Egois

5.4K 170 35
                                    


🐒🐒🐒

"Kalo kakak mau ceraikan aku sekarang juga gak apa-apa kak. Aku ikhlas"

"GAK!"

Mendengar itu sontak membuat Arsya dan Sely menoleh ke arah sumber suara dimana Maura yang sedang berdiri di ambang pintu. Sepertinya Maura mendengar semua pembicaraan nya dengan Sely

Maura masuk menghampiri Arsya dan Sely, ia menatap kedua nya

"Gak, pokok nya bunda gak setuju kalau kalian cerai!" tegas Maura

Arsya bangkit dan menatap bunda nya, "Maksud bunda apa?!"

"Bunda gak mau kamu cerai dengan Sely, harus nya kamu sadar, kamu baru saja menikahi Sely seminggu yang lalu. Dan sekarang? Kamu malah minta cerai. Ingat Arsya, kamu terlalu menyepelekan pernikahan" bentak Maura

Cukup sudah Arsya sudah muak. Selama ini dirinya memang bersabar dan selalu menuruti kemauan bunda nya, tapi kini dirinya sudah tak bisa terus mengalah seperti ini. Biarkan lah dirinya egois untuk saat ini

"Bunda bilang aku menyepelekan pernikahan?  Harus nya bunda intropeksi diri bunda sendiri. Siapa yang sebenarnya menyepelekan pernikahan?" tegas Arsya

"Maksud kamu apa? Kamu nyalahin bunda?!" protes Maura

"Arsya gak nyalahin Bun, tapi Arsya cuma gak nyangka aja" intonasi suara Arsya merendah, seiring dengan setetes air matanya yang jatuh

(mau baca percakapan Arsya yang ini, tolong di hayati ya gaes. Seolah-olah kalian lah yang menjadi Arsya. Biar ada feel nya gitu)

"Dulu sewaktu Arsya mau di jodohin dengan Alexa, Bunda yang ajarin Arsya untuk menghormati dan menjaga perasaan wanita. Tapi sekarang apa? Bunda malah membimbing Arsya untuk melanggar itu semua dan menyakiti perasaan wanita"

Arsya menghapus air mata itu lalu terkekeh miris "Sekarang Bunda mau apa lagi, hm? Bunda mau aku nikah lagi atau gimana? Bunda tau gak, bunda itu egois. Bunda selalu lakuin semua hal yang bunda mau, tanpa peduli perasaan aku"

Tatapan Maura berubah sendu "Arysa, Bunda ngelakuin ini demi kebaikan dan kebahagiaan kamu nak, mengapa kamu menjadi anak yang pembangkang kayagini? "

Arsya menggeleng kan kepalanya "Bunda, bukan maksud nya Arsya membangkang bunda. Tapi, Arsya capek selalu ikutin kemauan bunda dan mengorban kan kebahagiaan Arsya sendiri. Bunda mikir gak? Dengan cara Bunda menikahi aku dengan Sely, itu gak ngejamin kebahagiaan aku. Kebahagiaan aku itu cuma Alexa bun. Kalo bunda ingin lihat aku bahagia, jangan pisahin aku sama Alexa bun" ucap Arsya dengan suara lirih

Suasana hening, Maura terdiam telihat dari matanya yang memerah, sudah di pastikan wanuta paruh baya itu menangis. Tapi Arsya tidak tahu apa yang di fikirkan Maura sekarang, ia berharap bunda nya akan berubah fikiran dan mempersatukan dirinya kembali dengan Alexa

Maura memang menangis, tapi ia tidak menangisi perbuatan nya yang hendak memisahkan Arsya dengan Alexa. Maura merasa sedih saja karna Arsya kini sudah berani membangkangnya - fikirnya

"Aku cuma minta satu hal sama Bunda, tolong jangan pisahin aku sama Alexa. Arsya cinta sama Alexa bun, Arsya ngerasa gagal jadi suami yang baik buat Alexa"

Arsya menatap bunda nya sendu "Bunda tau gak si? Disaat aku hendak menikahi Sely, aku berbohong sama Alexa bun. Aku pamit kalau aku ada tugas di Kalimantan. Dan bunda tau apa jawaba nya?"

Maura hanya diam tak menjawab, melihat itu Arsya hanya terkekeh miris,

"Alexa izinin aku bun, dia percaya sepenuhnya sama aku kalau aku emang beneran ada tugas di Kalimantan. Dia suport aku dan selalu doain yang terbaik buat aku. Dan apa kenyataan nya?"

ALEXA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang