Part 29

30 1 0
                                    

"Lo gak mau pulang?" tanya Rey karena sedari tadi Sera tidak ingin beranjak dari tempat duduk di samping hospital bed Mars itu.

Sejak satu jam yang lalu, Mars secara resmi dipindahkan ke ruang rawat inap. Karena kondisinya tidak kritis, sehingga dirinya langsung dipindahkan saja. Dan sedari tadi juga Sera tidak berhenti menatap Mars yang belum sadarkan diri. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 11 malam.

Anggota CATTIVO yang tadi bersama Rey saja sudah pulang, Mama Sera yang tadi sempat datang pun sudah kembali ke rumahnya bersama kedua orang tua Mars. Sekarang hanya tersisa Rey yang setia menemani Sera menunggu Mars membuka matanya.

"Lo pulang aja, nanti biar gue sama anak yang lain gantiin jagain. " Ucap Rey lalu menghampiri Sera. 

"Gak! Gue gak mau!" bantah Sera sambil tetap memperhatikan Mars yang terbaring lemah.

Rey berdecak, lalu memaksa Sera untuk berdiri dari tempat duduk, "Lo kalau di sini terus, mau tidur kapan? Besok sekolah!" 

Sera menganga ketika nada bicara Rey sedikit meninggi. Padahal biasanya lelaki itu selalu bercanda dan tidak pernah terlihat marah sedikit pun. "Terus kenapa kalau gue di sini?"

"Lo bisa sakit Sera, dari tadi lo gak makan apa pun, belum tidur juga,"

"Gue tunggu anggota yang lain datang, baru gue pulang!" putus Sera lalu berjalan menuju sofa yang disediakan di pojok ruangan.

Rey langsung saja membuka ponselnya dan mengetikkan sesuatu sebelum akhirnya pergi meninggalkan Sera sendirian di ruangan itu.

Ceklek..

Sera yang awalnya melamun langsung tersadar begitu mendengar suara pintu terbuka, di sana tampak dua anggota CATTIVO kelas 10 yang berebutan masuk ke dalam ruangan. Orang itu adalah Devano dan Zidan. Keduanya langsung menyengir tanpa merasa berdosa pada Sera yang sudah menatap mereka tajam.

"Lo bukan anak kecil, jangan rebutan!" ujar Sera membuat Devano seketika mengalah, memperbolehkan Zidan yang masuk lebih dulu.

"Lo sendirian di sini, Kak?" tanya Zidan

"Gak usah panggil gue Kak, gue bukan Kakak lo!" ucap Sera dengan nada ketus.

Devano tampak melihat-lihat sekitarannya, "Bang Rey mana?"

Sera mengangkat bahunya tak acuh, "Mana gue tau!"

Tak lama Rey muncul membawa sekantong kresek putih yang dijinjing di tangan kirinya, sementara tangan kanannya membuka knop pintu.

"Tumben lo pada udah sampe?" tanya Rey, Devano dan Zidan pun hanya terkekeh sebentar.

Rey membuka kresek yang dibawanya, lalu memberikan beberapa cemilan yang tadi ia beli di kantin rumah sakit yang belum tutup.

"Nih makan dulu, biar perut lo ada isinya. " Ucap Rey lalu mendudukkan bokongnya di sebelah Sera.

"Ekhmm," deham Devano, lalu mendapat toyoran dari Zidan yang ada di sampingnya, "Ih, sia mah! Ngaganggu batur wae gawena!"

"Kaselek aing teh, Dun! Menta nginum!" Zidan lalu mengambil air minum yang tadi dia bawa di tangan kirinya.

Devano pun langsung saja menerima air yang diberikan Zidan tadi dan meneguknya hingga tersisa setengah botol, "Ini minum siapa, jir?"

"Minum bekas gue lah! Masa bekas perawat di sini!" Zidan lalu duduk di kursi sebelah hospital bed milik Mars.

"Kampret lo! Masa gue cipokan sama lo! Gak sudi gue!" umpat Devano sambil menjatuhkan botol air mineral itu.

Cold Crush [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang