di dekatnya. Entahlah apa maksud Aiden tadi.

"Jangan terlalu banyak minum." ucap Aiden memperingati ketika Olivia menerima uluran gelas ketiga dari bartender untuknya. Wanita itu mengangguk dengan mata memerah kemudian menjatuhkan kepalanya pada dada bidang Aiden.

"Aku mengantuk." ucap Olivia memeluk leher Aiden erat dengan mata yang mulai berkunang-kunang, minuman yang di berikan Aiden tadi memberikan efek lain dalam tubuhnya. Mungkin karena dirinya yang belum terbiasa?

"Bagaimana dengan menginap di apartment ku?"

- - -

50+ votes less than 24hours! wow!

50+ votes + spam me with "next" for part 1.1
see you there!💗

Distance [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang