Dua Lima

3.5K 133 0
                                    

"Lo mau kemana, Bran?" tanya Sendra melihat Gibran berdiri dan menyambar jaketnya.

"Pergi bentar," jawab Gibran.

"Lo ikut tarung sama Alexus kan?" tanya Pradit.

Gibran mengangguk. "Ikut, tenang aja. Jam lima sore kan?"

Gibran keluar dari warung Mang Wedi. Seluruh anak Geng Zolvenior sudah berkumpul di situ. Padahal baru jam setengah empat. Mereka semua terlalu semangat untuk melawan Geng Alexus.

Gibran melajukan motornya menuju ke SMA Tunas Bangsa. SMA itu terletak di depan SMA Pancasila persis. Namun, kedua sekolah itu tidak pernah akur sejak dulu. Tak butuh waktu lama, Gibran berhenti di depan gerbang persis. Ia mendapat banyak tatapan dari anak-anak SMA itu. Namun, Gibran cuek saja.

"Hai." Gibran menyapa cewek-cewek yang melewatinya dengan genit.

"Aaaaaaaaaa, ganteng banget sih! Hai juga."

"Dia nyapa gue!!"

"Bukan! Nyapa gue itu mah."

Gibran tersenyum, membuat cewek-cewek Tunas Bangsa itu memekik histeris. Gibran merapikan jambulnya sambil berkaca di spion motor.

Dari jauh, Gibran melihat gadis yang ditunggunya. Ia segera turun dari atas motor dan menghampiri Fahra. Bel pulang SMA Tunas Bangsa lebih lambat setengah jam dari sekolahnya.

"Hai!" sapa Gibran sambil menepuk pelan bahu Fahra.

Fahra melotot ketika melihat Gibran ada di wilayah sekolahnya. Apalagi Gibran memakai jaket Zolvenior. "Lo anak Zolvenior?"

Gibran mengangguk santai tanpa beban. "Iya. Gue keren kan?" tanyanya sambil menaik turunkan alisnya.

"Keren mata lo upilan! Ngapain lo di sini?" tanya Fahra panik.

"Jemput lo."

"Pergi nggak! Kalo anak Galaksi liat lo, kalian bisa ribut!"

"Makanya ayo, lo pulang sama gue!" ajak Gibran.

"Kenal nggak, udah ngajakin pulang bareng," ucap Fahra.

Gibran menunjukkan cengirannya, ia lupa memperkenalkan diri. "Oh iya, lupa. Gue Gibran Anggrian, anak SMA Pancasila, pasukan inti Geng Zolvenior."

"BODO AMAT!" sentak Fahra. "Lo harus pergi dari sini!" Fahra mendorong bahu Gibran agar cowok itu mau meninggalkan wilayah sekolahnya.

Namun, Gibran tak acuh. Ia tidak mau pergi dari situ sebelum Fahra mau menerima ajakan pulangnya.

"Pergi, Gibran!" usir Fahra.

Gibran membuka mulutnya lebar-lebar, berakting terkejut. "Lo nyebut nama gue?" tanya Gibran tak percaya.

Fahra memutar bola matanya malas.

"WOY, ADA ANAK ZOLVENIOR!"

Fahra melotot kaget mendengar seruan seseorang. Ia panik bukan main. Pasti Galaksi dan Zolvenior akan melakukan tawuran karena Gibran nekat memasuki wilayah SMA Tunas Bangsa.

"PERGI! Ada anak Galaksi yang ngeliat lo!"

Gibran menyandarkan tubuhnya santai ke motornya. "Bodo amat."

"Gue gak mau ya Galaksi sama Geng lo berantem," ucap Fahra.

"Makanya pulang sama gue, kita pergi bareng-bareng dari sini."

Rombongan Geng Galaksi berlari ke arah Gibran dan Fahra. Mereka memakai jaket yang sama, berwarna abu-abu dengan tulisan 'GALAKSI' di punggungnya.

"AYO CEPET! GALAKSI UDAH DEKET TUH," ucap Gibran pura-pura panik. Ia naik ke atas motornya. "Cepet naik!"

JASEN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang