Pengasingan (15+)

1.4K 76 3
                                    

Hhmmm mmm
Ada sedikit konten yang gak seharusnya ada.

Warn! 15++++++

Baca teh pelan pelan geura
Euhhrgg
Mau di gabrug?!

Point Of View from Me

Berjalan pulang melalui koridor panjang di sekolah, sambil menggandeng sebuah totebag yang isi nya Macbook dan terlihat satu bungkus permen itu yang masih ia genggam.

Ada perasaan senang dan khawatir secara bersamaan membuat Camille bingung sendiri.

Aku tuh sebenernya seneng dan lega karena,
sekarang ini udah gak ada lagi masalah sama Audrey tapi,
Aku khawatir tentang perasaan Audrey untuk aku,
Aku bahkan belum buka peluang hati untuknya.
Batin Camille.

Apa yang akan Camille katakan kepada Audrey mengenai perasaannya saat ini?

Tujuan hidup Camille akan terhimpit karena Audrey. Bagaimana tidak?

Manusia mana yang mau,
Pada saat mereka di akhirat akan dimasukan ke neraka dan di cap sebagai manusia tak berguna untuk Tuhan-Nya.

Camille pun tak ingin seperti itu, dia sudah berusaha mencoba untuk tidak memiliki perasaan dan sugesti terhadap sesama jenisnya.

Sekali lagi, bagaimana dengan Audrey?
Apakah dia akan sakit hati,
Saat Camille berusaha menolaknya?

Semua ada padanya.

"Cammie!" sahut seseorang. Camille menengok ke belakang mencari tahu seseorang yang memanggilnya.

Senyuman dan wujudnya terlihat seperti Aphrodite di mata Camille. Dewi Kecantikan yang memiliki Cinta terhadap semua orang. Karena darinya, semua warga sekolah mengaguminya.

Maka dari itu Marteen (Ayahnya) memilih perempuan ini sebagai istri nya dan menjadikan seorang ibu untuk Camille.

"Hei sini, kamu mau langsung pulang aja?" tanya Vivi.

"Hm? Ahhh iya kayaknya langsung pulang." jawab Camille.

Vivi merangkul lengan kanan Camille dari belakang sambil berjalan secara perlahan.

"Wah jangan dulu pulang dong, tunggu tante selesain rekap-an nilai kelas kamu ya, nanti pulangnya bareng lagi?." ajak Vivi. "Ehmm boleh."

"Okay, Cammie tunggu di kantin ?" tanyanya memastikan. Camille menganggukan kepalanya yang artinya setuju. "Iya deh, gak lama kok ya."

Setelah itu, Vivi menghentikan langkahan-nya, mau tak mau Camille pun berhenti. Vivi menghadapkan arah condongannya pada Camille,

"ehhmmm?" Camille memiringkan kepalanya pertanda dirinya bingung.

Vivi memegang tengkuk Camille mendekatkan wajah nya dengan wajah Camille. Camille yang di perlakukan seperti itu malah terbelalak kaget.

Does she try to kiss me right now?!!

Cup

"Eungg??" Camille mengernyitkan dahi dan pipinya mulai memerah.

"Bye! I'll come to see you later!"

Vivi berjalan meninggalkan Camille yang masih terpaku seperti patung museum.

Wawwww aku terlalu berharap.... batin Camille.

Lmao, dirinya terlalu berharap bahwa Vivi akan menciumnya di bibir. Nyatanya Vivi mengecup singkat pucuk kepala Camille.

Tapi dia terlihat bahagia sekarang, di benaknya sekilas memikirkan kalimat ini :

I'm The Dying Girl -《END》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang