RLC
Happy Reading ^^
Sehun bertanya apa benar dirinya pernah menyuap Dokter Kyuhyun? Dokter Kyuhyun menjawab tidak pernah. “Terus siapa orang yang memerintahkanmu membuat keterangan palsu?” tanya Sehun. Jaksa Lee keberatan. Dia menilai pertanyaan Sehun terlalu menekan. Sehun menyahut jika pertanyaannya berhubungan untuk membuktikan siapa pembunuh sebenarnya. Hakim Kang mempersilakan Dokter Kyuhyun menjawab pertanyaan Sehun. “Tidak ada,” sahut Dokter Kyuhyun, “Aku memberikannya atas kemauanku sendiri!” Sehun kaget. Dia mengkonfirmasi sekali lagi. Jaksa Lee berteriak. Dia menilai Sehun memaksa saksi untuk menjawab keterangan sesuai keinginannya. Hakim Kang memperingatkan Sehun.
Sidang dipotong, dan berlanjut ke adegan Jaebum dan Sek. Ha mendatangi RS tempat Dokter Kyuhyun bekerja. Melihat Jaebum datang ke ruangannya, Dokter Kyuhyun ketakutan dan menyakinkan kalau tak seorangpun menyuruh dirinya bersumpah palsu. Dia berlutut di kaki Jaebum minta diberikan kesempatan. Jaebum berjongkok dan menampar-nampar pelan Dokter Kyuhyun.
“Dokter Cho, apa kau tahu kenapa mulut itu sangat penting? Karena mulut itu bisa membunuh atau menyelamatkan nyawa seseorang. Kau mungkin juga bisa terbunuh dengan mulutmu itu,” kata Jaebum, yang kemudian mengambil papan nama Dokter Kyuhyun di meja dan menjatuhkannya. Papan nama itu pecah berkeping-keping. Jaebum menyuruh Dokter Kyuhyun memungutinya pakai mulut atau merangkak keluar. Dokter Kyuhyun minta maaf berkali-kali.
Keluar dari ruang Dokter Kyuhyun. Jaebum menghubungi Jaksa Lee untuk meminta pastikan Jungsoo tidak keluar dari penjara.
Sehun menatap rantai hubungan Ilho Grup, khususnya foto Heechul. Mengingat apa yang telah Heechul lakukan, dia bertanya pada Manajer Kim yang datang, apa Heechul tulus berharap Jungsoo bisa dibebaskan?
Besoknya, Sehun membesuk Jungsoo di penjara. Jungsoo mengenali Sehun. Dia mengaku mulai bisa mengingat hal-hal kecil. Dia memberitahu, “Aku ingat saat ultahku, kita bernyanyi dan menari-nari kan?” Sehun ingat. Mereka pun tertawa dan menari-nari, mengingatkan pada keceriaan hari itu.
“Jaksa Oh, apa kau sudah puas menyelidikiku?” tanya Jaksa Sungmin begitu masuk ruangan Hayoung. Hayoung menyebutkan beberapa kasus Ilho Grup dan Jaebun yang pernah Jaksa Sungmin tangani. Jaksa Sungmin bertanya apa yang mau Hayoung lakukan? Toh kasus-kasus tersebut sudah ditutup. Kesal dengan sikap Hayoung yang sok tahu, Jaksa Sungmin memberitahu Hayoung dipindahkan ke kejaksaan Changwoon.
Donghae meminta Jaksa Lee memenangkan kasus. Jaksa Lee meyakinkan Donghae bahwa dirinya bisa melakukannya. Donghae berterima kasih dan menutup telpon. Setelah itu, dia mengobrol dengan Jaebum yang duduk di sebelahnya. Dia minta Jaebum fokus bisnis keluarga. Biar bagaimanapun, Jaebum adalah satu-satunya pewarisnya. Bagaimana dengan Sooyoung? Di mata Donghae. Jaebum dan Sooyoung punya tugas masing-masing. Jaebum menyeringai, merasa telah menang.
Jaebum memerintahkan Sek. Ha melakukan “sentuhan akhir”. Apa itu? Sek. Ha harus mengurus Hansoo. “Kau takkan berkelit dari perintahku lagi kan?” tanya Jaebum.
Manajer Kim dan Sehun khawatir Sehun tak bisa memenangkan sidang. Sehun menenangkan mereka. Dia masih memiliki saksi kunci lainnya, yaitu Hansoo. Dia akan menekannya agar Hansoo mau menjadi saksi di persidangan ulang Jungsoo. Dia juga meminta Siwon untuk mengawasi gerak-gerik Sek. Ha, karena dia yakin Jaebum juga pasti mengincar Hansoo sekarang.
Sehun dan Siwon memantau aktivitas Hansoo di jalanan. Hansoo jadi polantas. Entah bagaimana Hansoo diturunkan posisinya menjadi polantas. Selesai jam tugas Hansoo, Sehun menghampiri Hansoo. Dia mengatakan, “Apa kau tak tahu, Jaebum siap melenyapkanmu sekarang. Kuberi kau satu kesempatan bersaksi untukku di persidangan ulang.”
