Part 4

66 4 0
                                    

Ucapan Gigi saat di kantin tadi benar-benar membuat Sera tidak nyaman. Ia tahu Gigi hanya memberinya pencerahan. Tetapi kata kata itu terus terngiang-ngiang di kepalanya bahkan sampai saat ini.

"Dor!" Rey mengagetkan Sera yang tengah melamun di parkiran

Sera menatap malas kearah Rey yang selalu ada di mana mana. Membuatnya agak risih. "Mau apa lagi lo?" tanya Sera melipat kedua tangan di depan dada

"Lo dijemput?"

"Nggak usah, basa basi. "

"Pulang bareng gue yuk?"

"Gue bawa motor sendiri. " Jawab Sera

"Ya udah ayo pulang!" ajak Rey

"Gue bawa motor sendiri!"

"Iya maksud gue, lo naik motor lo, gue awasin dari belakang. "

"Gak perlu, lebay!"

"Udah ayo, gue masih banyak urusan. " Ajak Rey sambil menarik pergelangan tangan Sera

Sera melepaskan tangan Rey yang masih menggenggam tangannya. "Bukan muhrim!"

"Mau dihalalin dulu lo? Ayo ke KUA sekarang!"

"Sinting!" ujar Sera lalu berjalan kearah motor trail miliknya

Rey berdecak kagum melihat Sera yang ternyata lebih menyukai motor semacam itu, motor trail berwarna hitam itu.

"Ngapain lo liat liat?" tanya Sera jutek, yang berada di atas motornya

"Oh lo udah siap mau gue kawal? Ayo!" ujar Rey kemudian menaiki motor ninjanya

Sera mengerutkan keningnya, "Lah? Geer amat lo!" ujarnya kemudian melajukan motornya itu

"Santai aja kali tuh muka!" sahut Aidan

"Bener-bener dah tuh cewek, kagum gue liatnya!" ujar Bastian

Rey menoleh kearah Bastian dengan mata tajamnya, "Punya gue itu!" ujar Rey

"Belom resmi ini, gue tikung ah!"

"Temen laknat lo!"

"Canda doang elah!"

Aland menghampiri teman-temannya yang sedang berbincang itu, lalu menepuk bahu Rey, "Hari ini Travierso nantang kita. " Ucap Aland kemudian mereka kompak tersenyum entah apa artinya

***

Hari ini jalanan tampak begitu macet. Mau tidak mau, Sera pun akhirnya mencari jalan tikus yang bisa ia lewati agar mempercepat perjalanan. Tetapi Sera tidak mengetahui kalau jalan yang ia pilih adalah jalan menuju markas Travierso, musuh bebuyutan Cattivo.

Sera langsung saja was-was takut ada anak Travierso melihat dirinya memakai baju SMA Pancasila. Ia kemudian memilih berhenti dipinggir jalan dan mengabari seseorang untuk ia mintai pertolongan. Baru saja selesai mengirimi pesan, tiba-tiba pundaknya ditepuk oleh seseorang membuat Sera menoleh. Ternyata itu adalah Alvaro, ketua Travierso.

Alvaro menyeringai mendapati wajah Sera yang datar. "Berani juga ya lo datang kesini. Disuruh Cattivo lo?" tanya Alvaro, mendekati Sera

Sera menatap tajam ke arah Alvaro, melepaskan tangan Alvaro yang ada di pundaknya, "Maksud lo apa huh?" tanya Sera

"Gue tau lo anak Pancasila, mau apa lo ke sini?"

"Emangnya kenapa? Ini jalan nenek lo?" Sera turun dari motornya sambil mendekati Alvaro

"Berani juga ya lo! Punya nyali berapa lo?"

Cold Crush [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang