RLC
Happy Reading ^^
Tuan Oh seperti benar-benar tak mengingat sama sekali, Sehun melihat ayahnya merasa polisi seperti sedang menginterogasi padahal seharusnya tak boleh melakukan interogasi seperti menyudutkan ayahnya.
“Dan bahkan jika dia memberikan saksi, saksinya masih tidak terkredibilitas. Hukum ini tertera dalam UU Penegakan Hukum Polisi, 220 ayat 1, Bukankah kalian terdengar seperti menginterogasinya dengan paksaan?” tegas Sehun tak terima.
“Bukan maksud kami seperti itu, Jangan marah-marah begitu. Tapi Apa alm. Seo Sana adalah kenalan anda?” tanya polisi kembali bertanya
“Baru kali ini aku melihatnya.” Kata Tuan Oh. Sehun kaget karena Sana adalah anak dari temanya yang suka memberikan makanan. Polisi menanyakan apakah Tuan Oh yakin dengan jawabannya. Tuan Oh yakin tak mengingatnya sama sekali, lalu meminta maaf karena tak bisa membantu penyelidikan mereka. Sehun benar-benar shock ayahnya tak mengenal Sana, lalu melihat tas ponsel yang dibawa ayahnya.
Ia buru-buru pulang kerumah melihat didalam lemari, ayahnya membeli 3 ponsel yang sama dan disimpan didalam lemari. Lalu melihat kebagian laci, semua barang dibeli ayahnya sebanyak tiga dengan motif dan bentuk yang sama. Dibagian laci obat pun ayahnya membeli tiga botol yang sama dan mendapatkan tas ponsel dengan motif sama seperti yang dibeli ayahnya sebelum kehilangan arah dan bertemu dengan Sana yang terbujur kaku.
Di ruangan dokter
“Ada kalanya dia merasa mengenalnya tapi dia tak akan ingat siapa namanya. Aku akan memulai tesnya sekarang. Silakan sebutkan nama hewan-hewan ini.” kata dokter menjejerkan gambar binatang
“Ini Singa, gajah, kuda nil, badak.” Kata Tuan Oh dengan lancar. Dokter menanyakan apakah Pria yang datang bersamanya itu anaknya. Tuan Oh membenarkan, Dokter meminta untuk menyebutkan namanya dan nama anaknya. Tuan Oh menyebut nama Oh Jungsoo dan anaknya Oh Sehun. Dokter mencoba membalik namanya. Tuan Oh bisa menyebut Sehun Oh dan Jungsoo Oh. Sehun tersenyum seperti dugaan tentang ayahnya salah.
****
Berita menyebar diseluruh korea, mulai dari surat kabar, Layar TV besar ditengah kota, Subway dan toko elektronik, bandara, begitu juga Hayoung dengan keluarganya sambi memakan jeruk.
“Seorang mahasiswi Seocheon ditemukan tewas setelah diperkosa manarik banyak perhatian. Menurut polisi, mereka tak dapat menemukan tersangka untuk kasus ini. Korban Seo adalah mahasiswi juga bekerja untuk biaya pendidikannya, Tak hanya keluarga tetapi masyarakat Korea sangat penasaran dengan kasus ini. Presiden juga telah mengunjungi kantor polisi untuk memerintahkan memecahkan kasus ini.”
****
Sehun keluar kamar menanyakan apa yang sedang dilakukanya, Sang Ayah sedang menonton berita sambil memakan jeruk, tatapan Sehun merasa kasihan pada sang ayah yang harus terlibat karena berada di TKP.
“Masyarakat meminta polisi untuk segera menemukan pembunuhnya. KaPolres juga telah menyakinkan masyarakat bahwa pembunuhnya pasti akan tertangkap. Kasus ini ditangani oleh tim investigasi khusus dan sangat menyedot perhatian warga negara. Polisi berjanji akan segera menemukan pelaku pembunuhannya.”
****
Jaksa Lee mematikan TV diruangan setelah mendengar berita, lalu masuk ke ruangan jaksa Lee dengan wajah tertunduk.
“Aku adalah jaksa utama dalam kasus ini, namaku Lee Sungmin. Yang Aku lihat, semua praduga tersangkanya sudah diperiksa. Tapi, belum ada kemajuan sama sekali.” Jelas Jaksa Lee melihat berkasnya.
“Karena TKP-nya di hutan, tak ada CCTV Dan juga, tim forensik masih belum bisa menyimpulkan hasil DNA-nya.” Kata Detektif.
“Lihatlah itu, aku telah mengurangi jumlah praduga tersangkanya.” Kata Jaksa Lee melempar berkasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember
FanfictionJika aku menyerah pada diriku, dunia akan menyerah padaku. Update setiap hari Sabtu