58

602 61 48
                                    

40 vote untuk lanjut...
Bisa?

***

Ini sudah hari ke-5 Fatim terbaring di kasur miliknya, dari hari pertama demam nya begitu tinggi, bukannya semakin turun malah semakin naik. Seharusnya kini ia dirawat dirumah sakit tapi ia menolak itu, Fatim meminta kakak dan abangnya untuk tetap di rawat dirumah saja. Katanya bau rumah sakit bikin dirinya nambah pusing.

Sudah 4 jam anak itu tertidur, saudaranya bergantian untuk menjaganya siapa tau nanti ia nekat untuk mencabut selang infusan dan keluar rumah seenaknya.

"Kalau udah bangun langsung kasih obat" ujar Atta

Sohwa menepuk lengan abangnya pelan, "Makan dulu bang"

"Ohh iyaa hehe, lupa" ucapnya terkekeh

"Hm.. Abang mau ke luar dulu yaa, cari makan sekalian beli obat Fatim yg udah abis" ucapnya lagi

"Aaih ikut dong bang" pinta Saaih

"Kamu siapa? Apakah saya kenal anda?" ucap Atta meledek

"Basi lu bang" ejek Saaih yg tidak peduli langsung meninggalkan abangnya yg bahkan belum memberinya izin untuk ikut.

"Dihh si botak, pengen banget gua jitak" ucap Atta geregetan

Setelah 2 saudara itu berlalu, mereka pun kembali sibuk mengompres dahi Fatim.

Iyyah masih berada di tempat kuliahnya karena masih ada kelas terakhirnya, sedangkan Thariq sedang membereskan barang-barang miliknya.

"Kak Sohwa kalo mau makan duluan ga pa-pa, Jidah yg jagain Fatim" ucap Sajidah menatap wajah kakaknya sebentar

"Kak Sohwa masih mau disini, nanti kita makannya bareng aja sekalian sama Iyyah" ujar Sohwa yg langsung mendapatkan anggukan dari Sajidah.

Memang beberapa hari kebelakang Fatim udah agak terbuka dengan saudaranya namun sifat cuek dan dinginnya masih berbekas, Fatim hanya gengsi mengutarakan rasa sayangnya.

Kini terdapat sedikit gerakan dari Fatim, awalnya anak itu hanya mengulet saja tapi makin kesini malah seperti orang ketakutan. Keringat sudah membasahi wajahnya, gumaman serta rintihan dari mulutnya semakin lama semakin terdengar jelas. Mungkin kini ia sedang mimpi buruk.

"Fatim?"

"Heyy?? Are you okey? Coba Fatim buka matanya dulu"

Sajidah sedikit menepuk pipi Fatim pelan agar anak itu terbangun.

"Fatimm"

"Wake up, heyy"

"Hallo Fatim... Kamu denger suara kak Sohwa kan?"

Sajidah sedikit mengguncangkan tubuh Fatim namun tidak berhasil juga.

"Gimana kak?" tanya Sajidah panik

"Ga tauu" balas Sohwa

"Umii....."

Sohwa dan Sajidah saling menatap satu sama lain, ia tak salah dengar kan?

"Umi... Fatim ikut"

"Fatim.. Heyy bangun.. Bangun Fatim" ujar Sohwa yg semakin panik

"Abi.. Kenapa Abi larang Fatim? Fatim mau ikut"

"GAK... GAKK... FATIM GAK BOLEH IKUT, PLEASE WAKE UP FATIM" racau Sohwa yg semakin menjadi

Kejadian beberapa waktu silam seakan terus berputar dipikirannya seperti layaknya kaset rusak, ia tidak mau kejadian yg dulu menimpa keluarganya terulang kembali untuk yg kedua kalinya.

Beri Aku Kasih SayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang