Distance | 0.6

118K 5.8K 64
                                    

⚠️Warning : Adult Content⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️Warning : Adult Content⚠️

Happy reading!

"Hal pertama yang harus kau lakukan adalah, rajin pergi ke club bersama ku dan Benjamin." kata Natalie ketika ketiganya tengah menikmati makan siang di kantin, Olivia mendengus mendengarnya. Bukannya menjadi dekat dengan Aiden, justru ia akan mempermalukan dirinya sendiri jika mabuk.

Orang mabuk itu memalukan dan merepotkan. Kalian harus mengingat hal itu.

"Ben!"

Olivia mendelik ketika Natalie memanggil pria bodoh yang saat itu melihatnya meletakkan sarapan di loker Aiden, tentu saja pria itu bersama teman-temannya langsung menuju meja mereka. Carter, Logan, dan Aiden yang terlihat senang.

"Apa yang baru saja kau lakukan?" tanya Natalie mempertanyakan Benjamin yang tersenyum lebar, "Kami baru saja membully Jeremy." ucap Carter yang di balas anggukan semangat Benjamin dan Logan. Sedangkan Aiden hanya terkekeh pelan.

"Kau tidak makan?" tanya Aiden tiba-tiba, mulut besar Benjamin langsung mengejek Aiden dengan suara keras hingga beberapa orang menatap ke arah mereka. "Lily sedang memesankannya untuk ku." jawab Olivia memainkan kukunya gugup.

Natalie menatapnya mengejek sambil menaik turunkan alisnya menggoda, sedangkan Carter dan Logan langsung menyerukan siulan menggoda.

"Ini pesanan mu, tuan putri." ucap Lily meletakkan semangkuk ramen berwarna pucat di hadapan Olivia, Carter tiba-tiba menuangkan bumbu pedas ke dalam mangkuk Olivia dengan wajah tanpa dosa. "Begitu lebih baik, Lily memang jahat pada mu Olivia."

"Sialan. Olivia memang tidak terbiasa memakan bumbu pedas, Carter." ucap Lily jengkel dengan tingkah sok tau kakak kelasnya itu, Olivia tersenyum tipis ke arah Carter yang terlihat menatapnya panik kemudian mengaduk ramen miliknya perlahan. Mungkin ia akan membiasakan dirinya memakan makanan pedas sejak hari ini.

"Kau baik-baik saja?" tanya Aiden menyodorkan yogurt miliknya ke arah Olivia yang terbatuk karena memakan ramennya. Bahkan mata wanita itu sudah berkaca-kaca dengan wajahnya yang memerah.

Ia tidak pernah menyangkan bahwa bumbu pedas ramen akan terasa membakar tenggorokannya seperti ini. Bagaimana bisa orang lain begitu menggilai rasa pedas!?

"Carter sialan!" ucap Aiden ke arah Carter yang panik ketika Olivia meneguk yogurt pemberian Aiden hingga tandas. Olivia meremas roknya menahan rasa panas dan pedas di lidahnya, lemah sekali memang.

Perutnya memang sangat sensitif dengan makanan pedas, bumbu pedas dalam mie instan saja mampu membuatnya mulas dalam beberapa saat. Kita tunggu saja dampak yang di timbulkan dari ulah Carter barusan.

"Maafkan aku Olivia, aku--"

"Tidak apa-apa, Carter. Itu bukan sepenuhnya salah mu." ucap Olivia kembali tersenyum paksa, wajah bersalah Carter membuatnya tak enak. Belum lagi karena Aiden yang memarahi pria itu tadi, boleh kah Olivia terbang tinggi sekarang?

"Kau baik-baik saja 'kan?" tanya Aiden menyentuh punggung tangan Olivia lembut, Natalie dan Lily saling menatap kemudian tersenyum miring karena hal itu. "Ya, aku hanya perlu ke UKS sekarang."

"Nat, bisa kau--"

"Ayo. Aku yang akan menemani mu ke UKS." ucap Aiden menggengam tangan Olivia kemudian menariknya lembut menuju UKS,

"Jangan membuatnya lemas di UKS, captain!" teriak Leon akrab pada Aiden yang merupakan kakak kelasnya dalam klub basket. Aiden hanya mengacungkan jari tengahnya kemudian kembali menarik tangan Olivia lembut.

"Apa perut mu mulai terasa sakit?" tanya Aiden usai menyuruh salah satu petugas UKS untuk memberikannya obat pereda nyeri yang biasa di minum Olivia dan minyak untuk perut wanita itu. Olivia menggeleng namun tangan wanita itu mulai meremas ujung seragamnya.

"Berikan pada ku."

Olivia tersentak ketika tangan besar Aiden menyingkap seragamnya hingga perut ratanya terlihat, "Aiden--"

"Kau hanya perlu diam."

Olivia langsung menutup mulutnya mendengar ucapan Aiden barusan, membiarkan pria itu menuangkan sebuah minyak disana lalu mengusap perutnya lembut.

Aiden menatap Olivia yang menunduk kemudian meraih dagu wanita itu agar menatapnya. Entah siapa yang memulainya lebih dulu, yang pasti kini bibir mereka sudah saling mencumbu satu sama lain sekarang.

Mengabaikan petugas UKS yang merona menatap keduanya kemudian berlalu dari sana dengan wajah memerah, anak muda dan nafsu mereka adalah hal yang sulit di kendalikan.

"Cepat sembuh, Olivia." ucap Aiden mengusap bibir bawah Olivia yang basah karena pertemuan bibir mereka tadi, wajah Olivia memerah karena perhatian kecil Aiden padanya kemudian mengangguk singkat.

"Istirahatlah." ucap Aiden menarik kursi kemudian memainkan ponselnya di sebelah brankar Olivia, sedangkan tangan kirinya masih menggengam tangan kanan Olivia erat seolah takut wanita itu akan pergi.

Sebenarnya itu terlalu berlebihan menurut Olivia, karena tadi ia bahkan tidak menghabiskan ramennya dan sekarang perutnya terasa lebih baik. Tapi karena ini Aiden, pria pujaan hatinya, maka Olivia tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini bukan?

"Aku akan membunuh mu jika Aiden menyakiti Olivia." ucap seorang wanita yang sejak tadi menatap keduanya dari luar pintu UKS dengan senyum tipis di wajahnya. Pria di sebelahnya mengangkat bahunya acuh.

- - -

Ada yang nanya kenapa BACKSTREET blm update juga, jawabannya karena votenya belum nyentuh angka 90+ guys..

35+ votes for next part❤️

btw, ada directioners disini?

Distance [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang