Tiga Belas

3K 160 1
                                    

Regita turun dari motornya. Ia berjalan mendekati bel yang melekat di samping gerbang rumah itu.

Ting tong

Gerbang terbuka, menampakkan seorang pria berpakaian seragam satpam.

"Siang, Non. Cari siapa?"

Regita tersenyum manis, senyum yang mampu melelehkan siapa pun. "Siang, Pak. Saya cari Felin, ada?"

"Ada, Non. Silakan masuk."

Regita memasuki gerbang tersebut. Satpam itu menuntun motor Regita untuk ikut masuk melewati gerbang.

Jarak dari gerbang ke pintu rumah lumayan jauh. Kaki Regita sampai pegal dibuatnya. Tahu gini, mending tadi ia naik motor dan biar diparkir di depan rumah Jasen persis.

Iya, Regita bertamu ke rumah Jasen. Ia harus tahu banyak hal tentang Jasen. Dua hari lalu, ketika Landan bertanya apa yang ia tahu tentang Jasen, Regita tidak bisa menjawab apa pun. Ia malu, pasti. Dan Regita dapat alamat rumah Jasen dari Felin.

"Kak Regita!"

Regita celingukan mencari sumber suara.

"Aku di sini, Kak!"

Regita mendongakkan kepalanya. Ia mendapati Felin tengah berdiri di balkon, tepat di atasnya.

"Hai, Fel!"

"Aku turun, Kak."

Regita mengangguk pelan, rasanya canggung. Meski pun Regita sering teleponan dengan Felin, ini kali pertamanya bertemu dengan adik Jasen itu.

Ceklek

Pintu terbuka. Regita mengamati Felin dari bawah sampai atas. Mungil, imut, lucu, tiga kata yang menggambarkan gadis itu.

Felin menarik lengan Regita dengan lembut. "Masuk yuk, Kak. Aku kenalin ke Mama."

Regita mengangguk. Ia nurut saja ketika Felin membawanya ke halaman belakang rumah mewah itu. Di sana, ada seorang perempuan duduk santai sembari menikmati cokelat panasnya. Itu Aletta, ibu tiri Jasen.

"Mama!" panggil Felin.

Perempuan yang dipanggil Mama itu menoleh. Ia tersenyum ke arah putrinya yang membawa seorang gadis.

"Coba tebak, ini siapa?"

Aletta diam seraya meneliti setiap inci tubuh Regita. "Teman kamu," ucap Aletta asal.

"Hm ... bener sih. Tapi kurang tepat!" ucap Felin.

"Jangan main tebak-tebakan gini, dong. Mama jadi pusing," ucap Aletta sambil memijat pelipisnya pelan. Tepatnya ia pura-pura pusing.

"Ini Kak Regita, pacarnya Kak Jasen."

Aletta reflek membekap mulutnya, terkejut. "Pacarnya Jasen?" tanya Aletta kepada Regita untuk memastikan.

"Iya, Tante," jawab Regita seraya tersenyum.

"Cantik kan, Ma?"

Aletta mengangguk mantap. "Cantik banget."

"Tante juga cantik," ucap Regita memuji.

"Panggil Mama aja."

Regita dan Felin duduk di bangku kosong dekat Aletta. Mereka ngobrol bertiga, membicarakan apa saja. Tapi, satu hal yang Regita sadari adalah kedua anggota keluarga Jasen itu tidak banyak membahas Jasen. Rupanya Regita belum tahu bahwa Aletta dan Felin hanya keluarga tiri.

"Jasen biasanya pulang jam berapa?" tanya Regita. Ia sedari tadi tidak menemukan sosok Jasen, padahal hari sudah sore.

"Biasanya malem, Kak."

JASEN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang