Chapter 4

76 8 0
                                    

RLC

Happy Reading ^^

Hayoung pulang melalui restoran pizza milik ayahnya, sang ibu sedang menonton acara sambil melipat kotak pizza untuk take away. Hayoung melihat pembawa acara yang mengenalkan tentang Photographic Memory, yang dikenal sebagai Picture Memory, lalu melihat pelajar tadi ada di TV, bernama Oh Sehun berumur 18  tahun. Sehun dengan mudah menyebutkan urutan angka dengan cepat 3,1415926535 8979323846, Ibu Hayoung yang melihatnya merasa Sehun mungkin bisa menghafal semua isi buku hukum, menurutnya dengan memiliki kemampuan seperti itu maka  menghapalnya pasti bukan hal yang sulit.

“Apa ibu pikir, hukum itu hanya tentang hapalan saja?” keluh Hayoung tak setuju lalu menganti acara lain, Berita TV menanyakan “Tuan Kim yang telah melakukan 15 kasus pencurian, ditangkap hari ini. Pernyataan kritis dari seorang murid SMA telah membantu dalam menyelesaikan kasus ini Dia sekarang telah menjadi pusat perhatian. Menurut polisi....” dengan foto Sehun dilayar.

Hayoung kesal langsung mematikan Tvnya dan masuk ke dalam, Ibunya yang heran kembali menyalakan TV.

****

Sek Ha membawa Sana melewati pepohonan yang cukup gelap dengan mobilnya, Disebuah tempat sudah banyak mobil mewah yang berhenti dan masuk satu pria dengan dua wanita yang memakai pakaian sexy. Ayah Sehun mendorong alat-alat pembersih diparkiran. Akhirnya Sek Ha turun dan Sana melihat Ayah Sehun sedang membersihkan jalan. Sek Ha bertanya apakah mengenal pria itu. Sana mengaku mengenal pria itu adalah ayah dari temanya. Sek Ha seperti tak peduli menyuruhnya cepat masuk, lalu memberitahu Sana hanya perlu menyanyi seperti ang biasanya dan langsung pulang.

“Mereka akan menyiapkan daftar lagu, dan kau tak boleh memberitahu siapapun, oke?” jelas Sek Ha

“Ya, tidak akan. Ayahku bahkan tak tahu. Tapi, orang macam apa yang harus aku nyanyikan nanti? Apakah mereka orang yang tak seharusnya aku kenal? ”tanya Sana penasaran. Sana masuk dengan wajah binggung, melihat rumah yang dijadikan seperti club dengan pria yang dikeliling wanita seksi serta obat-obatan yang bebas dipakai siapapun. Sek Ha mengajak Sana masuk ke dalam ruang ganti dan memilihkan gaun warna merah.

“Bukannnya aku hanya akan bernyanyi dan langsung pulang. Tidak perlu ganti baju” kata Sana melihat baju yang terbuka, Sek Ha melihat Sana yang menolaknya lalu membuka pintu ruangan.

“Dia adalah anak KaPolres, dan dia anak mantan Menteri. Sementara Dia adalah anak Kepala Perusaan Koran dan dia adalah anak dari keluarga yang kaya raya.” Kata Sek Ha menunjuk pria-pria yang sedang berciuman dan mabuk dilorong, lalu kembali menutup pintu.

“Mereka semua lahir dari keluarga yang sangat kaya raya. Jika aku tadi memberitahumu di mana kita, kau pasti akan menjerit-jerit.” Jelas Sek Ha

“Tapi, sepertinya aku lebih baik tidak mengetahuinya. Apa aku bisa pulang sekarang? Kupikir, aku akan menyanyi di depan...” kata Sana merasa tak nyaman ditempat itu dan akan pergi. Sek Ha menahan pintu agar Sana tak keluar, meminta untuk lebih medekat agar bisa menasehati, kalau memang ia bisa melakukannya dengan baik, maka ia bisa membiayai sekolahnya sendiri dan memberikan amplop tebal. Sana ingin menolak, tapi Sek Ha memaksa memasukan ke dalam tas, memintanya agar tak perlu serius dan hanya perlu bernyanyi saja. Sana ingin mengembalikanya tapi Sek Ha memilih untuk keluar dari ruang ganti.

****

Jaebum datang dengan beberapa pengawal, Sek Ha langsung menyambutnya, Tuan Oh didekat ruangan sedang membersihkan karpet. Jaebum menegur Sek Ha yang selalu melakukan kembali. Sek Ha terlihat bingung, Jaebum menunjuk Tuan Oh untuk menyingkirkan semua serangga.
Tuan Oh sempat membungkuk, Jaebum memerintah menyingirkan semua orang yang tak berkepentingan kecuali anggota mereka. Sek Ha bingung karena mungkin tak ada pelayan. Jaebum pikir masih ada temannya itu dan berpikir harus ia sendiri yang melakukan. Sek Ha pikir bisa sendiri yang mengurusnya, lalu memerintahkan Tuan Oh pulang sekarang.

RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang