Point Of View from Me
Malam hari pukul 22.30 WIB,
Di hari yang sama.Dua insan yang masih mengkritik satu sama lain dengan saling melontarkan perkataan mereka sehingga pemikiran dari keduanya menjadi bercabang dua yang bertentangan.
Tidak heran jika mereka memperebutkan kemenangan dari setiap argumennya masing-masing. Karena, keduanya me-rekomendasikan film-film yang akan dijadikan mereka tontonan untuk malam bersamanya kali ini -_-
Childish
"Please kita nonton ini aja."
"Apaan?! Gak seru, lagian gue udh nonton ni pelem."
"Yaudah deh ini,dan kamu gak akan bisa berontak lagi untuk kali ini titik."
"BIG NO, gue bilang enggak ya enggak!"
Camille pun merasakan bahwa dirinya harus bertindak untuk pasrah saja atas sikap sahabatnya, yang tak lain adalah Stellare.
Pada akhirnya mereka berdua diselimuti dgn keheningan dan saling berkutik dengan pikirannya masing-masing. Entah apa yang mereka fikirkan akan tetapi keduanya memang enggan untuk memulai percakapan.
Setelah lumayan lama mereka berdiam diri, Camille beranjak meninggalkan Stellare yang masih terduduk di ranjang. Camille memutuskan untuk mengambil Macbook-nya yang tadi dijadikan bahan pertengkaran keduannya itu berada dipangkuan Stellare, kemudian Camille mematikannya. Sehingga Stellare menatap Camille tajam.
"Terus, nontonnya gak jadi nih?!" tanya Stellare yang masih menatap Camille sinis. "Iya, soalnya kamu bentakin aku terus. Jadi, aku nya juga males." yang tadinya Stellare ingin mengomeli sahabatnya itu tetapi ia mengurungkan niatnya. Bahkan, sekarang ini Stellare hanya ingin tertawa sekeras mungkin terhadap apa yang baru saja Camille katakan.
"Pffftttt, apa segitunya gue galak banget sama lo?" Ucap Stellare yang sudah setengah mati dirinya menahan tawa.
"Baru nyadar?!" Entahlah, tadi itu Camille bertanya atau malah membentak Stellare balik?
"HUAHAHAHAA........" fiuhhhhh.....akhirnya Stellare tak perlu menahan tawanya lagi. Tapi, tawanya ini membuat Camille menjadi geram.
Sebegitunya-kah dunia terbalik dengan instant?
"Gak ada yang lucu Ler! That's not funny idiot!" Ucapan Camille yang tidak begitu dianggap oleh Stellare, ia terus tertawa bahkan Camille tak tahu kapan berakhirnya suara kuntilanak itu.
Semoga aja Stellare gak serangan jantung dan bakalan mati konyol karena suara nya itu. Batin Camille
Saat Stellare sudah merasakan perutnya keram dan pipinya yang mulai sakit, dirinya mengakhiri kegembiraannya itu. Seketika moment menjadi hening, kembali. Stellare menatap Camille dengan penuh arti sehingga yang ditatap menjadi salah tingkah.
"Ee-hh emm ngapain kamu! ngeliatinnya gak usah gtu banget, aneh tau gak. Awas naksir!" Gugup Camille.
"Heh kurang ajar! mentang-mentang lo udah came out sama gue, terus gue bakalan naksir lo, gitu? Nanti lo naksir gue balik deh tuh, kan gue cantik, sexy dan menggoda, udah gitu kita pacaran, dihadiri dengan ciuman dan mantap-mantap tiap hari. Kalo kita mau, hayu kuy paling cuman butuh 5 tahun lah, gak lama kok segitu mah, ya kan?" Goda Stellare.
"Hih gak mau, mendingan sama yang lain aja." Camille tak terima jika kenyataannya akan seperti yang barusan Stellare katakan.
"Okay okay....Actually, daritadi gue pengen nanyain tentang suatu hal ke lo..." Camille mulai serius mendengarkan perbincangannya dengan Stellare kali ini. "Jadi, lo pengen gue bantuin gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The Dying Girl -《END》
Teen FictionGadis itu adalah murid-nya sekaligus putri tirinya. Gadis itu adalah teman yang selalu membencinya. Camille Sang Gadis, sedang berusaha membuat Pusara Hati-Nya seorang diri. Ingin berjuang untuk melawan parasit yang berada di tubuhnya. Tidak hanya...