Part 34

27 0 0
                                    

"Sera cantik, Rey ganteng datang menjemputmu!"  seru Rey sambil menyender di dekat motor ninjanya.

Pagi-pagi sekali Rey sudah membuat kegaduhan di halaman rumah Sera, membuat cewek itu langsung saja keluar dari rumahnya sambil bersidekap dada dan membawa tas sekolahnya. "Ngapain sih lo? Ganggu orang aja!" gerutu Sera

"Hehehe...mau ngajak lo ke sekolah bareng, kapan lagi coba?" Rey terkekeh sebentar.

Sebenarnya Rey mempunyai tujuan lain. Tetapi cowok itu menutupinya dengan sempurna. Rey hanya tidak mau hal buruk terjadi pada teteh galaknya itu. Apalagi perihal masalah kemarin yang melibatkan Sera walaupun gadis itu belum tahu kebenarannya.

"Lo gak lihat apa kalau gue masih punya tangan dan kaki lengkap?" tanya Sera sambil memperlihatkan lengan dan kakinya.

"Liat sih, tapi kan biar lo hemat bensin juga," kata Rey sambil berusaha agar Sera mau berangkat dengannya.

Sera menatap Rey dari bawah hingga atas membuat cowok di hadapannya bingung, "Kenapa?"

"Pasti ada yang lo sembunyiin kan? Wah..gak bener nih lo! Gue aduin ke kepsek nih lama-lama!" Sera menunjuk Rey sambil menatapnya tajam.

"Hah? Apaan! Niat gue kan baik mau jemput lo!" Sera tetap memandang Rey tajam sebelum akhirnya cowok itu menariknya dan menyuruhnya naik ke atas motor ninjanya.

"Ish! Lo kaya mau nyulik gue tau gak sih?" geram Sera sambil melepaskan tangannya yang digenggam cowok itu.

"Habisnya lo disuruh naik secara mandiri, ogah-ogahan! Ya, terpaksa gue tarik aja!" ucap Rey lalu mengeluarkan kunci motor dari saku celananya dan menaiki motor ninja kesayangannya itu.

Meski ogah-ogahan, Sera akhirnya mau juga naik ke atas motor ninja cowok itu, walaupun ikhlas gak ikhlas. Cewek itu menaruh tas sekolahnya di tengah-tengah, seolah memberi jarak antara dirinya dengan Rey.

"Ngapain di gituin segala sih?" tanya Rey ketika baru menyadari hal itu di tengah jalanan.

"Bukan muhrim!"

***

Di hari ini, Aidan bersama Bastian sudah meminta Gigi dan Senja datang ke Warman untuk membicarakan masalah penting. Dan sini lah mereka ber-enam bersama Mars dan Aland tentunya.

"Ada apaan nih?" tanya Gigi ketika dirinya sudah mendudukan bokongnya di sofa yang ada di Warman.

Senja melirik ke sekitarnya, lalu mengekurutkan keningnya ketika menyadari bahwa ada yang kurang. "Rey mana? Kok gue gak liat dia?"

Mars menatap Senja yang ada di hadapannya. "Maka dari itu, kita nyuduh lo berdua ke sini. "

"Emangnya kenapa? Rey ilang?" tanya Gigi, "Mampus dah ilang, seneng gue mah! Biar dia gak ganggu temen gue yang satu lagi!"

Aidan menatap tajam pada Gigi, "Seenaknya aja lo, nenek lampir!"

Gigi memukul Aidan yang duduk di sampingnya, "Dasar lo upil anoa!"

"Ngadi-ngadi ya lo! Orang cakep disamain sama upil anoa! Pecak mata lo?" geram Aidan sambil menatap kesal Gigi yang terus-terusan mencibir dirinya walau tak bersuara.

"Ini mau berantem apa mau diskusi?" tanya Aland dingin, langsung mendapat perhatian dari Gigi dan Aidan yang sibuk mencibir satu sama lain.

"Jadi gini," ujar Mars, "Gue dapet bocoran kalau hari ini Travierso bakal nyari gue dan Sera. "

Senja membulatkan matanya, "Terus gimana? Sekarang Sera dimana?" tanya Senja, cewek itu panik sekarang. Mengkhawatirkan sahabatnya.

Cold Crush [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang