Point Of View from Me
Sabtu, Mei 2017.
"Inget ya Camille, nanti kalau acara resepsi dan acara keluarga udah dimulai, kamu gak boleh makan dan minum sembarangan!"
Marteen memberikan tanda peringatan kepada anaknya ini. Dia khawatir dgn kondisi putrinya yang masih harus dibawah tanggung jawab Marteen sendiri.
"Stellare, om minta kamu jagain Cammie ya." Marteen menyuruh antisipasi dari Stellare.
"And then...you know how to keep Camille from the beverages, right? So you guys don't ever to tryin' give her some alcohol, booze, liquor or somethin' else, understand?"Jessica dan Megan mengangguk bersama, mereka diperingati oleh Marteen karena si kembar ini agak liar.
"Oh iya satu hal lagi! Stellare, jangan pernah kasih dia pork, nanti dia sakit kepala terus pingsan." Stellare melongo.
'Pantesan waktu gue kasih bakmi babi dia tepar.' Stellare dalam hatinya.
Di aparthouse, keluarga sudah menyiapkan dirinya masing -masing. Gaun seragam yang dipakai bridesmaid berwarna red wine tampak serasi dengan seragam setelan jas hitam yang di pakai groomsmaid.
"So ladies! cepatlah berangkat." Suruh Marteen.
Marteen dan keluarga berangkat menuju tempat prosesi.
Sedangkan Vivi?
2 hari ke belakang orang tua dan keluarganya baru saja datang ke New York dan sekarang dirinya berserta keluarga sedang ada di salah satu hotel yang nanti malam akan dijadikan pesta pernikahan.
Saat Camille, Stellare, dan anggota keluarga lainnnya sampai di tempat prosesi, mereka prepare untuk rundown acara disebuah ruangan yg ada di gereja tsb.
Point Of View from Camille
Udah jam 7 pagi mereka masih sibuk otak-atik jadwal. Aku? Hanya berdiam diri, ada rasa bahagia ada juga sebaliknya. Jam 9 adalah waktu acara sakral diberlangsungkan.
"Cam, menurut lo, kita bakalan masuk angin gak pake baju kek beginian?" Tanya Stellare.
"Enggak lah yakali....." jawabku.
"Oh iya gue pengen nanya, kok Miss Vivi belom dateng aihhh?" Sesalnya. "Sabar kaliii, dia itu pengantin, pasti make-up sama riasan lainnya belum selesai."
Tak lama, orang yang kita omongin masuk ke ruangan kita.
Wow gorgeous umpat dalam hati.
Rambutnya yang di tata rapi seperti dewi Aprhodite, riasan muka yang mencolok, A-line wedding dress lengan yang di pakai berwarna putih suci,
"Baju pengantin nya terlihat seperti gaun Alessandra De Osma, ya kan?" Eh sejak kapan Jessi ada disamping aku.
"Look! The real angel." Ucap Yaya melihat calon menantunya. Para wanita menghampirinya dan memberikan ucapan-ucapan manis.
"Marteen itu paling bisa nemuin yang good looking ya.", ucap salah satu tante ku.
Sedangkan aku tak perduli tetangnya. Aku duduk disalah satu kursi yang ada, dan melihat ke arah jendela.
1 jam kemudian para tamu undangan telah berdatangan masuk dan dipersilahkan duduk di bangku gereja.
Stellare, Jessi, Megan, dan yang lainnya sebagai bridesmaid (pengiring pengantin wanita) akan berjalan ke altar dari pintu utama setelah penyambutan pengantin wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The Dying Girl -《END》
Teen FictionGadis itu adalah murid-nya sekaligus putri tirinya. Gadis itu adalah teman yang selalu membencinya. Camille Sang Gadis, sedang berusaha membuat Pusara Hati-Nya seorang diri. Ingin berjuang untuk melawan parasit yang berada di tubuhnya. Tidak hanya...