Hayoung memberikan surat resign pada Jaksa Sungmin. Dia menegaskan bahwa dirinya tak bisa berada di tempat di mana dirinya bisa dibeli. “Terus bagaimana kau akan menegakkan keadilan jika kau tak berada di tempat yang tepat?” tanya Jaksa Sungmin dengan nada suara meledek. Hayoung memastikan bahwa dirinya tetap akan menjerat Jaksa Sungmin untuk membayar kejahatannya di suatu tempat yang lebih baik.
Saat membawa barang-barang pribadinya keluar gedung pengadilan, banyak mata menatap Hayoung. Mereka seperti bertanya-tanya apa yang Hayoung lakukan? Di dekat pintu keluar, Hayoung berpapasan dengan Jaksa Lee yang baru saja mau masuk. Jaksa Lee bertanya apa Hayoung sudah mau menyerah? Hayoung menjawab bahwa dirinya tak ingin berada di tempat yang kotor. “Hmm begitu ya? Terus apa rencanamu? Asal kau tahu, tak ada di dunia ini tempat yang sangattt bersih!” ledek Jaksa Lee.
Hayoung pulang ke rumah dan mengakui pada kedua ortunya kalau sudah mengundurkan diri dari kantor Kejaksaan Seoul. Ibu Hayoung langsung marah. Dia memberi Hayoung dua pilihan: kembali ke Kejaksaan Seoul atau pergi dari rumah! Hayoung memilih pergi dari rumah.
Sementara itu, Jaebum bersama Heechul dan Jongwoon di sebuah bar. Dia menuang minuman dan main tebak-tebakan dengan gadis penghibur yang jika salah menjawab harus minum minumannya. Dia bertanya apa pekerjaan Heechul? Salah satu gadis menjawab Heechul berprofesi sebagai atlet. Gadis itu salah, karenanya harus minum. Jaebum bertanya lagi tentang pekerjaan Jongwoon. Seorang gadis menyebutkan Jongwoon adalah gangster. Benar. Tak disuruh minum.
Jongwoon berdiri dan ingin menuangkan minuman untuk Jaebum. “Ah, kalau aku mengambil gelasnya sendiri itu tak asyik, ambilkanlah,” pinta Jaebum. Jongwoon menuruti perintah Jaebum. Ketika diambilkan dan dituangkan, Jaebum menolak dengan alasan mau pulang. Jongwoon segera berdiri di atas sofa untuk memberi Jaebum jalan. Jaebum menatap Jongwoon, merasa Jongwoon tidak sopan. Tapi dia hanya menggeleng-gelengkan kepala dan pergi.
Kini tinggallah Heechul dan Jongwoon di sana. Heechul mengatakan, “Kecelakaan ayahku dulu, menyebabkan anggota keluarga Sehun meninggal. Apa kau tahu sesuatu tentang kecelakaan itu?” Jongwoon mengaku tidak tahu apa-apa. Dia pasti sudah memberitahu Sehun jika memang tahu sesuatu.
Jongwoon bertanya apa Heechul sudah memutuskan berada di pihak siapa? Jaebum? Sehun? Heechul menjawab bahwa dirinya rela jadi “anjing” demi Jongwoon, tapi untuk kali ini dia tidak bisa. Dia merasa memiliki utang pada Sehun yang harus dibayarnya melalui pengadilan.
Hayoung menemui Sehun untuk menceritakan kalau dirinya sudah resign. “Pasti karena aku ya?” tanya Sehun. Hayoung menggeleng. Dia punya alasan lain. Dia minta izin diberi tempat bernaung sementara waktu di kantor firma hukum Sehun.
Hayoung memberikan sekaleng minuman lagi pada Sehun, tapi Sehun menolak. “Kenapa? Kita kan baru mulai minum?” tanya Hayoung. Sehun bertanya dengan nada bercanda apa Hayoung ingin mabuk-mabukan seperti dulu lagi?
“Kau menelponku dan bertanya, 'Kenapa kita saling serang begini?'” kata Sehun. Hayoung menutup mulut Sehun. Mereka sadar sudah melebihi garis pembatas antara pria-wanita. Itu membuat mereka canggung dan memperbaiki posisi mereka yang terlalu berdekatan. Sehun kemudian meminta maaf pada Hayoung, karena susah payah jadi jaksa malah begini jadinya.
Hayoung menjawab kalau semua itu bukan salah Sehun. Tujuan dia menjadi Jaksa adalah membantu orang-orang seperti Jungsoo, tapi sekarang kerja kerasnya tidak ada gunanya lagi.
Sehun menyiapkan tempat tidur untuk Hayoung dan menyuruhnya untuk tidur dengan nyanyak. Tanpa memikirkan masalah yang sedang dia hadapi.
Tanpa Sehun ketahui, ayahnya sedang meringkuk kesakita di dalam penjara. Dia menjerit kesakitan namun tak ada seorang pun yang menolongnya, mereka beranggapan kalau Jungsoo sedang berpura-pura sakit.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember
FanfictionJika aku menyerah pada diriku, dunia akan menyerah padaku. Update setiap hari Sabtu