60

595 46 56
                                    

"Tim, kebawah yuk. Ditunggu sama yg lain" ucap Sajidah yg berjalan mendekati Fatim

"Ngapain?" ucapnya dingin

"Mau bicara sama kamu" ucap Sajidah lembut

"Mereka aja yg kesini" ucapnya

"Ga enak disini mending dibawah aja" ujar Sajidah lagi

Fatim mendecak sebal, ia lagi malas untuk kemana-mana. Setelah teman-temannya pulang sifatnya pun kembali lagi menjadi Fatim yg sangat amat keras kepala.

"Gak" tolaknya

Sajidah mulai mengusap kepala adiknya itu pelan serta menangkup kedua pipi Fatim.

Fatim mulai menyamankan posisinya, merasa Fatim sudah agak tenang Sajidah kembali membuka suaranya.

"Yuk, kebawah. Kan Fatim katanya anak baik, anak baik harus nurut" ujar Sajidah

Entah angin dari mana, Fatim menganggukkan kepalanya dan tersenyum kearah sang kakak.

Melihat reaksi Fatim, mata Sajidah sedikit berbinar. Lalu ia membantu adiknya untuk duduk dengan tangan kirinya memegangi kantung infusan lalu menuntunnya untuk keluar kamar.

"Jangan buru-buru" ujar Sajidah saat Fatim yg dengan rusuhnya menuruni satu persatu anak tangga.

"Sini" ujar Atta sambil menepukan sebelahnya yg kosong

Fatim menatap ke-6 saudaranya dengan tatapan malasnya. Ia duduk disamping abangnya dan didepannya terdapat ustadz yg siap untuk memceramahi dirinya.

"Saya langsung tanya saja sama dek Fatim" ucap ustadz

Fatim menaikan sebelah alisnya bingung.

"Assalamualaikum" ujar ustadz itu

Legang sejenak lalu Fatim menjawab salam tersebut, "Waalaikumsalam"

"Alhamdulillah, sekarang ustadz mau nanya nih sama dek Fatim. Akhir-akhir ini ngerasain hal yg aneh ga?" tanya ustadz itu sambil menatap bola mata Fatim yg sedikit gelisah

Fatim menggelengkan kepalanya pelan.

"Ga pa-pa, jujur saja. Tidak ada yg marah kalau kamu jujur" ucap ustadz yg merasakan ketidaknyamanan Fatim

"Ga ada" ucap Fatim yg berusaha kabur dari tatapan sang ustadz

"Ayo ngomong aja, abang ga marah kalau Fatim jujur, jelasin sama kita yaa" ucap Atta sambil merangkul tubuh Fatim

Mata Fatim tak lepas dari pintu utama, tatapannya mulai menajam dengan tangan yg sudah mengepal keras.

Seakan tau, ustadz tersebut mengikuti kemana arah mata Fatim, "Dek Fatim bisa lihat yg gaib yaa?" tebaknya yg sangat amat akurat

Kakak dan abangnya yg semula biasa saja pun langsung terkejut dan menatap Fatim seakan meminta jawaban.

"Bener Tim?" tanya Sohwa

"Mereka kan yg ganggu kamu beberapa hari kebelakang" ucap sang ustadz

Fatim tidak menjawab, matanya terus saja menatap pada pintu.

"Ada siapa disana? Teman? Atau yg ganggu kamu?" tanya ustadz

"Teman" ucap Fatim spontan

"Jangan bikin gua takut dahh" ujar Saaih yg semakin mendekat kearah Thariq

"Coba panggil temannya kesini, ustadz mau kenalan" ucap ustadz itu tersenyum

"Mereka teman Fatim" ucapnya lagi

Beri Aku Kasih SayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang