Distance | 2.0

85.6K 4.3K 148
                                    

⚠️Warning : Mature Content⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️Warning : Mature Content⚠️

Happy reading!

Plak!

Wajah Aiden terlempar ke samping ketika tangan besar Matthew menamparnya keras hingga sudut bibir pria itu sobek. Pusing di kepalanya bahkan belum hilang dan Daddynya sudah menamparnya tanpa mengatakan apa-apa pagi ini.

"Apa yang terjadi, Mom?" tanya Aiden mengerutkan keningnya melihat Mommynya yang terisak sambil memeluk Julian dan Daddynya yang terlihat menahan emosi.

"Tanyakan pada diri mu sendiri, Aiden." jawab Brianna serak dengan tatapan kecewa ke arah putra sulungnya itu. Adiknya itu bahkan ikut-ikutan menatap wajahnya dengan raut wajah yang sulit di tebak. Dasar pemain drama!

"Daddy tidak pernah mengajarkanmu menjadi laki-laki brengsek, Aiden." desis Matthew mengepalkan tangannya emosi, "Aku—"

"Bukan karena Hannah anak dari maid kita, kau berhak merenggut kesuciannya dengan seenaknya!" bentak Matthew keras berhasil membuat Aiden membulatkan matanya terkejut dan mematung beberapa saat.

Jadi, bercak darah di ranjangnya tadi pagi itu nyata?

— Flashback on

Aiden membuka kelopak matanya yang terasa berat perlahan ketika sinar matahari terasa menusuk pengelihatannya. Pria itu meremas kepalanya yang terasa berputar kemudian mengernyit bingung melihat sosok Hannah yang terlihat berjalan dengan langkah tertatih hendak menyentuh pintu, meninggalkan kamarnya.

"Apa yang kau lakukan disini, Hannah?" tanya Aiden dengan suara seraknya, tubuh Hannah menegang beberapa detik kemudian memilih menoleh dan melemparkan senyum tipis ke arah Aiden.

"Bukan apa-apa." jawabnya lancar kemudian meninggalkan kamar Aiden cepat sebelum pria itu menanyakan hal lain padanya.

Aiden memilih tidak peduli dengan jawaban Hannah tadi karena sakit di kepalanya yang terasa semakin menjadi-jadi. Pasti ini efek hangovernya semalam bersama teman-temannya yang baru terasa pagi ini. Jika kemarin ia benar-benar mabuk, lalu siapa yang membawanya pulang? seingatnya ia dan teman-temannya sama-sama sudah berencana akan mabuk semalam.

Kepalanya semakin terasa berputar ketika Aiden memaksa berpikir keras mengingat apa saja yang ia lakukan kemarin malam di club dengan Carter, Benjamin, dan Logan. Seingatnya, bukan hanya mereka berempat yang berada di table kemarin.

Hannah. Wanita itu juga berada di club dengannya kemarin untuk merayakan kemenangan lomba mereka katanya. Tapi bukannya Hannah tidak minum alkohol sedikitpun? seharusnya wanita itu sadar sepenuhnya semalam 'kan?

Atau wanita itu yang berbaik hati membopongnya pulang kemarin?

Meremas rambutnya kasar kemudian beranjak dari tempat tidurnya adalah yang Aiden lakukan saat ini. Dahinya mengernyit melihat bercak darah di atas seprai putih kamarnya.

Persis seperti malam ketika ia mengambil keperawanan Olivia saat itu. Ah ya, bagaimana kabar wanita cantik itu sekarang?

Beberapa menit menghabiskan waktu di dalam bilik kamar mandi, Aiden keluar dengan wajah yang jauh lebih segar dari sebelumnya. Ranjangnya sudah tertata rapi dan juga bahkan bercak darah yang tadi ia pikirkan sudah hilang tanpa meninggalkan bekas.

Mungkin ia memang sedang berhalusinasi tadi.

"Aiden!"

Pria itu menghela nafas mendengar suara keras Matthew yang memanggilnya, satu detik setelah kakinya menginjak pijakan tangga terakhir Ayahnya itu langsung menamparnya kuat.

— Flashback off

"Sudah mengingat semuanya?" tanya Matthew sinis yang kemudian tanpa aba-aba langsung melayangkan pukulan ke arah wajah tampan Aiden untuk yang kesekian kalinya.

"Aiden!" pekik Brianna meraih tubuh putranya yang terhuyung karena pukulan suaminya. Bagaimanapun rasa kecewanya pada Aiden, ia tidak bisa melihat putranya dipukuli seperti ini.

Terlebih oleh Daddynya sendiri!

Tidak menutup kemungkinan Aiden akan membenci Matthew selamanya meski nanti masalah ini telah ia selesaikan. Tentu Brianna tidak ingin hal itu terjadi dan merusak keharmonisan dikeluarganya.

"Selesaikan ujianmu dengan baik dan persiapkan dirimu." ujar Matthew menatap Aiden yang juga tengah menatapnya dengan tajam. Pria setengah abad itu berbalik menatap istrinya yang terisak sambil memeluk tubuh putra sulungnya erat.

"Kau terlalu memanjakan anak itu, Brianna." ujar Matthew sebelum berlalu meninggalkan istri dan juga putra sulungnya yang bodoh itu.

- - -

Yang request Aiden kena azab, ini aku kasih sebagian ya hihi

see you!💗

Distance [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang