Chapter 6

56 6 0
                                    

RLC

Happy Reading ^^

Di pengadilan

Banyak pendemo yang mengelu-elukan terikan “Di kota yang damai ini, hukum dia seberat-beratnya!” Hayoung menaiki tangga melihat Sehun yang pernah bertemu dengannya lalu memanggilnya dan bertanya apakah masih mengingatnya. Tapi Sehun terdiam dengan mata melotot melihat ayahnya yang turun dari bus tahanan.
Pendemo mulai maju dan ingin mendekat, Polisi yang mengunakan tameng bisa menahan mereka. Tuan Oh terlihat seperti orang linglung saat dibawa polisi masuk ke dalam gedung pengadilan. Sehun memanggil ayahnya, Hayoung melihat tatapan Sehun mengarah pada Tuan Oh yang digiring masuk ke dalam pengadilan.
Wartawan mulai mengambil gambar, Tuan Oh masih linglung seperti mencari-cari seseorang. Semua pendemo terus berteriak, salah seorang pria berteriak menunjuk Sehun sebagai anak dari pembunuh. Seorang pria langsung menyerangnya, tak sengaja kalung Sehun lepas dan terjatuh.
Beberapa polisi mendorong pendemo agar tak mendekat dan membuat pagar betis. Hayoung yang tadinya ada disamping ikut terdorong. Sehun hanya diam ketika telur dilempar ke arahnya. Hayoung melihat kalung Sehun terjatuh dengan bercampur dengan lemparan telur.

Sana berlari menembus kegelapan hutan. Di belakangnya ada seorang pria yang tengah mengejarnya. Dengan panik Sana berlari tanpa menggunakan alas kaki di tengah hutan. Tuan Oh terbangun dari tidurnya. Tubuhnya gemetaran. Dia teringat akan mimpi yang baru saja dia alami.

Keeseokan harinya Sehun menemui ayahnya. Tuan Oh meminta maaf pada Sehun

”Jangan terus meminta maaf….semuanya akan baik–baik saja ayah. Akan ada pengacara yang membela kita. Dia adalah pengacara publik. Pengacara yang memang di tugaskan untuk membela kaum yang tak mampu seperti kita. Jadi semuanya akan baik–baik saja. ” kata Sehun. Setelah Sehun mengucapkan kalimat tersebut, datanglah pengacara yang dimaksud. Pengacara tersebut meletakkan kartu namanya di meja agar bisa terbaca jelas oleh Sehun dan ayahnya. Choi Siwon.

Pengacara Choi mengatakan bahwa persidangan kali ini akan menjadi persidangan yang berat karena bukti dan pengakuan yang sudah diberikan oleh Tuan Oh. Tuan Oh mengatakan bahwa dirinya telah dipaksa untuk menuliskan sebuah pengakuan.

”Apapun itu intinya sama saja…kau telah menuliskan pengakuanmu dan mereka tahu kau bersalah.” kata Pengacara Choi. Pengacara Choi meminta Tuan Oh untuk tak berbicara apapun di persidangan nanti.

”Bersikaplah seperti kau tak bersalah dan biarkan aku yang bicara…” kata Pengacara Choi lagi.

”Apa maksudmu dengan bersikap seperti tak bersalah? Aku memang tak bersalah…..!! ” kata Tuan Oh sungguh–sungguh.

”Yak…100% sempurna. Di persidangan nanti bersikaplah seperti yang kau lakukan tadi… ” kata Pengacara Choi. Dia berpikir bahwa apa yang dilakukan Tuan Oh barusan adalah pura-pura.

”Kau tidak mempercayai ayahku kan?? Kau adalah pembelanya di persidangan nanti..jika bukan kau yang mempercayainya, lalu siapa yang akan percaya padanya?? ” kata Sehun penuh emosi. Pengacara Choi kemudian menenangkan Sehun dengan mengatakan bahwa dia seharusnya mempercayai Tuan Oh, kliennya.

Hayoung berjalan menuju ke pengadilan. Dia bertemu dengan gadis yang menjawab semua pertanyaan untuknya di kelas. Hayoung bertanya mengapa dia ada di pengadilan tersebut. Sooyoung terpilih menjadi salah satu juri umum di persidangan kasus yang akan digelar hari itu.

”Persidangan adalah hal yang menarik.” ujarnya.

”Mereka bersaing untuk menentukan siapa yang menang dan siapa yang kalah. Bukankah itu seperti permainan? Dan permainan selalu menarik. ” kata Sooyoung. Hayoung pun tersenyum sinis kepadanya dan Sooyoung berlalu meninggalkan Hayoung. Hayoung melihat sosok Sehun di depan pengadilan. Hayoung berjalan ke arah Sehun. Hayoung menyapa Sehun namun Sehun sepertinya tidak mendengar. Pandangan Sehun menatap sedih ke depan. Hayoung pun mengikuti arah pandangan Sehun. Sehun menggumamkan nama ”Ayah…” secara perlahan. Hayoung cukup terkejut dengan pemandangan yang dilihatnya.

RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang