Chapter 14

66 4 5
                                    

RLC

Happy Reading ^^

Didalam mobil Jaebum mengingat ucapan Heechul

"Membusuk di penjara selamanya atau kehilangan semua uangmu." Lalu memukul bangku didepanya seperti sasaran tinju sambil berteriak karena tak bisa membunuh pengacara bajingan itu.

"Hei, apa kau akan membiarkannya bertindak seenaknya? Bukannya kau bilang, aku tak perlu khawatir? Hei! Kenapa kau diam saja?" teriak Jaebum kembali meninju kursi didepanya, Sek Ha mengatakan akan segera mengurusnya.

"Bagaimana dengan yang lainnya?" tanya Jaebum

"Tempat itu sudah dibersihkan." Kata Sek Ha

"Aku tak percaya padamu lagi,sekarang Aku mau ke sana melihatnya langsung" kata Jaebum lalu meminta sopir Menuju ke vila.

****

Sehun dan Hayoung berada disebuah tempat yang diberi pembatas dan juga penjaga. Hayoung tahu tempat itu adalah yang terakhir didatangi ayahnya, Sehun mengangguk membenarkan. Mobil Jaebum melewati pepohonan dan akhirnya masuk ke depan villa. Keduanya melihat dari jauh, Jaebum yang masuk ke dalam villa.
Penjaga memberitahu kalau tempat itu harus dikosongkan, dalam lift Sehun dan Hayoung berhasil keluar tanpa ada penjaga dan masuk ke dalam villa. Mereka masuk ke ruangan dengan penuh wine, Hayoung bertanya dengan berbisik untuk apa mereka datang kesana. Sehun mendengar bunyi langkah kaki dan langsung menarik Hayoung bersembunyi.

Jaebum masuk dan berhenti didepan meja bar meminta Sek Ha memberikan minum, Sehun dan Hayoung mencoba tak mengeluarkan suara dibalik meja bar, keduanya bisa melihat bayangan Jaebum yang minum lalu pergi. Setelah itu keduanya masuk ke dalam ruang ganti yang ditutup oleh kain.
Hayoung membuka satu persatu, Sehun membuka kain menutupi gatungan baju dan mengaku pernah melihat jejeran gaun itu sebelumnya, Hayoung langsung bertanya kapan pernah melihatnya. Sehun mengingat saat melakukan video call seseorang mendorong gantungan baju dan dress merah ada dibagian depan, hilang ingatan kembali saat menemukan Sana yang sudah terbujur kaku dengan dress merah.

"Tempat Sana-noona tewas ada di dekat sini." Kata Sehun. Hayoung tak percaya kalau Sana pernah datang ke tempat itu.

"Dia mengenakan gaun merah yang ada di sini." Kata Sehun

"Jika Sana datang ke sini sebelum dia meninggal..." ucap Hayoung lalu mendengar ketukan sepatu yang datang. Jaebum mengumpat karena pengacara itu membuatnya tak bisa tidur nyenyak. Terdengar bunyi barang yang jatuh, didalam ruang ganti tak sengaja keduanya menjatuhkan lampu meja, Sek Ha berbisik akan memeriksanya. Sehun buru-buru menaruh kembali ke tempat semula.
Sek Ha masuk dan Keduanya sudah bersembunyi dibalik gantungan baju, satu persatu Sek Ha membuka kain yang menutupi gantungan baju. Terlihat dari kaca bayangan Sehun dan Hayoung yang sedang bersembunyi, sesampai dibagian pojok Sek Ha membuka kain dan memeriksa tak ada siapapun disana.
Jaebum masuk ke dalam ruangan menanyakan apa yang terjadi, Sek Ha mengatakan tak terjadi apa-apa. Terlihat sedikit celah dari pintu belakang gantungan baju, Sehun dan Hayoung bisa keluar melalui dapur. Sek Ha masuk ke ruangan lain, perlahan mendekati sebuah lukisan dan mencari sesuatu dibelakangnya, sebuah pisau lipat dengan bercak darah yang dibungkus dengan kain.

Sehun dan Hayoung berlari masuk ke dalam ruangan Heechul, tapi hanya ada dua anak buahnya yang asik bermain games. Sehun menanyakan keberadaan Heechul, anak buahnya memberitahu sedang keluar sebentar. Hayoung bertanya kapan akan datang. Si anak buah terlihat kesal memberitahu bosnya itu memiliki jadwal datang suka berubah-ubah.
Seseorang datang memberitahu mereka kekurangan orang jadi meminta keduanya untuk ikut. Pria itu bertanya mereka harus kemana. Pria bertubuh besar memberitahu mereka harus pergi ke Warnet karena Ada yang mencari masalah di wilayah mereka. Keduanya segara keluar dan meminta untuk menunggu saja.

Heechul seperti masuk ke sebuah tempat, Jongwoon sedang memeriksa anak buahnya agar bisa bekerja dengan baik dan menjaga orang-orang mereka. Kibum datang dengan terburu-buru, Jongwoon menanyakan kelanjutan kasus itu. Kibum memberitahu Semuanya aman terkendali.

