Run Some Errands (15+)

1K 61 3
                                    

Point Of View from Me

Sulit,

Sulit jika hanya diceritakan secara verbal kepada kalian, tentang kondisi apa yang terjadi saat itu. Tidak cukup dengan hanya tulisan ini yang ingin kalian imajinasikan.

"Kenapa kamu gak langsung bawa dia pulang!!? Kalau gak bisa jaga dia, dari awal bilang aja." Terlihat seorang pria terlihat putus asa.

"Siapa bilang kalau aku gak jaga dia Mas? Kamu gak tau aja aku sering mantau dia 24 jam! Apa yang Cammie lakuin, apa yang Cammie lihat, apa yang Cammie makan,ITU AKU TAU!" Sang lawan bicaranya, seorang wanita.

Marteen dan Vivi sedang beradu mulut tanpa adanya jeda, di sebuah koridor rumah sakit tepat di depan ruang ICU. Pro dan kontra adalah salah satu perlawanan dari keduanya. Untungnya di sana hanya ada mereka berdua dan tak lupa, ada kehadiran keluarga Stellare.

"Kita bertiga izin keluar sebentar ya, selesaikan dulu masalah kalian berdua. Kita gak enak." Sahut seorang wanita.

"Enggak Sof, kalian disini aja, diluar gak ada tempat duduk. Cuman pertengkaran kecil doang kok." Ucap Marteen kepada Sophia.

"Om gakpapa kok. Aku, Papi sama Mami keluar dulu." Pamit Stellare dengan raut wajahnya yang sedih.

"Hmm......Om, kalau Cammie udah ada kabar dari dokter, bilang aku ya?" Pintanya lirih. Marteen mengangguk, kemudian mereka bertiga berlalu meninggalkan Marteen dan Vivi.

"Haaahhhhh." Hela nafas Marteen sambil mengusap wajahnya kasar dan tubuhnya mulai terduduk di lantai.

Vivi melihat suaminya frustasi langsung menghampiri dan berjongkok di hadapan Marteen. "Maafin aku sayang....." Vivi mencoba berbicara dengannya.

Ketika Vivi menyentuh pundak Marteen, suaminya malah menolak untuk disentuh. "Enggak! Tau gak? Kejadian yang kayak gini udah 2 kali! Aku gak mau sampai Cammie kesakitan yang kedua kalinya!" Hardiknya.

Vivi pun kaget. "Kamu kenapa sih Vi....? Kamu sama aja kayak Citra! Pada akhirnya ya gitu...SAMA SAMA GAK BECUS!" Lanjutnya berteriak.

Ini bukan skenario dari drama menurut mereka, tapi tak disangka-sangka Citra datang dan menghampiri keduanya di susul oleh kedua orang tua Citra.

Citra mendengar semuanya?
Iya

Citra mendengar apa yang tadi Marteen katakan, raut wajahnya pun sudah mewakili perasaannya yang sekarang. Dan ia menghadap langsung Marteen.

"Syukurlah kamu udah dateng----------"

PLAKKKK

"Cukup hina aku aja dan gak usah jelek-jelekin dia juga Marteennnnn!! Kurang ajar kamu tuh!", perkataan Mateen terpotong atas tamparan yang diberikan oleh Citra.

Kedua orang Citra terlihat kaget lantaran apa yang telah dilakukan anaknya. Ayahnya langsung melerai keduanya walaupun Marteen hanya diam.

"Baru juga kemarin kalian menikah, udah ada konflik aja! Gak malu apa?! Marteen, kamu juga harus ngaca kalau kamu itu juga salah! Kamu sibuk, kamu gak tau kan apa yang Cammie lakukan di luar sana?"

"Mestinya kamu bersyukur masih ada orang yang seperti Vivi. Dia selalu ada di samping Camille! Tapi seseorang seperti dia malah di sia-siakan." Lanjutnya.

Vivi yang terlihat mulai menangis, tubuhnya ditarik oleh Citra entah kemana, tapi tujuannya Citra hanya ingin menenangkan Vivi, istri dari mantan suaminya.

Dengan demikian Citra membawa Vivi dan meninggalkan orang tua Citra yang sedang mendampingi Marteen.
¤
¤
¤
¤
¤
¤
¤
¤
Sementara di suatu tempat,

I'm The Dying Girl -《END》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang