⚠️Warning : Adult Content⚠️
Happy reading!
"Dan kau membiarkan wanita itu memeluk Aidenmu?" tanya Lily menatap Olivia tak percaya setelah mendengar cerita dari Natalie tadi, kini ketiganya tengah menghabiskan waktu di sebuah salon karena Natalie yang merengek ingin mengganti warna rambutnya.
Olivia mendengus, "Lalu apa yang harus aku lakukan? Aiden bukan kekasih ku."
Ucapan Olivia barusan berhasil membungkam Lily dan Natalie yang sejak tadi berceloteh menyalahkan Olivia yang justru diam ketika ada wanita lain yang menempel pada Aiden.
Jika Aiden menghargainya maka Aiden sendiri yang akan menjauhkan diri dari wanita lain bukan? Sayang sekali, Aiden sepertinya tidak peduli dengan perasaannya.
Olivia menghela nafas ketika melihat id caller yang menelpon dirinya saat ini, Aiden. Jika saja tadi wanita itu tidak memeluk Aiden dan merusak moodnya, mungkin Olivia akan berjingkrak kesenangan karena ini kali pertama Aiden menelpon dirinya.
"Lucky Strike?" tanya Olivia menatap Lily dan Natalie bergantian ketika Aiden ingin mengajaknya bertemu di Lucky Strike malam ini, melihat Natalie yang mengangguk antusias dan Lily yang terlihat tidak masalah membuatnya langsung menyetujui ajakan Aiden.
"Kau tidak ingin merawat diri mu?"
- - -
"Aidenhh.. enough."
Olivia mendorong dada Aiden agar ciuman buas pria itu berakhir. Olivia bahkan belum memasang seat-belt dan Aiden langsung menciumnya ganas seolah tidak ada hari esok. "Kau marah pada ku?"
"Untuk apa marah pada mu?" balas Olivia malas, Aiden menghela nafas panjang "Kau tau aku tidak suka kau mengikat rambut mu, Olivia." ucap Aiden datar
"Ini hanya hal kecil, Aiden." bantah Olivia
"Olivia,"
"Baiklah. Sudah 'kan?" ucap Olivia membuka ikatan rambutnya kesal karena tingkah Aiden yang menurutnya berlebihan. Ia tidak pernah menyangka Aiden sangat protective pada hal kecil semacam itu.
"Olivia, i'm sorry." ucap Aiden menyodorkan sebuah bucket bunga ke arah Olivia yang baru saja ia ambil dari belakang mobilnya, Olivia menatap pria itu tak percaya "For what?"
"Aku tau kau marah pada ku, Olivia. Karena Margareth 'kan?" ucap Aiden tepat sasaran, pria itu mengusap pipi Olivia lembut kemudian kembali mempertemukan bibirnya dengan Olivia.
"Terima kasih, Aiden."
"Tapi ini tidak perlu." lanjut Olivia masih dengan nafas memburu usai melepas ciuman mereka, Aiden menatap Olivia tajam ketika mendengar kalimat wanita itu kemudian langsung melajukan mobilnya tanpa mengucapkan apapun.
Ia benci penolakan.
Olivia melirik tangannya yang di gengam Aiden ketika keduanya berjalan memasuki Lucky Strike dan melangkah menuju lantai atas, Aiden baru melepaskan tautan tangan mereka ketika Olivia sudah bergabung dengan Natalie dan Lily kemudian pergi bergabung dengan teman-temannya yang tengah bermain billiard.
"Kau bertengkar dengannya?" tanya Benjamin ingin tau, Olivia bergumam sebagai jawaban kemudian menuangkan minuman untuk dirinya sendiri. Olivia nampak cantik sekaligus nakal malam ini, tattoo yang berada di pinggangnya tak jarang terlihat karena crop top yang ia gunakan.
"Jangan terlalu banyak minum, Olivia. Aiden tidak akan menyukainya." ucap Carter sebelum kembali bermain billiard.
"Aku kira kau sudah berhenti merokok." ucap Natalie yang melihat Olivia baru saja membakar rokoknya dengan pematik di atas meja, "Sangat tidak mungkin, Nat. Jangan tertipu dengan wajah polosnya itu." ucap Lily yang di balas kekehan kecil Olivia.
"Man, kau membiarkan Olivia merokok disini?"
Aiden langsung menatap ke arah Olivia yang juga tengah menatapnya ketika Logan mengatakan hal itu. Kini ia dan teman-temannya sudah beranjak dari meja billiard dan kembali menuju meja tempat Benjamin berada.
Aiden menarik tangan Olivia tanpa banyak bicara kemudian mengangkat pinggang wanita itu agar duduk di atas meja billiard, "Aiden!" pekik Olivia terkejut
"Aiden! Jangan terlalu agresif pada sahabat ku!" teriak Natalie yang di balas acungan jari tengah Olivia karena wanita itu tengah membelakangi Natalie saat ini.
"Apa?" tanya Olivia menatap ke arah bola mata Aiden dalam, "Aku tidak suka kau merokok. Semua orang menatap mu dari tadi." ucap Aiden cepat dengan rahang mengeras.
Hari ini adalah akan menjadi malam terakhir ia membawa Olivia ke lantai atas yang memang di dominasi oleh pria. Ia tidak suka ketika Olivia menjadi objek menarik pria-pria yang berada di sini karena tidak menggandeng pasangan. Apa mereka pikir mereka bisa mendapatkan Olivia? tch.
"Lalu aku harus mengerjakan tugas sekolah disini?" balas Olivia menantang, "Jangan membuat ku marah, Olivia." bisik Aiden menatap wanita di hadapannya tajam. Olivia terkekeh kemudian mengecup sudut bibir Aiden singkat, "Maaf, hm?"
Aiden menghela nafas melihat Olivia yang memperlihatkan puppy-eyesnya kemudian langsung melumat bibir candu wanita di hadapannya tanpa ampun.
"Aiden! Jangan membuat anak orang pingsan karena ciuman mu!"
- - -
35+ votes less than 1day!
Thank you so much💗and again, 35+ votes for the next part
see you..
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance [COMPLETED]
Romance17+ Warning : mature content | DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIARISME‼️ [ Cerita diprivate, silahkan follow untuk membaca semua chapter ] Olivia sudah menyukai Aiden sejak lama, diam-diam memperhatikan pria itu, juga diam-diam menyiapkan sarapan untuk...