Point Of Viem from Vivica.
Now, she just hides away from what just happened here,
in that moment.......Aku,
Cuman bisa natap dia dengan wajah yang datar, pake banget. Setelah aku berhenti memberikan reaksi terkejutku padanya.Bahkan reaksiku tadi seperti seseorang yang baru bertemu pocong a.k.a terkejut, seakan horror seolah-olah dirinya pun takut melihat aura dari diri aku sekarang ini.
Seperti apa yang kalian fikirkan. Sekarang aku sedang melakukan sidang pada gadis nakan ini secara dadakan di kamar nya. Sidang dadakan gak tuh......
Teman-temannya yang hampir masuk ke kamarnya, mereka sedang bermain dan berbincang ria di living room terdengar suara-suara yang sedang asyik main game konsol.
Camille yang berdiam diri di tempat (YANG MASIH BELUM PAKE CELANA LAGI) hanya bisa terduduk di atas ranjang sambil menunduk (merasa bersalah) dan aku tak henti-hentinya memasang mimik muka yang jahat disertai tatapan tajam kepadanya.
"Huffff." Helaan nafas terbuang secara kasar dariku.
"Sejak kapan kamu suka nonton ginian?" Lanjutku.
"Semenjak Stellare kasih tau aku, kalau nonton ginian tuh jadi berasa pengganti Caffeine dari kopi." Jawabannya membuatku 100% kebingungan.
"Maksud kamu? Tante gak ngerti.", aku memang tidak mengerti apa yang dia katankan.
"Candu." Dia menjawab dengan jujur.
Astaga.....
Aku mendengarkan fakta yang dia berikan dan aku hanya bisa memijit pelipis di kepalaku berulang kali.
"Tante gak habis pikir sama temen kamu itu. Dia bukannya sering juara umum di sekolah kan ya? Kirain dia bakalan kasih tau kamu tentang pelajaran di sekolah. Tapi kok, malah ngasih pelajaran ke kamu yang kayak beginian?" Iyalah masa aja anak didikku bentukannya kayak gini di real life.
"Sebagaimana kamu yang rajin juga Cam. Ternyata Si Pintar yang satu ini punya nafsu juga ternyata. Dan jangan bilang kalau Audrey kayak kalian juga?! Haduh masa sih 3 orang yang sering dicap siswa berprestasi kelakuan nya kayak gini. Apalagi tante itu Wali kelas kalian berdua."
Aku terus mengoceh, sampai dia dibuat bosen dengernya.
"Tapi tante.....Pleaseeeeeee banget jangan bilangin ke Daddy soal ini. Pleaseeee." Mohon Cammie.
"Gak ya! Nanti tante bakal adu ke Daddy kamu!" Jawabanku yang menjengkelkan.
Aku tau apa yang harus aku lakukan. Sepertinya jika aku menjahilinya seperti ini seru juga. Mana mungkin aku adu-kan ke Marteen, gak tega aku liat muka Camille nanti. Tapi ini keterlaluan, anak jaman sekarang ada-ada aja kelakuannya.
"Ckk, just don't tell him" dia memelas kepadaku.
"What else can i do Cam. My student is a bit thick unholy. Sebagai wali kelas, Miss harus adukan persoalan ini ke orang tua kamu." Aku dengan senang hati mengerjainya sampai dia panik.
Hukumanku segampang itu untuk dihadapi.
Tapi,Suddenly.......
"Hahhhh......Ini rahasia yang selama aku dan Stellare tutupin ke Daddy. Hiks... Camille sebenernya gak tau apa-apa tentang video gituan tante. Camille kira, tante bakal diem aja dan gak akan kasih tau ke siapa-siapa. Ternyata enggak. Hiks..... buktinya.......you r so mean to me!"
Eh kok jadi nangis. Apa dia benar-benar cengeng seperti ini? Aku kok jadi khawatir ya. Tapi lucu juga, remaja umur 17 tahun cengeng kayak gini.
Aaahhhhh menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The Dying Girl -《END》
Teen FictionGadis itu adalah murid-nya sekaligus putri tirinya. Gadis itu adalah teman yang selalu membencinya. Camille Sang Gadis, sedang berusaha membuat Pusara Hati-Nya seorang diri. Ingin berjuang untuk melawan parasit yang berada di tubuhnya. Tidak hanya...