63

587 49 47
                                    

Kini Fatim masih berada di apartemen milik keluarganya, sudah dua minggu ia tinggal disana. Aman dan tentram yg membuat kehidupan Fatim sedikit aman.

Duduk di sofa sambil menonton TV adalah kegiatannya hari ini, sebenarnya ia tidak menonton tayangan tersebut, hanya saja ia menyalakannya agar suasana tidak begitu sepi.

Ting!!

Satu notifikasi masuk yg berasal dari handphonenya. Awalnya dia diamkan, tapi kelamaan suara notifnya semakin membuatnya muak.

Ting!!

Tanpa pikir panjang Fatim pun merampas handphone yg berada di atas meja.

Perlahan ia baca satu persatu pesan yg ia terima, matanya memanas, rahangnya pun mengeras.

"Sialan" gumamnya sambil mengepal kuat tangannya

"Kakak lu sekarang ada ditangan gua"

"Kalau mau kakak lu selamat, lu harus dateng kesini"

"Ingat! Sendirian, jangan coba-coba untuk membawa orang lain terlebih lagi polisi"

"Jika lu ga datang, kakak lu bakal mati ditangan gua hari ini juga"

"Alamatnya nanti gua kasih"

"Selamat bersenang-senang"

Itu lah isi pesan yg Fatim terima.

Ia memukul dahinya pelan, kenapa dunia tidak pernah bosan melihat dirinya sengsara.

Ia terus saja merutuki kesalahannya, ini semua karena ulahnya.

Tanpa pikir panjang Fatim pun berjalan keluar apartemen nya, hanya bermodal handphone, motor dan nyawanya saja yg ia bawa.

"Tunggu Fatim..." gumamnya

Baru saja ia membuka pintu, didepannya sudah terdapat beberapa teman-temannya.

"Mau kemana?" tanya Ghatan bingung

"Bukan urusan lu" ucapnya

Fatim kembali berjalan melalui temannya.

"Lu ga akan bisa nyelesaiin masalah lu sendirian, Tim. Akan selalu ada teman yg bantu gimana pun keadaan lu" ujar Najwa yg berlarian menyusul langkah Fatim

"Mereka cuma menginginkan gua, Wa" ucap Fatim dengan nada suara yg sudah naik 1 oktaf

"Tapi kita bisa kerjasama buat ngalahin mereka semua, Tim. Kita ga mau lu susah sendirian" ucap Nashwa yg ikut berlari menuju kearah Fatim

Fatim sedikit diam sejenak sambil menimang-nimang apakah temannya harus ikut atau tidak.

"Gimana?" tanya Rangga yg membuyarkan lamunan Fatim

"Terserah" ucapnya yg langsung melangkahkan kakinya kearah lift

"Kak Fatim... Kami boleh ikut?" ucap seseorang yg berada disampingnya

Kenapa disaat ramai begini mereka muncul?? Apa kata orang-orang nanti kalau Fatim terlihat berbicara sendiri.

"Hn"

Beri Aku Kasih SayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang