Sekolah......
Dalam satu kata ini, Mereka yang mendengar, pasti sudah membuat para milenial gelisah.Betul tidak?
Mungkin, hanya mereka-mereka saja yang kerjaannya hanya bisa mengeluh. Karena, itu semua tidak berlaku di kehidupan Camille!
Bagaimana tidak? Camille sendiri adalah gadis yang sangat menyukai ilmu dan juga mencitai lingkungan sekolahnya.
Anyway, sekarang ini adalah Hari Senin gengs. Hari yang bisa dibilang super duper produktif, diantara hari lainnya.
Dan sekali lagi, walaupun Camille tidak menyukai hari yang melelahkan, tetapi dia tidak akan menyerah kalau selagi dirinya masih bisa mendapatkan ilmu yang terbaik.
Dalam keadaan seragam yang ia kenakan sudah rapi, dengan rambut yang diikat, rambut-rambut halus di sebelah pelipis dan tengkuknya sengaja di keluarkan (memberikan kesan Aesthetic girl), Camille langsung turun ke menuju dining room, menemui Daddy-nya kalau bukan untuk sarapan.
"Udah belum masaknya? Lama banget." celetuk Camille dari belakang, sehingga Marteen tidak mengetahui keberadaannya.
"Aisshh anak ini. Tata krama-nya gak jauh beda sama remaja di Amrik ya!", kesal Marteen kepada anaknya.
"Gini-gini juga aku pinter Dad. Rank 3 seangkatan wow kan?" celetuk Camille tak mau kalah.
Marteen melepaskan Apron-nya, selanjutnya ia membawa 2 piring berisikan Scrambled Egg di atasnya, dan langsung ditaruhnya di meja makan tepatnya di hadapan Camille yang sudah tidak sabar untuk sarapan.
"Wihhh, tumben Platingan-nya gak rapi. Kalau Chef Juna liat ini bakalan nangis dia...."
"Terserah kamu aja. Namanya juga telur orak-arik, pasti berantakan lah."
"Just kiddin' Dad." Setelah itu, Camille dan Marteen menyantap hidangan tersebut dengan tenang. Sesekali mereka melontarkan candaan-nya masing-masing dengan ria agar tidak terlalu hening.
After take the breakfast, Camille just doin' put on her leather Converse and carrying her backpack.
And when it's all done, she take her key car.
Btw, Camille sudah diperbolehkan kembali membawa mobilnya sendiri oleh Marteen.
"Dad, i'm going now ya! Have a good day for u!" sahut Camille disaat ia memasuki mobilnya.
"Iya, be careful honey!", balas Marteen sambil melambaikan tangannya, dan ia langsung masuk kembali ke dalam untuk bersiap-siap pergi ke kantor jam 8.30.
Setelah mengeluarkan mobilnya dari garasi, dirinya hendak menjalankan mobilnya, tapi ada seorang gadis diseberang sana yang tiba-tiba berlari dan berteriak kepadanya.
'CAM TUNGGUIN GUE'
'EH SI BANGSAT, BERHENTI WOI'
Camille yang merasa terpanggil, dalam beberapa detik, dia sudah menebak siapa orang yang berada di belakang mobilnya sedang berlari sambil berteriak gak jelas itu.
Massihhhhhh aja, ada manusia primitif di zaman sekarang huh?, Camille bertanya pada dirinya sendiri.
Akhirnya Camille memberhentikan mobilnya.
Tok tok tok
(Ketukan jendela mobil)Camille menurunkan jendela mobilnya dan.......
"Iya, ada apa ya?"
"Bukain pintu!"
"Gak bisa mbak."
"Eh elo ya awas aja, kalau lo mau EE di toilet sekolah, gak akan gue anterin lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The Dying Girl -《END》
Teen FictionGadis itu adalah murid-nya sekaligus putri tirinya. Gadis itu adalah teman yang selalu membencinya. Camille Sang Gadis, sedang berusaha membuat Pusara Hati-Nya seorang diri. Ingin berjuang untuk melawan parasit yang berada di tubuhnya. Tidak hanya...