“Tapi, bagaimana dengan Heechul?” tanya Jongwoon

“Ah, dia punya janji dengan seseorang.” Kata Kibum

“Apakah Heechul... sudah punya pacar?” dugaan Jongwoon

“Ah, jadi wanita itu... Dia memintaku untuk tidak mengikutinya dan langsung pergi.” Cerita Kibum. Jongwoon yakin Heechul itu sedang berkencan sekarang. Kibum berjanji akan menyelidiki wanita yang dekat dengan bosnya, lalu keduanya tertawa bahagia.

Hayoung berjalan melihat sekeliling kantor, melihat berkas Kasus Pembunuhan Mahasiswa Seo Cheon ada diatas meja, dengan rasa penasaran melihatnya dan melihat ada foto Jaebum yang dilihatnya saat masuk villa dan terlihat tanggal foto diambil ketika hari saat Sana meninggal. lalu melihat dibaliknya ada CD, matanya melirik pada Sehun yang duduk diam dengan wajah gugup.
Akhirnya dengan memberanikan diri Hayoung memutar CD sebagai bukti nomor satu didalam laptop. Sehun langsung melotot mendengar suara yang membawa nama Sana

“Seo Sana, dia membuatku terlihat seperti sampah!Aku sudah lembut padanya, tapi dia malah melawanku. Kau tahu aku tak suka ditolak, 'kan?”ucap Jaebum dalam rekaman video. Sehun langsung berlari ke depan laptop.
Ia mendengar teman Jaebum menanyakan apakah ia membunuhnya. Jaebum menceritakan Sana yang lebih dulu bersikap kasar jadi tak bisa menahan emosinya. Temannya membela kalau orang yang tak salah sekarang akhirnya masuk penjara. Komentar Jaebum terdengar sangat sadis

“Jadi Itu salahku, ya? Dia yang salah karena tak punya uang. Apa aku yang memintanya masuk penjara menggantikanku?” Hayoung menatap Sehun seperti ada rasa khawatir, Sehun mengeluarkan ponselnya menelpon Heechul, menanyakan kebenaran kalau yang membunuh Sana adalah Jaebum. Heechul meminta Sehun untuk membicarakan nanti saja lalu matikan ponselnya.
Didepan Heechul sudah ada Tuan Im Donghae yang mengatakan akan membantunya jadi ia meminta Heechul juga membantunya. Heechul tersenyum mendengarnya, Sehun berusaha menelpon Heechul tapi ponselnya tak aktif, Hayoung terlihat ikut panik berdiri disebelahnya.

Sehun dan Hayoung menjadi khawatir. Kekhawatiran mereka beralasan karena sekarang Heechuk bersama ayah Im Jaebum.

Donghae ingin mereka saling membantu dan tahu kalau Heechul pun juga berniat seperti itu. Buktinya Heechul menerima undangannya. Heechul berkata kalau kedatangannya ini untuk membujuk Donghae.

Jaebum tak merasa takut pada pengadilan, karena ia lebih takut menghadapi ayahnya. Sek Ha menjawab takut-takut, kalau Donghae sudah tahu. Ia yang melapor karena ia tak mampu mengurus kasus kematian Sana.

Jaebum menyuruh Sek Ha menepikan mobilnya dan menariknya keluar. Jaebum mencekiknya kuat-kuat. Terpatah-patah Sek Ha berkata nama Jaebum dan perusahaan mereka pasti sudah muncul di media jika Donghae tak turun tangan.

“Dan penyelidikan itu tak menjalar sampai ke vila. Harusnya kau berpikir kalau kau tak hanya sedang beruntung. Bagaimana aku bisa tahu tentang ayahmu daripada dirimu? Sekarang, Pak Presdir pasti sedang bertemu dengan si pengacara untuk menyelesaikan masalah.” Memang benar. Donghae tahu kalau rekaman di klub itu tak bisa menjadi bukti. Heechul menyadari hal itu. Tapi begitu ia meng-upload video itu di internet, stasiun TV dan koran, semua orang di Korea akan mengetahuinya.

“Aku memastikan semua orang akan melihatnya. Dapatkah hal itu membalikkan keadaan? Akan jadi sensasi saat kelakuan  pewaris Im Grup diketahui publik.” Donghae bertanya berapa yang diminta Heechul. Heechul menjawab, ia hanya minta Donghae menyuruh anaknya untuk menyerahkan diri baik-baik sebelum pengadilan dimulai besok.

Sehun dan Hayoung menunggu kedatangan Heechul dengan khawatir. Hayoung malah berpikir jangan-jangan Heechul memiliki motif lain. Pas saat itu Heechul muncul. Sehun langsung berkata kalau ia sudah melihat video itu dan tahu kalau pelakunya adalah Jaebum. Ia juga tahu kalau Sana ada di vila yang didatangi Jaebum di malam pembunuhan itu.

Heechul mengeluh karena telah membuang uang banyak untuk medapatkan informasi itu padahal Sehun dan Hayoung bisa mendapatkan informasi yang sama. Ia memang berencana untuk memutar video itu di pengadilan dan menghadirkan dokter sebagai saksi atas penyakit Alzheimer ayah Sehun. Pengadilan besok pasti akan berbalik arah.

TBC

RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang