Part 32

28 1 0
                                    

Senang sekali rasanya jika sekolah akan berakhir. Ketika mendengar bel pulang di bunyikan, Sera segera mengemasi barang-barangnya dan beranjak keluar kelas tanpa memperdulikan kedua sahabatnya yang masih asyik mengobrol.

Kini cewek itu menaiki motor trail hitamnya, dan memakai helm, menuju rumah saudaranya.

"Woi! Udah sehat lo?" tanya Sera tak ada akhlak sekali cewek satu ini. Masuk rumah orang langsung membuka pintu tanpa mengucapkan salam, untung saudara kalau bukan? Ah, tidak tahu bagaimana jadinya.

"Lo kok udah pulang?" tanya Mars yang sedari tadi menonton televisi di ruang tamu.

"Hari ini kan Jumat, bro! Gimana udah sehat lo?"

Mars melirik ke arah Sera yang tersenyum miring, "Hm. "

"Kemarin gue ada urusan jadi gue gak bisa ke sini, pasti lo kangen kan sama gue?" tanya Sera sambil menaik turunkan alisnya.

"Pede amat lo! Sini duduk!" titah Mars lalu dituruti oleh Sera.

Sera memutarkan badannya menjadi menghadap Mars, "Gue mau tanya sama lo!"

"Apa?" Mars menoleh dengan tatapan datarnya sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Lo sebenernya ada masalah apa?" tanya Sera karena gadis ini begitu penasaran atas peristiwa yang menimpa saudaranya kemarin hari.

"Biasa. Cuman masalah Cattivo sama Travierso," jawab Mars berbohong, cowok itu tidak mau kalau Sera mengetahui kebenarannya dan akan menyebabkan gadis itu hilang kesabaran apalagi kalau masalah ini menyangkut orang terpenting di hidupnya.

Mata tajam Sera menatap Mars dengan penuh selidik. "Lo gak pintar bohong kalau sama gue. "

"Ser, kalau gue minta lo jauhin Bara, lo bakal lakuin?"

***

Di hari itu, saat Mars tiba-tiba mengajak Sera untuk pergi ke sekolah bersama, sebenarnya Mars mempunyai rencana lain. Cowok itu tidak mau kalau Sera terlibat lagi di dalam masalah tentang Arsena—Kakaknya yang dikabarkan sudah meninggal.

Ketika Sera sedang membantu bundanya di dapur, Mars dengan hati-hati langsung mengambil ponsel milik Sera yang tergeletak di atas meja makan. Syukurnya, ponsel milik Sera tidak terkunci jadi lebih memudahkan Mars untuk menyalin nomor yang kemarin meneror Sera tentang Arsena.

Setelah berhasil menyalin nomor itu, Mars langsung mengirim pesan ke si pemilik nomor itu. Ah, Mars sepertinya terlalu cerdas! Cowok itu kini menyimpan nomor itu dan membuka aplikasi WhatsApp miliknya, dia langsung saja mencari nomor itu dan menemukannya dan ternyata itu nomor telepon milik Tamara, gadis lancang yang disebut-sebut ketua Travierso pusat.

"Lagi ngapain lo?" Mars terkejut, lalu buru-buru menyimpan ponselnya ke dalam saku celananya setelah Sera datang membawa sarapan untuknya.

Mars mendadak kikuk, "N-nggak!"

"Nih, makan dulu!" titah Sera lalu duduk di depan Mars dan memainkan ponselnya.

Mars bernapas lega karena gadis ini tampaknya tidak mengetahui yang ia lakukan tadi. Terimakasih tuhan, sudah menyelamatkan Mars kali ini.

***

Sera berguling ke kiri dan kanannya. Gadis itu terus-terusan memikirkan perkataan Mars tadi. Kelihatan sekali kalau Mars berusaha menyembunyikan sesuatu dari dirinya. Apalagi tadi cowok itu menyuruhnya untuk menjauhi Bara tanpa alasan yang kuat. Benar-benar aneh bukan?

Cold Crush [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang