31

994 63 54
                                    

5 bulan sudah Atta, Sohwa, Thariq, dan Saaih pergi dari rumah, membuat suasana rumah menjadi sangat sepi tak seperti biasanya. Tak ada lagi senda gurau, debatan-debatan kecil, teriakan sana-sini, amukan kemarahan, dan yg lainnya.

Dulu Fatim menunggu tanda-tanda kalau mereka ingin pulang ke rumah, tapi kenyataan itu tak berbuah manis. Seakan-akan ia sudah tidak peduli lagi bagaimana keadaan saudaranya disana.

Fatim yg dulu memiliki sifat yg ceria, periang, serta ramah kepada semua orang kini hilang begitu saja. Sifatnya sekarang sudah berubah 360°, total... Semua berubah total. Kini sifatnya menjadi tak karuan. Dingin. Itu lah sifatnya sekarang.

"Abang 3 bulan di sana"

"Kak Sohwa ga akan lama disana"

"Abang hanya sebentar disana"

"Bang Saaih janji, kalau nanti bang Saaih pulang, abang bakal turutin permintaan Fatim"

"Fatim tunggu dirumah baik-baik yaaa... Kak Jidah mau keluar dulu, masih banyak hal yg belom kak Jidah kerjain"

"Fatim... Mungkin kak Iyyah ga pulang malam ini, masih banyak tugas yg belum selesai"

Perkataan-perkataan kakak dan abangnya terus berputar di otak Fatim. Setiap hari ada saja satu-persatu perkataan kakaknya yg muncul tiba-tiba dikepalanya.

"ARGHHH......" teriak Fatim yg nampaknya mulai frustasi

"Kenapa disaat Fatim mulai lupain mereka, justru malah terus keinget" ucap Fatim mengacak-acakan kasurnya yg entah sudah bagaimana wujud kasurnya sekarang

Dikarenakan suasana hatinya yg sedang kalut, Fatim pun berjalan kearah lemarinya dan mengambil jaket bomber miliknya lalu merampas kunci motor diatas nakas.

Fatim pun turun ke lantai 1 yg dimana disana terdapat kakak ke-2 nya yaitu Sajidah.

"Mau ke mana Tim? Rapi banget" ucap Sajidah lembut

Tak ada respon yg keluar dari mulut Fatim, ia hanya melirik sekilas lalu lanjut berjalan.

"Tim?" panggil Sajidah lagi

"Ck, keluar" desis Fatim lalu lanjut berjalan kearah garasi

Fatim mulai melajukan motornya dan kini ia sudah menghilang dibalik tikungan.

Sementara Sajidah sudah terisak, air matanya sudah berlomba-lomba turun dari kelopak matanya.

"Gimana caranya balikin keadaan Fatim kaya semula" ucap Sajidah lirih

Kakak dan abangnya yg lain pun sama. Mereka sudah mencoba menghubungi Fatim namun tak kunjung di respon, balas pesan mereka saja tidak apalagi mengangkat telfonnya.

"Kak Jidah??" tanya Iyyah yg baru saja pulang serta mukanya yg kusut

"Kak Jidah kenapa?" tanya Iyyah panik sambil menghampiri kakak nya itu

"Kak Jidah bingung, Yah. Fatim makin kesini makin berubah sifatnya" ucap Sajidah

"Kita sabar dulu aja kak, mungkin Fatim lagi mau menyendiri dulu sekarang" ucap Iyyah yg mencoba menenangkan sang kakak

Beri Aku Kasih SayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang