Distance | 0.5

127K 5.6K 119
                                    

⚠️Warning : Adult Content⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️Warning : Adult Content⚠️

Happy reading!

- - -

Olivia terdiam dengan tatapan kosongnya, jemari wanita itu meremas selimut putih yang membalut tubuh polosnya saat ini. Demi Tuhan, ia tidak percaya bahwa tadi malam ia dengan begitu saja membiarkan Aiden merenggut kesuciannya. Ia tak lagi seorang gadis, tapi wanita.

Aiden, pujaan hatinya. Sudah merenggut hal yang ia jaga sampai kemarin malam. Jika saja Aiden adalah kekasihnya, atau minimal adalah pria baik-baik mungkin Olivia akan merasa senang. Tapi mereka bahkan baru berkenalan secara resmi tadi malam.

"Kau baik-baik saja?"

Olivia menoleh ke arah Aiden yang terlihat baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut basahnya, pria itu terlihat semakin tampan hari ini. Tapi Olivia tidak bisa memekik dalam hati karena hal itu, ia masih memikirkan soal kebodohannya yang larut dalam pesona Aiden.

"Olivia?"

Olivia tersentak merasakan tangan besar Aiden yang menyentuh bahu terbukanya, wanita itu mengangguk pelan sebagai tanda bahwa ia baik-baik saja. Sangat berbanding terbalik dengan wajahnya yang nampak linglung dan terlihat bodoh.

"Natalie menghubungi mu tadi, dan aku mengatakan kau masih tidur."

"APA!?" Aiden terkejut mendengar pekikan tak percaya Olivia yang langsung mengambil ponselnya dan terlihat menghubungi seseorang,

"Olivia! Apa yang kau lakukan, hah?!"

"Nat, aku akan menjelaskannya nanti. Berhenti berpikiran buruk tentang ku." ucap Olivia menggigit bibir bawahnya, Aiden kembali menyentuh bibir Olivia lembut membuat wanita itu melepaskan gigitannya.

"Mine." ucap Aiden dengan suara serak, detik selanjutnya Olivia sudah menjatuhkan ponselnya karena Aiden yang menciumnya dengan buas dan tanpa jeda. Pria itu bahkan melempar selimut yang membungkus tubuh Olivia sehingga tubuh polos itu kembali terlihat.

Aiden kembali menghisap leher Olivia hingga meninggalkan jejak kemerahan disana sedangkan kedua tangannya sibuk meremas gunung kembar Olivia yang terlihat menantang.

"Aahhh.." desah Olivia sensual ketika satu jari Aiden memasuki bagian bawahnya,

"Kau menyukainya?" Sialan. Seharusnya Aiden tidak perlu meragukan keahliannya memuaskan wanita. Mengingat Olivia sering melihatnya mencari kepuasan duniawi dengan wanita berbeda.

Aiden kembali mencium bibir Olivia yang terlihat sudah membengkak karena ulahnya sembari memasukkan kejantanannya ke dalam lubang sempit Olivia, kemudian mulai bergerak perlahan dengan gerakan cepat.

"Aidenhhh!"

"Oliviahhhh.."

- - -

"Kau memberikan keperawanan mu pada Aiden? yang benar saja, Olivia!"

Olivia mendengus mendengar ucapan Natalie yang terus menerus mempertanyakan hal yang sama, berbeda dengan Lily yang langsung menyuruhnya meneguk pil pencegah kehamilan.

"Kau sudah menanyakannya ratusan kali, Nat." ucap Lily yang sibuk dengan ponselnya.

Ketiganya memang tengah berkumpul di kamar Olivia saat ini. Karena Natalie yang heboh ketika teleponnya di angkat oleh Aiden kemarin, sedangkan Lily datang karena ingin mencoba mobil baru Olivia.

"Demi Tuhan, kau bahkan baru mengenalnya!"

"Aku sudah mengenal Aiden sejak kelas X, Nat. Bercinta bukan hal aneh 'kan?" balas Olivia yang kini sibuk mengoleskan wajahnya dengan masker.

Lily mengangguk setuju mendengar Olivia, selama ini ia selalu menuntaskan kebutuhan biologisnya dengan pria yang bahkan tidak memiliki hubungan apa-apa dengannya. Berbeda dengan Natalie yang hanya takluk pada sentuhan Benjamin.

"Sex. Not making love, Olivia. Aku bahkan tidak yakin apa Aiden masih mengingat mu besok."

Olivia terdiam mendengar ucapan Natalie barusan, apa ia baru saja melakukan kesalahan?

"Aku tidak melarang mu untuk dekat dengan Aiden, Olivia. Tapi kau harus ingat, selama ini kau mendekati Aiden secara diam-diam. Aiden tidak mengetahui semua usaha mu itu." ucap Natalie serius,

"Lalu apa yang harus aku lakukan? Aku tidak bisa menjauhi Aiden, Nat." ucap Olivia menunduk seolah tau Natalie akan menyuruhnya menjauhi Aiden.

"Tentu saja mendekatinya secara langsung. Bukan begitu, Nat?" ucap Lily bersemangat yang di balas anggukan antusias Natalie.

Shit. Olivia kira teman-temannya akan memojokkannya karena kejadian itu.

- - -

Gimana part ini?
Thankyou for 1k+ readers and see you on the next chapter!

Distance [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang