Part 33

31 0 0
                                    

"Dirwang!" seru Sera menggelegar di sepenjang koridor kelas 12 membuat siswa dan siswi yang berlalu lalang menatapnya sekilas karena takut akan mendapat tatapan tajam dari gadis itu.

Dirwang yang merasa dipanggil akhirnya keluar dari dalam kelasnya. Cowok itu menghampiri Sera yang bersidekap dada di pintu kelasnya. "Apaan lo? Gak bisa santai dikit napa?"

"Gue mau tanya sama lo!" Dirwang langsung menegakkan badannya menghadap Sera dengan serius

"Apa kejadian kemarin ada hubungannya sama Bara?"

Dirwang memijat pangkal hidungnya. Cowok itu bingung mau menjawab bagaimana karena dia menyangka kalau Mars sudah memberitahu Sera perihal ini, tapi sepertinya Mars masih menyembunyikannya. "Emangnya kenapa?"

Sera menurunkan tangannya. "Dia minta gue jauhin Bara,"

"Lo ikutin perintah dia kalau lo tetap mau selamat!" titah Dirwang lalu memasukkan kedua tangannya ke saki celana dan meninggalkan Sera yang masih berdiri di depan kelasnya.

"Gue butuh penjelasannya, Wang!" ujar Sera tetapi Dirwang tidak menjawabnya.

Sera berdecak sebal. Gadis itu mau tidak mau harus kembali ke kelasnya karena tidak mendapat penjelasan apa pun dari kakak kelasnya itu. Padahal Sera penasaran dengan akar permasalahan ini.

***

"Gak usah cemberut gitu kali mukanya!" seru Rey sambil duduk di kursi kantin yang kosong sebelah Sera.

"Lo ngapain ke sini segala sih? Ganggu gue yang lagi enak makan mulu!" geram Gigi sambil mengangkat sendok dan garpunya ke depan wajah Rey.

"Perasaan gue ke sini, sama makanan lo nggak ada hubungannya dah!" ujar Rey

Gigi berdecak kesal, "Tau ah!"

"Lo mah kalau nggak ada Aidan, pasti ribut sama si Rey! Gak cape apa?" tanya Senja sambil menangkup wajahnya dengan tangan.

Sera menatap Rey yang di sampingnya, "Mau ngapain lo ke sini?" tanya Sera dengan nada santai, tidak seperti biasanya.

"Mau liat teteh galak gue aja, siapa tau galaknya udah luntur. " Rey lalu tersenyum, membuat lesung pipitnya terlihat.

"Lo emang nggak ada kerjaan atau gimana?" Sera bertanya sambil memakan bakso dihadapannya.

"Bosen gue kalau di sana, dibully mulu!" keluh Rey lalu menunjuk meja Cattivo yang tidak jauh dari meja Sera dan temannya.

Sera mengernyit, "Tumben lo dibully, biasanya Babas yang kena!"

"Mana gue tahu!" ujar Rey acuh tak acuh, "Ser, gue mau tanya. "

Sera langsung saja menghentikan acara makannya dan menoleh pada Rey di sampingnya yang sedang menatapnya juga. "Apa?"

"Kalau PM tuh apa sih?"

"Promote?" Sumpah demi apapun, Rey kesal mendengar ucapan yang keluar dari mulut Sera. Ya emang sih gak salah-salah amat, tapi kan maksudnya bukan begitu.

Rey membuang napasnya, "PM di jam loh! Itu tuh siang apa pagi?"

"Siang, emangnya kenapa?" tanya Sera

"Kalau AM apa?"

"Lo belajar bahasa Inggris gak sih? Masa gituan doang nanya!" gerutu Gigi sebal sambil mendelik ke arah Rey.

"Am tuh pagi!" seru Sera

"Pagi juga, teteh galakku!" ucap Rey lalu mengedipkan sebelah matanya.

Sera terkekeh melihat cowok dihadapannya ini. Ternyata benar Rey itu manis, seperti yang dikatakan orang-orang. Tapi Sera baru menyadarinya sekarang, kemana aja ya Sera?

Gigi memutar bola matanya, "Iyuh! Najis amat lo!"

Senja menunjuk Rey dengan jari telinjuknya, "Bagus Rey, tingkatkan! Gue dukung lo!" 

Rey mengacungkan kedua jempolnya pada Senja yang duduk di sebelah Gigi, "Mantap!"

"Lain kali kalau mau ngegombal yang bagusan dikit. " Ucap Sera membuat Rey langsung salah tingkah sendiri.

***

Siang hari ini lima orang cowok sedang berdiri di rooftop sekolahnya. Kelimanya memandang pemandangan yang disuguhkan sambil sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Gue butuh bantuan kalian. " Ucap Mars tiba-tiba membuat keempat temannya langsung saja mendekat ke arahnya.

"Bantuan apa?" tanya Rey sambil memandang Mars dengan serius.

"Lo emangnya gak mau cerita dulu apa masalahnya?" tanya Aland kemudian mendudukkan bokongnya di sofa yang disediakan.

"Gue rasa ini masalah pribadi gue. Gue masih belum bisa cerita ke lo semua, gue harap lo seua bisa maklum," Mars lalu duduk di sebelah Aland.

"Lalu lo minta kita bantu apa?" tanya Aidan

"Sera diincar sama anak Travierso, terutama Tamara." Mars membuang wajahnya ke arah lain.

Bastian mengernyit heran, "Diincar? Gara-gara masalah kita sama Travierso?"

Mars menggeleng pelan, "Ada masalah lain kaya yang gue bilang tadi, ini masalah pribadi. "

"Terus apa yang harus kita lakuin?" tanya Rey sambil menunggu jawaban yang keluar dari mulut ketuanya itu.

"Apa kita harus ngawasin Sera 24 jam?" tanya Aidan

"Gue gak bisa ngawasin dia tiap hari, tiap jam, bahkan tiap menit. Gue rasa harus ada anggota kita yang siap buat jaga-jaga di rumahnya. Nyokapnya jarang pulang gara-gara ngurus bisnisnya di luar kota. "

"2 orang cukup buat jaga-jaga di rumahnya?" tanya Rey

"Cukup. Tapi lebih baik jaga-jaganya malem hari, lebih rawan. " Ujar Mars lalu diangguki oleh Bastian. "Kalau gitu nanti kita bagi-bagi tugas aja. Siapa yang lowong hari ini, hari itu. "

Mars menatap teman-temannya satu persatu, "Lo semua juga harus jaga diri, jangan lengah. Travierso pasti masih ngincer gue karena hal ini. "

Aland mengeluarkan sesuatu dari saku seragamnya kemudian membagikannya pada keemapat temannya itu. "Pake ini, biar kita saling tau kalau bahaya. "

"Gak salah gue punya temen pinter kaya lo!" Mars menepuk-nepuk bahu Aland lalu dibalas senyum tipis dari cowok itu.

"Ini buat apa?" Rey memutar-mutar benda itu sambil memperhatikannya dengan seksama.

"Itu semacam klip. Kalau lo teken yang di tengah, otomatis pembicaraan lo bakal masuk ke klip kita-kita. Jadi kalau lagi bahaya, teken aja yang di tengah, biar kita saling tau. " Jelas Aland kemudian memasang benda berwarna hitam itu di saku kemeja seragamnya.

Aland itu cerdas. Cowok itu sudah memikirkan rencana ini matang-matang. Pada awalnya ia akan berpikir memasang klip ini di telinga, tetapi setelah dipikir-pikir kembali, kalau dipasang di telinga bisa membuat orang lain curiga. Jadi cowok itu memutuskan membuatnya seperti badge yang tertempel di saku seragam.

"Gue kira buat di telinga, anjir!" sahut Bastian

Aidan memukul lengan Bastian, "Bego banget dah temen gue yang satu ini!"

Bastian berdecak, menatap Aidan dengan tajam. "Sewot mulu lo!"

Mars menatap teman-temannya dengan serius, "Jangan sampai ada yang tau kalau kita pakai klip ini!"

***

Cold Crush [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang