"Oppa" Seohyun menoleh pada pria yang tiba tiba merebut spatula dari tangannya.
"Duduklah. Biar aku yang menyelesaikannya"
"Tapi..."
"Kami kemari saja sudah sangat merepotkanmu" Donghae berkata dengan penuh keyakinan. "Bergabunglah dengan mereka, aku yang akan membawakan ini ke meja makan"
"Oppa yakin? Padahal aku tidak masalah dan lagi kalian adalah tamu disini"
"Sebagai tuan rumah kau juga harus memikirkan dirimu"
"Tapi aku..."
"Apa mungkin sikap keras kepala Kyuhyun sudah menular padamu? Jangan dipikirkan dan biarkan aku yang..."
Dug
"Ups! Sorry, tanganku sedikit licin" Donghae mentertawakan kecerobohannya yang menjatuhkan spatula ke lantai. "Apa kau punya satu lagi? Jika tidak ada maka akan ku cuci yang ini"
"Dua lainnya sudah rusak jadi aku membuangnya. Aku tidak punya waktu membeli yang baru" Seohyun menunduk dengan rasa tidak nyaman. "Oppa kupikir aku saja yang menyelesaikan masakanny..."
"Serahkan ini padaku, Seohyun-ah. Walau aku tidak sehebat Leeteuk Hyung atau pria kasar itu" Donghae melirik Kyuhyun. "Setidaknya aku tau cara menggunakan alat dapur"
Sementara Seohyun yang dilanda rasa tidak nyaman dibalik area dapurnya, disaat yang sama Kyuhyun memberi tatapan datar sambil bersedekap seakan mendominasi suasana terhadap rekannya.
Meski awalnya hanya mengacuhkan namun lama kelamaan Eunhyuk pun merasa risih lalu melemparkan bantal sofa di sampingnya.
"What are you looking at?"
"You think this is funny?" Kyuhyun memicingkan matanya. "Stop stalking me, Hyung"
"I'm not stalking anybody"
"Hentikan sekarang atau kuhancurkan ponselmu"
"Did you just threatened me? Yak, without this thing... I would never fucking know what's been going on between you two"
Seohyun mendengar perdebatan kecil dari ruang tengahnya, meski samar namun dia masih dapat menangkap inti dari bahasan mereka.
Ingin rasanya mulut itu berkata untuk sekedar meluruskan, namun tak ada keyakinan dari dalam diri karena bisa saja keadaan semakin menegang akibat salah kata. Terlebih dia juga agak sibuk mengkhawatirkan aktifitas memasak orang di sampingnya.
"Seriously, Kyu. I need your fucking brain to think all of the consequences before it's too late"
"I know what I'm doing. You don't have to tell me twice"
"You don't. You only think about yourself, you selfish brat"
"Shut the fuck off, Hyung" Geram Kyuhyun.
"Kau hanya memaksakan perasaanmu. Menurutmu Seohyun setuju? Haruskah kita bertanya selagi kalian kembali tertangkap basah?"
"Cukup!"
"Kyu!" Seohyun tiba tiba muncul dan menahan lengan kekarnya yang hampir melayangkan tinju ke udara. "Jangan..."
"Apapun yang akan terjadi nantinya, kumohon kalian berdua pikirkan hal itu. Jangan bertindak hanya untuk kepuasan semata"
"Kau..."
"Aku mengerti, Oppa" Sela Seohyun segera. "Meski kami sudah sangat berhati hati, tapi... saranmu juga ada benarnya"
"Walau kau begitu aku tidak jamin jika pria disebelahmu itu punya pemikiran yang sama. Asal kau tau saja, bertahun tahun aku mengenalnya kupikir dia hanyalah keparat dingin yang hanya memikirkan dirinya sendiri"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda
RomanceSegala hal berubah sejak saat itu. Meski hati berteriak akan kerinduan, kenyataan selalu hadir dan menghantam dengan sangat keras. Membuat satu hati tersiksa dan satu hati lagi menyimpan kebencian akan apa yang telah terjadi, meski telah dihadapkan...