Part 20

35 4 0
                                    

Di siang hari yang terik ini, para anggota Cattivo yang nganggur itu malah bermain futsal. Tidak semua anggota ikut, malah ada yang sibuk mengobrol di pinggir lapangan.

Saat ini Rey tengah menggiring bola menuju gawang yang dijaga oleh Zidan. Aidan yang satu tim dengan Zidan, berusaha menghadang pergerakan Rey itu.

DAN.....













"Mampus lo Rey, kena anak orang bego!" seru Bastian ketika melihat bola yang ditendang Rey mengenai salah seorang perempuan yang sedang berjalan di pinggir lapangan.

"Anjir tuh orang gak liat apa kalau gue lagi main bola?" gerutu Rey kesal tetapi tetap saja berjalan menuju perempuan itu.

"Eh lo gak apa-apa?" tanya Rey saat melihat jidat gadis itu mengeluarkan darah karena terkena tendangan Rey yang terbilang cukup keras.

"G-ggak apa-apa, Kak. Bisa di plester-in kok. " Jawab gadis itu, yang jelas kelas 10 karena menggunakan embel-embel 'kak'

"Ya udah gue anter ke UKS ya, biar gue yang obatin. "

Gadis itu mendongak, menatap Rey yang jauh lebih tinggi darinya. "Gak usah Kak, gak parah-parah amat. "

"Engga, pokoknya gue mau obatin lo, kan gue penyebab lo gini. " Rey tetap bersikukuh dengan pendiriannya hingga menarik pergelangan tangan gadis itu untuk menjauh dari area lapangan.

Sera, Gigi, dan Senja yang sedang melintas melewati lapangan pun sontak berhenti karena salah satu diantara mereka malah menatap ke pinggir lapangan yang memperlihatkan seorang cowok dengan gadis yang dipastikan itu adalah adik kelasnya. Siapa lagi kalau bukan Sera?

Gadis itu sedang menahan kesal karena sikap Rey yang selalu berubah-ubah. Tadi pagi manis banget ke Sera, eh sekarang malah lebih manis ke cewek lain. Maunya apa?

"PEPET TERUS, PANTANG MUNDUR!" teriak Gigi dari tempatnya—mampu membuat Rey menoleh ke arahnya. Betapa terkejutnya lelaki itu ketika melihat Sera berdiri di sana dengan mata tajamnya seperti ingin menghabisinya.

Buru-buru Rey pergi dari sana dan menarik pergelangan adik kelasnya itu.

"Emang bener-bener ya tuh bocah, dia milih siapa sih? Semua aja dipepet!" kesal Gigi

"Oke sekarang gue setuju sama lo! Dia sebenernya milihnya siapa sih?" ucap Senja, "Tadi pagi aja manis-manis ke si Sera, taunya sekarang manis juga ke cewek lain!"

"Minta diobrak-abrik emang otaknya!"

"Udah lah, gue juga ga mikirin. Mending sekarang kita ke kantin aja. " Ujar Sera

Ketiga gadis itu kemudian berjalan di lorong sekolahnya yang membawa mereka menuju kantin. Setelah sampai, ketiganya lalu duduk di meja yang masih kosong yang tidak jauh dari pintu masuk kantin.

Senja beranjak berdiri kembali, "Lo mau pada pesen apa?"

"Beliin gue bakso sama jus jeruk ya, Ja. " Ucap Gigi kemudian diangguki Senja.

"Lo mau apa, Ser?"

"Gue nanti aja, belum lapar. " Senja mengangguk mengiyakan kemudian berjalan menuju para penjual.

"Ser, lo beneran gak lapar?" tanya Gigi

"Nggak. "

"Nanti keburu waktu istirahatnya habis, masa lo gak makan sih?"

Sera menatap Gigi yang terus-terusan mengomel, sudah seperti seorang Ibu. "Gue gak lapar, ngerti gak sih lo?"

"Tapi kan dari tadi pagi lo belum makan apa-apa!" Oke sekarang sifat keibuan Gigi muncul.

Cold Crush [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang