Diaspora

591 54 1
                                    

Jika kalian berpikiran bahwa Diapora itu adalah tercerai-berainya suatu negara, itu artinya kalian benar tetapi kali ini berbeda. Disini kalian akan belajar tentang tercerai-berainya manusia karena dari salah satu sifat manusia lainnya yang tidak bisa dipercaya.












Point Of View from Camille.

Masih dengan visualisasi malam hari di kota New York. Tapi bedanya, keberadaanku sedang di lain tempat. Aku, Stellare, Jessi, dan Megie sudah berada di kerumunan orang-orang yang tampak sedang berbahagia.

Katanya, pernikahan itu adalah suatu kebanggaan dan keberhasilan mereka untuk menjalin suatu hubungan yang lebih suci. Tuhan tak henti-hentinya akan memberikan anugerah kepada pasangan yang telah mengikat janji mereka masing-masing di altar.

Tapi bagaimana jika ada orang yang sangat tidak menyukai hal-hal yang berbumbu pernikahan? Seperti aku........ditambah lagi dengan keberadaan Wanita itu yang telah membuat hati ini hancur.

Suatu saat nanti mind set baru ku adalah hidup bukan hanya tentang dia.

Lamunan ku buyar, melihat Megan menyodorkan sebuah piring yang isinya potongan ayam panggang. Aku menerimannya denagn senang hati.

"thanks."

"Ahkk doesn't matter."

Para orang dewasa sedang menggerakan tubuh mereka dengan diiringi lagu yang lumayan hipster sehingga gerekan dansa mereka agak terlihat liar. Dentruman suara bass begitu menggelegar di dada.

Seketika ada seseorang yang mencekram lenganku kuat membuat aku merintih kesatikan.

"ouhh ternyata pengantin baru..." ucap ku sedikit meledek. Daddy memasang wajah nya marah.

"disaat seperti ini kamu masih bisa bercanda ya!" apa-apaan? Nada nya meninggi.

"Daddy lepasin sakit!" ucapku berusaha melepaskan cengkraman nya.

Setelah itu dia melepaskan tangannya dan menghelakan nafas berat.

"kamu tau gak? Papap, Yaya, tante-tante kamu, Daddy, bahkan Tante Vivi khawatirin kamu Cammie."

"hah masa Tante Vivi nyari-nyari aku sih, aneh. Kesambet apa dia?" Selak ku.

"kamu tuh kenapa sih sama dia gak pernah bisa disatuin? Cammie kamu udah dewasa, coba deh pikiran kamu tuh jangan kayak anak kecil terus, orang lain juga bakal bosen sama sikap kamu yang kayak gini." Jelas Daddy.

Iya aku tau Dad cuman aku punya alasan buat ungkapin semuanya dan Cammie gak bisa ucapin itu, yang ada Daddy kecewa sama Cammie.

"maaf Dad, daritadi aku bareng sama Jessi, aku gak kemana-mana, sumpah, percaya deh sama aku."

"okay Daddy percaya cuman, kamu tuh tadi udah bikin keluarga khawatir. Tiba-tiba ilang gimana ceritanya coba?"

"iya Dad...."

"yaudah kalo gitu kamu diem disini aja sama mereka tapi jangan jauh-jauh, kalo mau keluar dari hotel atau mau masuk kamar hotel bilang dulu." Perintahnya.

"iyaaaaaaaa."

"okay deh, eh tapi tadi kamu gak minum yang aneh-aneh kan?" tanyanya.

"enggak Dad, gak tau deh kalau nanti heheh." Ucapku.

"heh kamu ni....." ucap Daddy mendapatkan serangan hiudngku yang di capit oleh tangannya.

Setelah itu Daddy kembali ke kerumunan yang ada tepat di depan mata ku.

Aku hanya memegang gelas yang berisi sirup cherry yang sangat manis sambil memainkan iphone.

Gak sengaja aku liat Snapgram Audrey. Stellare bener, dia lagi hang out bareng geng nya. Hati aku lega karena pada akhirnya anak itu gak dibenci sama teman-temannya dikarenakan dia suka sama cewek lagi, yang tak bukan adalah aku sendiri.

I'm The Dying Girl -《END》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang