61

573 47 15
                                    

Bughh....

Satu pukulan berhasil lolos mengenai pipi kanan lawan dan membuatnya tersungkur ketanah.

Tanpa ampun Fatim kembali mencengkram kuat baju depan lawannya.

Mereka ribut, sebenarnya tidak adil Fatim saat ini hanya sendirian sedangkan lawannya ada 3. Tidak adil bukan? Padahal ini hanyalah hal sepele yg bisa diselesaikan tanpa adu jotos tapi mereka yg memilih untuk menyelesaikannya dengan cara yg tidak wajar.

Saat Fatim menyelesaikan 1 nya, kedua lawannya yg bebas pun langsung menghajar Fatim yg sudah lengah, yg satunya memegangi kedua tangan Fatim lalu yg satunya lagi memukuli pipi dan dibagian perut.

Tubuhnya yg semula terjatuh ketanah kini kembali bangkit, nafasnya sudah tersengal, tapi dirinya masih mampu untuk berdiri tegak.

"By one" ucapnya sambil membersihkan debu dan tanah yg menempel di baju serta celananya.

"Kelamaan" ucap satunya yg langsung menyerang Fatim mendadak

Fatim berhasil menangkis dan mendapatkan kesempatan untuk meninju telak lawan.

"Tinggal satu" ucapnya sambil tertawa meremehkan

"Ahh sialan"

"Woyy bangun... Ayoo jangan lemah"

Fatim melongokan kepalanya dan melihat kedua musuhnya yg tergeletak ditanah, "Mati kali"

"Enteng banget mulut lu ngomong yaa" tanpa aba-aba orang itu langsung membabi buta Fatim yg belum siap.

Serangan demi serangan Fatim dapatkan, ia terus menangkis dan menghindar untuk menghemat tenaga, tapi bukannya menghemat malah nambah emosi karena salah satu pukulannya berhasil mengenai tepat dipipi nya.

"Ohh gitu yaa" ucapnya tertawa hambar sambil memegangi pipinya

"Ga sakit sih, kaget doang. Baru kali ini ketemu sama kumpulan pengecut kaya kalian. 3 lawan 1 tidak masalah" lanjutnya

Lawan yg semula siap dengan kuda-kudanya kini mengendur dan menatap Fatim bingung.

"KARENA YG 1 LAH YG MENANG" lagi-lagi Fatim mendapatkan kesempatan itu.

Orang tersebut tiarap dibawah dengan kedua tangan yg di pengang kuat oleh Fatim. Sedangkan Fatim, anak itu berada diatas orang tersebut, dengan satu kakinya yg menginjak punggung lawan, satu tangannya yg memegang lengan lawan dan tangan sebelahnya lagi yg siap untuk meninju lawannya.

Brugh...

Semula Fatim yg sudah semangat untuk menghabisi lawannya harus rela terpental secara tiba-tiba.

"Fuck!" desisnya sambil memegangi bahu kirinya

Emosinya semakin mengebu, ia kembali mencengkram lawan yg sudah tidak berdaya.

"Fatim stop, please"

Fatim tidak memperdulikan itu, ia terus menatap lawan dengan tatapan tajamnya.

"Stop Fatim! STOP!"

Atta mencoba melepaskan cengkraman tangan adiknya dengan susah payah dan mendorong kebelakang tubuh adiknya saat cengkeraman itu terlepas.

"PERGI!" ucap Fatim ganas

"Kamu kenapa heeii" ucap Thariq membawa jauh adiknya

Fatim mendorong tubuh abangnya kencang, "Kalian yg kenapa!"

"Kenapa apanya? Kita kesini buat ngelerai kamu. Kita nyari kamu 2 hari kebelakang" ujar Thariq yg mati-matian buat menenangkan adiknya itu

"Jangan ada yg peduliin Fatim. Ingat itu!" ancam Fatim

Beri Aku Kasih SayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang