Cekrek!
"Hm?" Seohyun kaget mendengar suara kamera. "Leena, haruskah setiap saat kau selalu mengambil gambarku?"
"Tentu saja"
"Bahkan disaat aku masih belum siap?"
"Siap atau tidak siap pun hasilnya tetap cantik. Kau tenang saja jadi lanjutkanlah"
Selesai menjadi objek foto bagi kamera di tangan sang manajer, Seohyun beralih ke depan jendela memperhatikan hamparan hijau yang begitu rindang diluar sana.
"Ibuku..."
"Apa? Apa yang ibumu katakan kali ini?" Desak Leena, mengingat jika tak satupun orang orang di sekitar Seohyun bersikap manusiawi.
"Bukan apa apa"
"Lalu?"
"Apa menurutmu aku sungguh akan berakhir sepertinya?" Kesenduan menyelimuti wajah cantik tersebut. "Tidak persis sama karena appa menikahinya, hanya saja... aku sepertinya berbeda di bagian itu"
"Yak, kau... berhenti mengatakan hal seperti itu. Hidupmu adalah hidupmu, jangan biarkan orang lain mempengaruhi"
"Aku menanggung hal yang sama dengannya dulu. Bagaimana mungkin aku tidak memprediksi akhir yang akan terjadi padaku"
Leena terhenyak. "Meski begitu tetap saja kau tidak bisa membandingkan hidupmu dengan orang lain. Dimataku kau justru tengah menjalani kehidupan yang diimpikan banyak orang diluar sana, jadi kumohon berhenti memandang rendah dirimu sendiri. Kau telah melewati segala hal sesulit apapun itu, jadi kali ini pun semua pasti bisa kau lalui dengan baik"
Ada kalanya wanita dengan tatapan teduh itu menghembuskan nafasnya dengan berat. "Being in sunlight, breathing in air, it all ain't easy for me"
"One day it will stop, trust me"
"Hm, karena itulah aku tidak sedikitpun menyesal. Aku sangat bersyukur karena sekarang ada yang selalu menemaniku kemanapun aku pergi"
Seohyun tertunduk dalam gerak pelan seiring tangannya yang memberi usapan lembut pada bagian perut. Segala rasa sesak yang dirasa selalu sirna setiap kali hatinya dirambati kehangatan dari dalam sana.
"Ehem" Leena buru buru menghapus air matanya. "Aku... akan pulang sekarang. Hubungi saja jika ada yang kau inginkan. Besok sore aku akan kemari lagi"
"Leena"
"Ya?"
"Aku sangat berterima kasih. Kau sudah seperti saudaraku sendiri yang selalu melindungi dan mendukungku lebih dari apapun. Tapi aku juga mohon padamu, tidak peduli seberapa sulit jalan yang kulewati, aku tidak mau kau membuang air matamu untukku. Mereka terlalu berharga jadi gunakanlah untuk seseorang yang spesial bagimu nantinya"
"Yak, Seohyun-ah. Kau selalu begini" Leena berubah cemberut hingga tak lama kemudian bulir bulir air matanya berjatuhan. "Kau itu terlalu baik sedangkan orang lain belum tentu memperlakukanmu dengan sama"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda
RomanceSegala hal berubah sejak saat itu. Meski hati berteriak akan kerinduan, kenyataan selalu hadir dan menghantam dengan sangat keras. Membuat satu hati tersiksa dan satu hati lagi menyimpan kebencian akan apa yang telah terjadi, meski telah dihadapkan...