Part 26

30 2 0
                                    

"Rey mana?" tanya Mars  begitu mereka sampai di rooftop karena malas ikut pembelajaran, termasuk Aland si anak rajin.

"Bilang ke gue sih katanya ada urusan, gak tau juga sih." Jawab Aidan sambil mengambil rokok dan korek dari sakunya.

"Tumben banget tuh anak bolos gak ngajak-ngajak." Bastian menyahut sambil memakan pempek yang tadi dia beli di kantin.

Aland yang sedang duduk di sofa yang ada di sana pun menoleh pada ketiga temannya itu, "Dia ke bandara."

"Buset gak ngajak-ngajak kalau mau pergi," timpal Aidan lalu menghembuskan asap dari mulutnya.

"Tau dari mana, Lan?" tanya Bastian

Aland menyodorkan ponsel digenggamannya ke hadapan Bastian yang duduk di sampingnya, "Baca!"

"Gabut banget gue mau ngapain. " Celetuk Aidan melihat pemandangan di depan rooftop itu.

Mars menoleh ke arahnya,"Gue mau ke Warman."

***

"Kamu yakin mau pulang sekarang?" tanya Mama Rey ketika dirinya dan Rey menemani Anya ke bandara.

"Iya, Tan, Cinta pulang sekarang. Tadi dapet telepon dari Mama katanya dia bereaksi. " Anya menatap wanita dihadapannya ini.

"Bucin amat sih lo!" Rey melipat kedua tangannya di depan dada sambil menatap malas ke arah Anya.

"Rey!" tegur Mamanya.

Anya langsung menoyor kepala Rey, "Gue nunggu dia bangun udah berbulan-bulan, woi!"

"Ya elah, baru berbulan-bulan doang! Bukan berabad-abad!"

Kenapa Rey jadi menyebalkan sekali sekarang?

"Ish! Nyebelin banget sih lo!" Anya memutar kedua bola matanya malas.

"Tapi bikin lo kangen kan?" Rey menaik turunkan kedua alisnya. "Pede amat lo! Yang ada lo yang kangen gue!" balas Anya sambil menjulurkan lidahnya.

Kirana—Mama Rey, mengecek jam tangan yang ia pakai di tangan kanannya, "Kamu berangkat jam berapa, sayang?"

"Masih ada 10 menit lagi," Kirana mengecek kembali jadwal terbangnya.

Rey memutar balikkan tubuh Anya, membuat Anya menatapnya heran, "Ngapain sih lo?" tanya Anya sesaat setelah tubuhnya tidak diputar oleh Rey.

"Takut ada yang ketinggalan, kan gawat, mana jauh lagi kalau nganterin!" ujar Rey, "Tapi gak ada yang ketinggalan. Otak lo yang sengklek taro sini aja ya. "

Anya membulatkan matanya, "Sialan lo, Rey!" Anya memukul lengan kiri Rey.

"Jadi cewek kok galak," gerutu Rey

"Tan, kayanya Cinta nunggu di dalem aja deh, gak kuat kalau di sini banyak godaan setan!" Anya melirik ke arah Rey yang membuang muka.

"Hahaha...kamu ini, ya udah kamu masuk gih, udah bentar lagi kan jadwalnya?" tanya Kirana

Anya mengangguk lalu memeluk wanita kepala empat dihadapannya ini, "Tante baik-baik ya di sini, nanti Nta kesini lagi kok. "

Kirana membalas pelukan Cinta sambil mengusap-ngusap punggungnya, "Kamu juga ya. Cepet-cepet lulus, biar sering main ke Bandung. "

"Udah kali pelukannya, kaya yang kepisah antar planet aja. " Sahut Rey membuat kedua wanita itu melonggarkan pelukannya.

"Sirik aja sih lo!" decak Anya, sebal.

Cold Crush [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang