Part 22

33 2 0
                                    

Rey sampai di bandara kurang lebih sepuluh menit lebih lambat dari yang dijadwalkan oleh Cinta, teman kecilnya itu.

Kini cowok itu hanya pasrah ketika mendengar celotehan yang keluar dari mulut teman kecilnya itu.

"Lama amat sih lo, naik haji dulu?" seru Cinta tak sabaran

"Ya elah, telat 10 menit doang lo udah kaya ketinggalan jodoh aja!" balas Rey sambil memperhatikan Cinta dari bawah hingga atas.

Cinta menatap Rey dengan curiga, "Ngapain lo liat-liat gue?"

"Dikira gue lo bakal glow up, eh taunya tinggal di luar negeri buat lo jadi glow down ya,"

"Ish! Nyebelin banget sih lo!" Cinta kemudian memukul lengan Rey.

"Lagian lo ngapain sih balik ke Bandung, Nta?"

"Udah gue bilangin, panggil gue Anya! Bukan Cinta!"

Rey menatap malas teman kecilnya itu, "Ya elah, nama lo kan Cinta Zhevanya, sah-sah aja lah gue manggil lo Cinta!" ujar Rey, "Kaya hubungan cinta lo yang kandas ditengah jalan. "

"Ish! Pacar gue masih koma ya, belum ada kata putus!" seru Anya, tidak terima.

Cinta, atau Anya ini merupakan teman kecil Rey yang umurnya dua tahun lebih tua darinya. Cinta memutuskan untuk berkuliah di luar negeri karena sedari kecil ia memang ingin berkuliah di luar negeri. Ia juga ingin merawat pacarnya yang sudah satu tahun belakangan ini koma.

"Masih koma dia?" tanya Rey sambil melipat tangannya di dada.

"Hm. " lirih Anya, "Gue heran, dia gak cape apa mimpi terus tiap hari?"

"Udah lah, Nta, lo berdoa aja, pasti nanti tuh pacar lo sadar. "

"Ke mal yuk, Rey. Sekalian nyari makan. " Ucap Anya lalu menatap Rey dengan memelas.

Rey menatap Anya yang memelas itu, "Lo yang bayar ya," ujar Rey membuat Anya langsung menatap tajam cowok dihadapannya ini.

"Lo lah yang bayar! Cowok kok minta dibayarin!"

"Iya, iya gue yang bayar. Sini koper lo, gue bawain!" Rey kemudian mengambil koper yang berukuran sedang itu dari tangan Anya dan berjalan menuju mobilnya yang tidak terparkir jauh dari posisi mereka.

Setelah memasukkan koper Anya ke dalam bagasi, Rey kemudian membuka pintu kemudi diikuti Anya yang duduk di sampingnya. Dan mobil pun melesat, membelah Kota Bandung yang tampak terik saat ini.

"Lo pasti masih jadi playboy ya?"tanya Anya, memecah keheningan yang ada.

Rey menoleh sebentar ke arahnya, lalu menatap jalanan lagi. "Enak aja! Udah ngga gue. "

"Masa?"

"Hm. "

"Alah! Pasti bohong kan lo?" tuduh Anya sambil menunjuk-nunjuk Rey

"Ini kita mau ke mal mana?" Rey mengalihkan pembicaraan.

"Ke Istana Plaza aja, biar deket. "

Mereka pun akhirnya sampai di mal yang cukup banyak dikunjungi di Kota Bandung itu. Setelah memarkirkan mobil, Rey dan Anya kemudian keluar bersamaan. Rey lalu merangkul Anya yang tampak mendengus lantaran dirinya selalu merangkulnya.

"Jangan rangkul-rangkul napa! Kaya jomblo ngenes aja lo!" kata Anya sambil melepaskan tangan Rey yang masih bertengger di pundaknya.

"Udah ah, banyak bacot lo!" Rey kemudian menyampirkan tangannya di pundak Anya lagi membuat gadis itu hanya pasrah.

Cold Crush [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang