Keramaian yang ada di dalam ruang itu seketika berakhir ketika seseorang membuka pintu dan melangkah dengan santainya menuju sofa, tempat dimana dia segera menjatuhkan diri tanpa memperdulikan tatapan dari seluruh orang disana.
Dug
Sebuah botol air menghantam perut berototnya. "Minumlah. Kau pasti sangat lelah harus mengurus dua hal sekaligus"
"Bagaimana acara makanmu kemarin?" Tanya yang lain sambil duduk terbalik menghadapnya. "Kau sama sekali tidak membalas pesan kami"
"Apa benar putri Presdir Lee sebaik yang diceritakan orang orang? Maksudku, bahkan Siwon saja bilang Lee MiYeon selalu ikut kegiatan sukarelawan setiap bulan dan menyumbangkan uangnya dalam beberapa periode"
"Dia cantik, pintar, bahkan dengan kepribadian baik seperti itu. Aku jadi iri padamu" Tepukan hangat itu menghampiri Kyuhyun yang tak henti meneguk minumannya hingga tak bersisa.
Krak
Dia meremas botol plastik itu dan melemparkannya asal ke tempat sampah disudut ruangan.
"Yak, kenapa berbaring lagi? Sudah saatnya pulang"
"Aku mengantuk. Pulang saja kalian"
Pletak!
"A! Apa yang Hyung lakukan?"
"Memukul kepalamu agar kau sadar. Kau mau menunggu diusir dulu baru pulang hah?"
"Aku bisa pulang sendiri. Jangan ganggu aku... A! YAK!" Kyuhyun berteriak kesal pada pria yang melilit lengan kesekitar leher dan membuat nafasnya tersendat. "Lepaskan!"
"Kau ini semakin hari semakin seenaknya"
"Memangnya itu masalah untukmu? Aku begini juga tidak akan mengganggumu!"
"Masalahnya bukan pada kami, tapi padamu. Tidakkah kau sadar sikapmu sangat menganggu orang lain?"
"Aku tidak merasa melakukannya. Lepas!" Kyuhyun menepis lengannya kasar. "Menyebalkan sekali"
"Kau!" Yesung mencengkram kerahnya dengan wajah marah. "Kau sungguh keterlaluan"
"Aku? Memangnya aku salah apalagi sampai kalian semua menyudutkanku seperti ini?"
"CUKUP!" Teriakan itu menggema dan mendominasi keributan kecil tersebut. "Lepaskan kerahnya, Yesung-ah"
"Tck" Yesung beranjak dan bersedekap. "Kenapa tidak kau saja yang jelaskan. Dia hanya mau mendengarkanmu" Sindirnya kemudian.
Pria yang barusan berteriak itu memandang Kyuhyun dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Tidak perlu. Aku yakin dia keras kepala seperti ini karena memikirkan kejadian saat acara tadi" Leeteuk menghela nafas panjang. "Benar begitu bukan?"
"Bukan urusan kalian"
"Memangnya siapa lagi selain kau yang dengan acuhnya menolak menerima penghargaan dan lebih memilih duduk di kursi sendirian hanya untuk menghindari seseorang"
"Aku tidak menghindarinya"
"Lantas kenapa kau bersikap seperti tadi? Semua orang pasti akan curiga dan mulai menyebarkan berita tidak jelas yang pasti sangat mempengaruhi karirmu"
"Jika mempengaruhi memang kenapa? Lagipula aku juga tidak masalah harus berhenti atau melanjutkan semua ini"
"Yak! Kami seperti ini karena peduli padamu" Sentak Donghae yang memilih diam seperti tadi.
"Aku bukan tipikal orang yang jika orang lain peduli maka aku juga harus peduli pada mereka. Terlalu naif" Balasnya tajam.
"Apa yang salah denganmu Kyu? Kau sangat berubah sejak Seoh..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda
RomantizmSegala hal berubah sejak saat itu. Meski hati berteriak akan kerinduan, kenyataan selalu hadir dan menghantam dengan sangat keras. Membuat satu hati tersiksa dan satu hati lagi menyimpan kebencian akan apa yang telah terjadi, meski telah dihadapkan...