Distance | 0.2

154K 6.3K 172
                                    

⚠️Warning : Adult Content⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️Warning : Adult Content⚠️

Happy reading!

Olivia mendengus melihat Natalie yang saat ini justru sibuk bermesraan dengan Benjamin, pria yang entah sudah atau belum menjadi kekasih sahabatnya. Jujur saja, sebenarnya Olivia ingin tidur cepat malam ini.

Tapi tentu saja ia tidak bisa menolak ajakan Lily dan Natalie untuk menghabiskan malam mereka di bar, Daddy dan Mommynya sedang tidak ada di rumah saat ini. Dan itu adalah sebuah kesempatan emas yang tidak bisa ia lewatkan begitu saja.

"Kau sudah mengantuk?" tanya Carter terkekeh, Olivia mendengus kemudian menyalakan sebatang rokok yang sudah terselip di bibir tipisnya dengan pematik milik pria itu. Tolong di ingat, jika Olivia bukan seorang gadis polos.

Besar dan hidup di Los Angeles tentu saja membuatnya mengenal baik drugs dan teman-temannya.

"Aiden!"

Uhuk.. uhukkk..

Olivia meraih gelas berisi cairan bening milik Carter kemudian langsung meneguknya hingga tandas. Mata wanita itu sedikit memerah karena tersedak asap rokoknya barusan, sedangkan Natalie langsung menatapnya dengan mengejek. Carter sialan.

"Aku harus pulang." ucap Olivia meraih ponsel dan kunci mobil miliknya di atas meja dengan terburu-buru, "Seriously Olivia? ini baru jam 12!" ucap Carter menatap wanita itu dengan tatapan tak percaya.

"Daddyku sudah berada di rumah. Kau--"

"Kau tadi bilang bahwa uncle Jacob tidak ada di rumah, Olivia! Dasar pembual." ucap Lily yang baru saja tiba dari toilet, demi tuhan temannya itu bahkan tidak menyadari sosok Aiden dan Logan tengah berjalan ke arah mereka.

"Tutup mulut mu, sialan. Aku--"

"Teman mu sudah ingin pulang, Lily?" tanya Logan menatap ke arah Olivia dengan pandangan bertanya, sedangkan Aiden menatap sedetik dengan alis terangkat kemudian memilih sibuk dengan ponselnya.

Sialan. Satu detik di tatap oleh Aiden saja sudah berhasil membuat tubuhnya terasa terbakar hingga menjadi abu.

"Ups. Sorry, Olivia." ucap Lily menampilkan gigi rapihnya yang di balas putaran bola mata malas wanita itu,

"Jadi nama mu Olivia? Aku Logan," ucap Logan yang tiba-tiba mengulurkan tangannya sambil tersenyum, beberapa teman pria itu langsung bersiul mengejek Logan.

Olivia berdehem pelan, "Olivia. Maaf aku harus kembali lebih dulu." ucap Olivia melepas jabatan tangan mereka kemudian berlalu dari sana tanpa berani menoleh ke arah Aiden yang saat ini sudah menggaet satu wanita yang entah berasal dari mana.

"Apakah kau baru saja di tolak oleh Olivia, Logan?" ejek Benjamin menggoda sahabatnya itu dengan tatapan nakal.

- - -

"Bagaimana sekolah mu, sayang?" tanya Layla menatap ke arah Olivia yang tengah menyantap salad miliknya, Olivia tersenyum tipis "Everything is fine, Mommy."

Olivia bersyukur kemarin ia kembali dari bar dengan keadaan 100% sadar, karena jika ia kembali dalam keadaan mabuk maka sarapan kali ini akan berisi ceramahan panjang dari Layla yang akan membuatnya terlambat meletakkan yogurt dan roti di loker Aiden.

Orang tuanya tidak melarangnya pergi ke club atau bahkan minum, tapi Layla cukup protective dan galak apa bila tau Olivia pulang dari club dengan kesadaran yang hilang sepenuhnya.

"Tidak ada yang mengganggu mu di sekolah 'kan sayang?"

"Ada! Aiden yang selalu mengganggu detak jantung ku, Dad!" sayang sekali Olivia hanya bisa berteriak tentang hal itu dalam hati dan menggeleng pelan menjawab pertanyaan Ayahnya.

"Daddy?" panggil Olivia ragu usai meneguk air putih miliknya, "Ya, sayang? Ada yang kau inginkan?" tanya Jacob lembut

"Mobil baru milik Lily menarik perhatian ku." ucap Olivia kemudian memainkan kunci mobil miliknya, kode. Jacob terlihat tersenyum melihat kode terang-terangan yang di layangkan oleh putrinya kemudian mengangguk kecil.

"Kirim gambarnya pada Daddy, sayang."

Olivia memekik senang mendengar ucapan dari Daddy-nya kemudian langsung mencium pipi Jacob dengan senyum lebar di wajahnya, Jacob tidak pernah menolak keinginannya.

"Bye Mom, Dad!" pamit Olivia kemudian berlari kecil menuju ke arah mobilnya yang sudah di siapkan oleh supir pribadinya. Ketika sudah berada di dalam mobil, Olivia langsung mengirimkan sebuah gambar mobil mewah yang ia inginkan.

Sebenarnya Lily tidak memiliki mobil baru, wanita itu hanya menunjukkan sebuah gambar mobil yang menurut wanita itu sangat keren padanya beberapa waktu lalu. Selera Lily tidak perlu di ragukan lagi karena mobil itu memang keren dan Olivia tertarik menjadi salah satu pemiliknya.

Seperti ratusan hari sebelumnya, Olivia kembali meletakkan roti dan yogurt ke dalam loker Aiden. Saking senangnya membayangkan mobil yang akan di milikinya dalam waktu dekat, Olivia lupa memperhatikan sekitarnya ketika akan membuka loker Aiden.

"Apa yang kau lakukan disini, gadis nakal?"

Oh shit!

- - -

kalian suka sama ceritanya?

votes & comments for the next chapter
see you!

❤️

Distance [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang