17

1.1K 49 30
                                    

Dan Fatim pun menutup telepon tersebut. Dan menatap Ibra yg sedang menatapnya pula.

~~

"Why??" tanya Ibra dengan menaikan kedua alisnya serta kedua tangannya yg ia masukan kedalam kantung jaketnya.

Fatim hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum, ia bingung akan kemana setelah ini.

Ibra pun berjalan kearah bangku panjang yg tersedia disetiap bahu jalan kota Paris.

Ia melihat Fatim yg masih berdiri kaku didepan telepon umum. Ia tahu gadis itu sekarang sedang kebingungan.

Ibra yg peka pun menepukan bangku sebelahnya yg masih kosong, yg menandakan agar Fatim duduk disebelahnya.

Yeuwww, pede bat lu panjul-, ehh lanjut2 hehe

Fatim yg semulanya ragu pun berjalan menuju Ibra yg sudah menunggunya disana, ia terus berjalan sambil berbincang-bincang dalam hati.

"Dari pada kakiku kebas akibat kelamaan berdiri mending aku hampiri dia. Toh.... Tak ada salahnya kalau aku duduk bersamanya. Kelihatannya dia orang baik, mungkin aku bisa menjadi teman barunya sampai besok tiba" fikirnya dalam hati

Legang..... Tak ada yg memulai pembicaraan. Mereka masih sama-sama gugup untuk saling mengenal satu sama lain.

1 menit....

2 menit....

3 menit.....

Dan dikarenakan Ibra yg tidak suka akan keheningan yg terus berlarut, ia pun memutuskan untuk bertanya-tanya kepada gadis disampingnya. Siapa tahu ia asik untuk diajak berbicara.

"Haum.... Fatim, are you from Indonesia??" tanya Ibra

Deg.... Jantung mereka sama-sama berdegup kencang. Apakah sesusah itu berbicara dengan seseorang yg baru kita kenal???

"Yeahh, i'm from Indonesia" ucap Fatim gugup

"Ouhhh..... My grandmother happened to be a native of Indonesia" ucap Ibra menatap langit yg sudah menunjukan warna orange, yg menandakan hari sudah sore.

"Ohh yeah... Can you speak Indonesia?" tanya Fatim

"I can only little by little. And even then i'm still not fluent" ucap Ibra dengan senyumnya

Kebayang gaa sihh dia senyum kaya gimanaaaa:) maniss syekaleeeee:v

"Hmm... Fatim.. How can you be here?" tanya Ibra

Fatim pun menarik nafas pelan. Dan menceritakan kepada Ibra bagaimana ia bisa berada di Paris.

Beri Aku Kasih SayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang