Jum'at, pukul 20.00 WIB
Point Of View from Camille
"Hmmm telepon gak ya?"
Sebagai seorang anak yang masih nganggap aku punya ibu, Jam segini Mama udah pulang, beda lagi kalau di Bandung.
Malam hari ini aku mau telepon Mama yang ada di Jakarta.
Apalagi kalau bukan untuk bercerita tentang kejadian hari ini.
Raport aku nurun, cita-cita aku untuk masuk Univ negeri pun udah gak ada harapan lagi, reaksi Mama gimana ya?
"Ih Takut~~~"
"Tapi aku harus segera obrolin hal ini!"
Dengan tekad yang kuat aku menekan tombol hijau ini.
EH DIANGKAT DONG!
"Halo Ma..."
"Halo?EH Cammie?! ya ampun udah lama banget Mama gak teleponan sama kamu astaga. Kangen banget!"
"Cammie juga kangen lah masak enggak."
"Tumben nih nelpon, ada apa? Kamu sehat kan nak? Sekolah kamu gimana Cam?"
Duh pertanyaan terakhirnya....
"Cammie sehat kok Ma, gak tau deh ntar..."
"Kamu tuh harus puji syukur, buktinya sehat kan, masih bisa telpon Mama."
"Iya Ma, cuman aku harus cepet-cepet operasi tumor disini, kasian Usus aku nanti kesumbat terus-terusan."
"Iya sayang."
Hening......
"Ma..."
"Iya?"
"Hmm, N-nilai uji-an Cammie n----"
"Naik?!"
"Enggak Ma."
"Eh nurun?"
"Iya, bahkan drastis."
"DEMI APA?! Kok bisa?"
"Cammie gak konsen Ma, Cammie jarang makan, soalnya Usus ini gak bisa nampung lagi, tiap detik Cammie gak nyaman sama perut sialan ini, amatir."
Mama gak jawab, aku yakin dia marah. Selama ini aku bertahan dengan nilai akademik yang bagus karena Mama lah yang sering memantau kondisi.
Suara tangis terdengar, aku panik. Aku anak yang paling durhaka. Seorang anak yang membuat orang tua nya menangis adalah hal yang keji.
"Ma, jangan nangis gegara aku, maafin, Cammie bakalan berjuang kok buat naik in nilai raport nya, maaf ya Cammie gak bisa bangga in Mama."
"Enggak Cam, kamu gak harus naik in nilai kamu itu, udah gakpapa, cukup kok. Mama nangis karena Mama nyesel dari dulu kenapa ninggalin kamu terus disaat kamu lagi butuh."
Perbincangan ini berlangsung selama 20 menit dan durasi kita telah menunjukkan 30 menit.
"Okay kalau gitu, berbahagia lah sama keluarga baru kamu nanti ya Cammie."
"Eh..Mama tau?"
"Iya lah! Masak enggak, orang Daddy kamu yang bilang langsung ke Mama walaupun lewat telpon, malahan kamu yang gak bilang kalau Daddy mau nikah lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The Dying Girl -《END》
أدب المراهقينGadis itu adalah murid-nya sekaligus putri tirinya. Gadis itu adalah teman yang selalu membencinya. Camille Sang Gadis, sedang berusaha membuat Pusara Hati-Nya seorang diri. Ingin berjuang untuk melawan parasit yang berada di tubuhnya. Tidak hanya...