Satu

13.7K 373 12
                                    

Katamu cintaku berlebihan
Cemburuku tak beralasan
Membuat dirimu tak nyaman
Maafkan aku sayang
Aku takut kehilangan dirimu
Aku takut
Takut kehilanganmu
Aku takut kehilangan cintamu
Aku takut hidup tanpa dirimu

(🎶 Republik - Aku Takut)

***

Sudah Direvisi

***

Klik

Regita mematikan lampu kamarnya. Saat ini, penerangan yang tersisa hanya sebuah lampu tidur di atas nakas. AC sudah ia atur senyaman mungkin, jendela-jendela juga sudah ditutup dan dikunci. Regita menarik selimut tebalnya hingga sebatas dada, lalu memejamkan matanya.

"Fly me to the moon ... Let me play among the stars ..."

"Let me see what spring is like ... On Jupiter and Mars ..."

Lagu milik Frank Sinatra yang berjudul 'Fly Me To The Moon' mengalun begitu saja dari ponsel milik Regita, itu berarti ada telepon masuk. Namun Regita tak segera mengangkatnya, ia membiarkan beberapa saat sambil mendengarkan lagu itu dengan mata masih memejam.

"In other words, hold my hand ... In other words, baby, kiss me ..."

Regita meraih ponselnya. Tak boleh membiarkannya lama-lama, siapa tahu itu telepon penting. Atau mungkin telepon dari pacarnya. Ah, jangan berharap. Sampai gajah beranak kambing, pacar Regita tidak mungkin meneleponnya. Garis bawahi ya, TIDAK MUNGKIN.

"Felin?" Mata gadis itu langsung terbuka lebar ketika membaca nama yang tertera di layar ponsel. Ia segera menekan tombol hijau.

"Hallo Kak Re!"

"Iya hallo Fel, ada apa? Kangen ya sama Kak Re?"

Suara di seberang sana tak langsung menyahut. Felin memang sudah biasa menelepon Regita, tapi tak pernah di jam-jam larut malam seperti ini. Regita menjadi penasaran dibuatnya.

"I-itu, Kak. Hm ... Kak Jasen."

Mata Regita kian melebar ketika mendengar nama pacarnya disebut. Jasen Laksamana Pressapda, pacarnya sekaligus kakak tiri Felin.

"Jasen kenapa?"

Lagi-lagi Felin tidak langsung menyahut. Regita menggigit bibir bawahnya, rasa khawatir menyelimutinya.

"Jasen kenapa? Ngomong Fel!"

Regita menggeram frustasi karena Felin tidak memperjelas kalimat utamanya. Sementara itu perasaan Regita semakin khawatir.

"Kak Jasen ... Hmm, Kak Jasen lagi i-ikut nyerang Geng Galaksi, Kak."

"Hah?! Jasen ikut nyerang Geng Galaksi? Geng Galaksi-nya SMA Tunas Bangsa?"

"Iya, Kak."

"Kamu tahu lokasinya?"

"Jalan Flamboyan."

Tut.

Regita memutuskan telepon secara sepihak. Ia segera mengganti baju tidurnya dengan skinny jeans berwarna biru pudar dan kaos pendek warna maroon. Tak lupa, Regita juga memakai jaket jeans basic untuk melindunginya dari dingin angin malam. Sebelum keluar kamar, Regita menyambar kunci motornya.

"Loh, non Gita mau kemana?" Regita menoleh ke asisten rumah tangga yang melemparkan pertanyaan padanya.

"Keluar sebentar, Bi. Jangan bilang Mama sama Papa ya." Asisten rumah tangga itu mengangguk, nurut.

JASEN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang