RLC
Happy Reading ^^
Heechul meminta Yoochun memperlihatkan pistolnya, Yoochun sempat terdiam lalu mengeluarkan pistol dan menaruh diatas meja. Heechul mengangkatnya memberitahu kalau itu pistol yang sama, lalu bertanya pada semuanya, Bagaimana Ia bisa begitu tahu persis pistol yang digunakannya.
Yoochun terlihat gugup dan semua nampak tegang, Heechul memberitahu bahwa terdakwa yang memberitahu pistol yang digunakan untuk mengancamnya. Yoochun melirik Jungsoo tak percaya. Heechul menanyakan pada Saksi, apakah Yoochun telah mengancam terdakwa akan membunuh anaknya.“Keberatan! Pengacara telah mengajukan pertanyaan yang tak berhubungan.” Kata Jaksa Lee berdiri
“Apa maksud anda? Menurut Pasal 2, ayat 4 dalam aturan pidana kriminal, Tindakan ini diperbolehkan apabila saksi terus mengatakan pernyataan palsu.” Teriak Heechul lalu berjalan ke kursi juri
“Para Juri sekalian, orang tua macam apa, yang tega melihat anaknya berada dalam bahaya. Pengakuan yang ditulis di bawah paksaan dan tekanan tak boleh digunakan sebagai bukti. Saya meminta bukti dicabut” tegas Heechul dengan tangan didada seperti mengambil sumpah kembali ke tempat saksi. Sehun dan Ayahnya bisa tersenyum lega.
Semua wartawan mengambil gambar dan siap dengan mic yang disodorkan pada Heechul
“Detektif yang memaksa terdakwa harus mendapatkan hukuman setimpal Dan pelaku yang sebenarnya belum bisa tertangkap. Jika "Kau" menonton ini, sebaiknya kau menyerahkan diri, atau aku yang akan menyeretmu.” Kata Heechul memberikan penyataan lalu mengajak Sehun pulang.
Ketika keduanya berjalan diparkiran mobil Jaksa Lee memberikan klakson dan berhenti memberikan komentar Sidangnya semakin menarik. Heechul meberitahu Sidang selanjutnya akan semakin menarik, yaitu Sidang yang membuktikan penuntutan Jaksa Lee itu adalah salah, lalu mengatakan mereka akan pulang karena sibuk.
“Tunggu. Sebenarnya apa yang kau rencanakan? Aku sungguh tak mengerti. Karena aku tahu, kau bekerja untuk uang Ataukah kau sudah kaya, dan hanya ingin eksis saja?” sindir Jaksa Lee dengan senyuman liciknya.
“Tertawalah sepuasnya. Karena, pada akhirnya aku yang akan menang dan akan menertawaimu.” Balas Heechul, Jaksa Lee hanya tertawa lalu pergi mengemudikan mobilnya.
Heechul memegang bahu Sehun dengan penuh keyakinan mereka berdua yang akan tertawa nanti. Sehun bertanya sebelum pergi apakah seorang pengacara bisa berbohong di pengadilan, Heechul pikir Sehun menunjuk dirinya.
“Bukan ini tentang ayahku, tapi aku yang memberitahumu bentuk pistol itu.” Kata Sehun
“Aku hanya membalas tindakan mereka, Karena aku tahu Mereka adalah pembohong dan kebohonganku bukan apa-apanya daripada mereka.” Jelas Heechul lalu pamit pulang lebih dulu karena harus membeli jas yang baru. Sehun tersenyum seperti mengurangi rasa khawatirnya.
****
Sooyoung heran sudah meminjat ayahnya tapi masih merasakan sakit. Jaebum mendatangi ayahnya dengan sopan dan terlihat sangat takut, Tuan Donghae berteriak menanyakan apa lagi masalah yang dibuat anak sulungnya. Sooyoung mengeluh kakaknya berulah lagi membuat leher ayahnya jadi tegang.
“Tiap kali kau berulah, semua ototku menjadi tegang.” Teriak Donghae. Sooyoung meminta ayahnya tenang karena akan memijatnya. Donghae tersenyum bahagia, Jaebum melirik adiknya yang bisa sekali menjilat sang ayah. Siaran berita TV terdengar, tetang laporan kasus pembunuhan mahasiswi Seocheon. Sooyoung menceritakan ia bergabug dalam tim juri untuk kasus itu. Mata Jaebum langsung melotot tajam ketika berita tentang Pengacara mengatakan terdakwa mengaku karena diancam oleh polisi dan diputar saat Heechul memberikan penyataan
“Dan pelaku yang sebenarnya belum bisa tertangkap. Jika "Kau" menonton ini, sebaiknya kau menyerahkan diri, atau aku yang akan menyeretmu.” Ucap Heechul yang menunjuk ke depan kamera. Jaebum merasa seperti Heechul sedang menunjuk dirinya, Ayahnya kembali memanggil anaknya memberitahu mereka akan membuka cabang baru, jadi meminta agar Jangan membuat masalah lagi Karena dengan masalahnya bisa menghambat bisnis mereka. Jaebum merasakan ponselnya bergetar, lalu meminta ayahnya beristirahat saja dan keluar dari ruangan.
Di dalam kamar.
“Kau melihat brengsek itu di TV? Apa dia mencurigai sesuatu?” tanya Jaebum terlihat agak panik
“Itu hanyalah taktiknya, tak usah kau pedulikan.” Ucap Sek Ha. Jaebum memikirkan apabila Heechul benar-benar mengetahui sesuatu, Sek Ha tak bisa berkomentar. Jaebum memperingatkan agar ayahnya tak mengetahuinya karena ia lebih tahu dengan ayahnya daripada pengadilan. Sek Ha mengerti.
Di rumah sakit
Dokter memperlihatkan hasil CT Scan menjelaskan penyakit demensia Alzheimer yang Gejala biasanya muncul saat usia 60 dan mungkin penyakit ayahnya itu bisa berkembang dengan cepat.
“Bagaimana jika dia sedang dipenjara?” tanya Sehun Sedih
“Di penjara, akan menyulitkan dia mendapatkan perawatan yang baik. Dan Penyakitnya bisa berkembang lebih cepat. Jika kau membutuhkan dokter, jangan ragu untuk menghubungiku saja.” Kata Dokter, Sehun mengucapkan terimakasih.
****
Slogan didepan penjara [Menjaga dan Membuat Mereka Kembali ke Jalan yang Benar.] Sehun menemui ayahnya dengan jadwal berkunjung, Jungsoo memuji pengacara yang dipilih anaknya sangat hebat, Sehun tersenyum memberitahu kalau Heechul tak pernah kalah sebelumnya, jadi yakin Ayahnya pasti akan bebas.
“Bagaimana dengan ayah Sana? Dia diseret keluar dari sidang kemarin.” Tanya Jungsoo khawatir.
“Dia akan dibebaskan dari kantor polisi hari ini dan tak diijinkan untuk menghadiri persidangan.” Cerita Sehun
“Jika aku kehilangan anakku juga, aku pasti akan berbuat hal yang sama.” Kata Jungsoo. Sehun tertunduk ingin menceritakan tentang penyakit ayahnya, tapi terlihat ayahnya menatap kosong, sambil memanggil ayahnya menanyakan apa sebenarnya yang terjadi. Jungsoo seperti sadar dari lamunanya, lalu berkata akan membelikan ponsel baru lagi kalau sudah bebas. Sehun menahan rasa sedihnya karena ayahnya lupa kalau berkali-kali sudah membeli ponsel baru. Jungsoo tersenyum sudah mengetahui layar ponsel anaknya rusak. Sehun tertunduk sedih menahan tangisnya.
****
Tuan Seo baru saja akan masuk kerumah dengan membawa soju, Sehun yang sudah menunggunya, memanggil meminta agar mempercayai kalau ayahnya bukan yang membunuh anaknya. Tuan Seo mengumpat melepaskan tangan Sehun, dengan penuh amarah tak percaya Jungsoo tak hanya membunuh anaknya tapi juga membunuh dirinya lalu masuk ke dalam rumahnya.
“Ahjussi, aku akan membuktikan bahwa ayahku tak bersalah. Aku berjanji akan menemukan pembunuh yang sebenarnya agar dia bisa dihukum. Aku berjanji padamu dan juga Sana-noona. Jadi, hingga saat itu, mohon bersabarlah.” Teriak Sehun dari depan pintu.
****
Heechul menelpon seseorang meminta bantuan dan akan memberikan bayaran yang sangat banyak jadi meminta cepatlah datang. Sehun masuk ke dalam ruangan Heechul dengan wajah lesu, Kibum langsung mengajak seluruh anak buah untuk keluar.
“Pemeriksaan kesehatan ayahku sudah keluar.” Kata Sehun sedih, Heechul bertanya apakah penyakitnya sangat parah.
“Dia mengidap Alzheimer.” Ucap Sehun menahan tangisnya, Heechul menghela nafas mendengarnya.
“Kita tak akan menang dengan mudah. Kenapa keadaan anak dan ayah bisa sangat berbeda? Meskipun begitu, kau tak perlu khawatir. Mungkin aku terdengar kejam, tapi penyakit itu bisa membantu kita. Aku juga akan menemui dokter itu.” Kata Heechul memegang bahu Sehun lalu Sehun mengucapkan terimakasih, Heechul menanyakan apakah Sehun sudah makan.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember
FanfictionJika aku menyerah pada diriku, dunia akan menyerah padaku. Update setiap hari Sabtu