21

1.6K 166 50
                                    

Waktu terus berjalan dan selama itu juga Elena tak mendapat respon yang dia inginkan.

"Sayang" Panggilnya kembali dikala mengenakan mantel. "Eomma harus menemui kurator di gallery sekarang. Jadi jika kau memang perlu mengatakan sesuatu, maka lain kali saja"

Begitu melintas tiba tiba saja kedua kakinya berhenti lalu berputar menghadap Kyuhyun.

"Kau masih mengenakan pakaian yang sama dengan tadi malam" Ungkapnya dengan merapikan baju Kyuhyun.

"Apa mungkin kau juga belum makan hingga saat ini? Bahkan belum mandi? Ya ampun, biasanya selebriti selalu menjaga penampilan mereka dan bukannya berkeliaran dengan wajah habis bangun tidur itu kemana mana"

"Eomma tau apa yang ingin kukatakan" Sang putra pada akhirnya memberikan sahutan bernada sinis.

"Bagaimana eomma bisa tau jika kau baru mau bicara sekarang"

"Asistenmu itu pasti sudah mengatakannya, jadi jangan pura pura tidak tau"

"Hm, kau benar" Elena menanggapinya dengan santai. "Lantas kau mau eomma bagaimana?"

"Berhenti mengirim seseorang untuk mengikutiku. Eomma hanya membuat diri sendiri terlihat menyedihkan dengan berharap terlalu banyak pada orang lain"

"Tapi MiYeon menyukaimu sayang, sangat suka. Setiap kali eomma membicarakanmu dia akan terlihat antusias meski yang dia perlihatkan hanya ketenangan. Dia kurang pandai menutupi perasaannya padamu"

"Aku tidak peduli!!" Bentak Kyuhyun penuh amarah. "Jangan mengusik hidupku lagi apa susahnya?! Urus saja urusan eomma sendiri!"

"Kyuhyun! Dengarkan eomma"

"Eomma yang dengarkan aku!!" Balas Kyuhyun sengit. "Jika seperti ini maka aku simpulkan jika eomma telah tau semuanya"

"Tau apa maksudmu? Dan lagi kenapa kau jadi membentak seperti ini? Tidak bisakah bicara seperti biasa? Kau hanya menyakiti eomma jika begini" Kata Elena dengan mata berkaca kaca.

"Ini tidak sedikitpun sepadan dengan rasa sakit yang diciptakan kalian berdua terhadapku. Aku terpaksa melepaskan salah satu kebahagiaan terbesarku dan kalian malah memperburuk keadaan dengan memaksaku bersama orang lain"

"MiYeon adalah pribadi yang sangat baik. Dia wanita yang bisa mengerti dirimu selain kami"

"Selain kalian? Jangan berkata hal yang membuatku semakin muak"

Kyuhyun sungguh sangat marah, namun tetap saja luka dibalik selubung mata tajamnya tak dapat disembunyikan mengingat dia pun juga sudah terlalu lama memendam.

"Kalian saja tidak pernah tau bagaimana kerasnya hidup yang kulewati hingga mencapai titik ini. Kalian sibuk dengan kehidupan kalian sendiri jadi bagaimana bisa mengerti milikku apalagi meminta orang lain untuk mengerti"

"Jika memang ini semua karena hasrat kekuasaan semata, maka lebih baik lepaskan aku. Aku tidak masalah tidak lagi menjadi bagian dari keluarga ini karena aku masih punya keluarga yang sejak awal telah berjuang bersamaku"

"Tolong dengarkan eomma" Elena meraih lengan kekar putranya.

"... Kami begini karena sangat menyayangimu, tidak sedikitpun terselip keinginan untuk menyakitimu apalagi mengambil hal yang menjadi sumber kebahagiaanmu. Kami melindungimu dari apa yang menurut kami salah, kau bahkan tau jika sejak dulu sebisa mungkin kami selalu mengabulkan apapun yang kau minta"

"Dulu dan sekarang itu berbeda. Kalian terlalu memaksakan kehendak kalian padaku"

"Harus eomma jelaskan apa lagi padamu jika kami sangat menyayangimu"

TacendaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang