Wedding Cliche

566 48 0
                                    

Please read it,
Ini ada pentingnya





























JUST SAY 'I DO'…

JUST SAY 'I DO'…

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
















Description From Vivica

It was just after 9 o'clock in the mornin' on a little bit hot, windless day that felt a lot like the inside of a closed tent. I wearin' a silk and chiffon wedding dress. Instead, the garment clung limp and lifeless to my svelte, sweaty body.

(Saat itu baru lewat pukul 9 pagi, di hari yang agak panas dan tidak berangin, terasa sangat mirip dengan bagian dalam tenda yang tertutup. Aku mengenakan gaun pengantin sutra dan sifon.  Sebaliknya, pakaian itu menempel lemas dan tidak bernyawa di tubuhku yang langsing dan agak berkeringat)

Musim semi adalah musim yang memiliki 30% hawa dingin 70% hawa panas. Karena 1 bulan lagi summer tiba di kota New York.

The ceremony was an indoor at this church. The setting was beautiful and relaxed and the music was light and romantic. There were seats for family and elderly people. We both grew up with. There weren't really many decorations as the venue alone was so beautiful, we had a welcome sign and some other small decorations as people walked onto the carpet area. The mood was excitement and anticipation as they were waiting for the bridesmaids and me to arrive.

(Upacara ini dilakukan di dalam ruangan gereja. Latarnya indah dan santai, musiknya ringan dan romantis. Ada kursi untuk keluarga dan orang tua. Kami berdua tumbuh bersama. Tidak ada banyak dekorasi karena tempat itu sendiri sudah sangat indah, kami mendapat tanda 'selamat datang' dan beberapa dekorasi kecil lainnya saat orang berjalan ke area karpet. Suasananya itu kegembiraan dan antisipasi saat mereka menunggu pengiring pengantin kemudian aku tiba).

Day light, me and him stood side-by-side in the of a church by the town before a priest, our families and friends, and said 'I do'......

(Siang hari, aku dan dirinya berdiri berdampingan di sebuah gereja di dekat kota di hadapan seorang pendeta, keluarga, dan juga teman-teman kami, dan berkata 'aku bersedia' ...)

Aku melirik ke arah gadis itu yang terlihat sudah sangat tertekan, aku tak mau para tamu undungan menunggu lama dan..........

Aku mengucapkan janji pernikahan dengan mantap.

Apa yang terjadi? Si gadis itu berdiri dari bangku jati barisan paling depan dan pergi keluar dari gereja begitu saja.

Aku menghelakan nafas berat, seketika pria yang di depan ku ini berucap "tenang, kedepannya dia pasti menerima kenyataan."

Tidak! Dia tidak mungkin menerima semua ini di dalam hatinya. Sebaliknya gadis itu lari dari kenyataan.

Di malam harinya...

Kami memiliki tamu resepsi yang lebih sedikit dari 80 orang, mau itu keluarga dan teman dekat kami, sisanya adalah rekan rekan dari kantor Marteen dan Papap.

Diadakan di ballroom hotel benar-benar indah, kami memiliki lampu peri berkelap-kelip di atas kami dan kami mengatur "altar" dipanggung dengan ratusan stoples dan lilin serta kelap-kelip lampu itu seperti mimpi.

Makanan itu dibagi sepiring ayam panggang, beef, pork dan ikan dengan salad. Tak lupa beberapa dessert yang telah di sediakan. Minuman yang berderet dengan berbagai macam jenis.

Acara pemotongan kue dimulai. Kue itu adalah white cake bakar 7 tingkat yang indah. Ada beberapa pidato, tarian, dan banyak kenangan indah yang menyenangkan dibuat dengan orang-orang terdekat kita.

Dan tetap, Si gadis tsb tidak ada disini, kehadirannya yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang.




I'm The Dying Girl -《END》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang